Bab 4 - Sial(an)

11.3K 567 13
                                    

Pagi ini cuaca lagi cerah - cerahnya, secerah hati gue. Jam 8 pagi gue udah stay di kampus, padahal gue baru ada kelas jam 10 nanti. Gini nih, efek diajak ngobrol sama Kak Dipa kemaren. Jadi, hari ini gue sengaja dateng pagi - pagi buat minta formulir di markas jurnalistik.

Tok... tok... tok...
Gue mengetuk pintu markas anak - anak jurnal.

"Ada yang bisa dibantu ?" Seorang cewek berkerudung menghampiri gue. Yaaah, padahal gue ngarepnya Kak Dipa yang keluar.

"Ehm... saya mau minta formulir pendaftaran kepanitiaan Kak."

"Bentar ya, silahkan masuk dulu." Ujar cewek itu mempersilahkan gue masuk. Ini pertama kalinya gue masuk markasnya anak jurnalistik. Banyak tempelan - tempelan khas mading dan foto para anggota jurnalistik. Ada foto Kak Dipa, nyempil di barisan paling belakang, tapi dalam sekali liat gue udah langsung mengenalinya.

"Dipa, ada yang minta formulir jurnalistik tuh..."

Teriakan cewek tadi terdengar sampek di telinga gue berhubung markas jurnal nggak begitu besar dan sekat yang dijadiin pembatas antar ruangan di dalam markas cuman pakai papan triplek.

Jangan bilang Kak Dipa yang bakalan ngasih formulirnya. Duh jantung gue mendadak jadi deg - degan. Padahal baru mau di kasih formulir, gimana kalo nanti gue dikasih mas kawin cobak. Mungkin badan gue langsung kejang - kejang kali ya.

Seperti yang udah gue duga, Kak Dipa muncul dari salah satu bilik ruangan sambil bawa formulir. Dia senyum ngeliat gue. "Temennya Adi yang kemarin di perpus ya ?"

"Iya Kak," jawab gue, "masih inget ternyata."

"Baru satu hari masak udah lupa." Ujar Kak dengan senyum indahnya yang nggak kunjung padam.

Subhanallah, mimpi apa gue semalem, sampai pagi - pagi udah disenyumin cogan idaman. Untung gue diciptain dari tanah liat, coba kalo dari lilin, pasti udah leleh gara - gara nggak kuat liat senyumnya.

"Temen kamu yang kemarin nggak ikut sekalian ?" Tanya Kak Dipa.

"Rio Kak maksudnya ?"
Kak Dipa mengangguk.

"Kemaren udah aku ajakin tapi dianya nggak mau Kak."
Ungkapku pada Kak Dip.

Kak Dipa mengangguk paham. "Sayang banget ya."

"Emang kenapa Kak ?" Muka Kak Dipa keliatan kecewa gitu. Kan gue jadi kepo.

"Nggak papa, kalau banyak yang daftar kan makin bagus." Jawab Kak Dipa.

"Ya mau gimana lagi Kak."

"Ini formulirnya," Kak Dipa nyerahin formuĺirnya ke gue, "batas pengumpulan formulir minggu depan ya."

"Makasih Kak." Ucapku pada Kak Dipa seraya ngambil formulirnya, "kalo gitu, saya permisi dulu Kak."

"Sama - sama." Kak Dipa nganterin gue sampai ke beranda markas. Gue nunduk niatnya mau masang flat shoes yang tadi gue lepas, tapi malah salah fokus jadi ngliatin "anunya" Kak Dipa. Alhasil, gue kepleset. Harusnya, kalo di film atau sinetron kan si cowok bakal nangkep si cewek, terus mereka tatap - tatapan. Tapi berhubung ini bukan film ataupun sinetron, gue pun terjatuh dengan mulusnya. Di depan Kak Dipa. Reaksi Kak Dipa gimana ? Dia ngetawain gue, kenceng banget lagi, walaupun setelah itu bantuin gue berdiri.

"Hahaha, kamu nggak papa kan ?" Ujar Kak Dipa sambil membantu gue berdiri, "Sorry kalo aku ketawa, refleks sih."

Untung Kak Dipa ganteng dan gue suka. Coba kalo nggak, pasti udah gue tendang tititnya.

*****

"Hahahahaha, apes banget nasib lo Vik... Vik...."

Sial. Barusan gue habis cerita kejadian tadi ke Rio, dan dia ngetawain gue. Temen macam apa itu. Nggak ada empati - empatinya.

"Rio, yang kamu lakukan ke saya itu jahat !" Ujar gue sambil nyubit perutnya.

"Ya ampun Vik, lo kalo ngomong gitu bukannya mirip Dian Sastro tapi malah mirip Parno." Rio lagi - lagi ketawa. Duh, ini hari sial gue atau gimana sih ? Kok dari tadi apes mulu.

"Ciye, yang dipikirannya cuman ada si Porno." Ledek gue ke Rio.

"Faaaak," Rio mendadak badmood. Hahaha syukurin.

"Eh gue juga mau kasih tau elo sesuatu." Lanjut Rio. Mukanya mendadak serius.

"Apaan Yo ?"

"Ini soal Kak Dipa. Jadi--"

"Yo, dicariin Kakak tingkat tuh !" Omongan Rio dipotong oleh Tiara, temen sekelas gue.
"Gue nemuin Kak Dipa dulu. Ntar gue lanjutin ceritanya." Ujar Rio seraya keluar dari kelas dan ninggalin gue.

Rio nemuin Kak Dipa ? Demi apa ?

I Laf Yu, Mas GAY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang