10 - Mendingan

9.4K 549 7
                                    

Besok Rio ultah yang ke-20. Sialnya, gue nggak cukup punya rasa apatis yang tinggi buat mengabaikan hari jadinya itu, walaupun sekarang ada jarak diantara kita.

Gue bingung antara mau ngucapin, ngasih kado, atau pura - pura nggak inget aja.

Pengennya ngado underwear buat lucu-lucuan, tapi gue khawatir ukurannya nggak tepat. Kan gue nggak tau ukuran Rio segede moncongnya trenggiling atau belalai gajah. Terus kalo dipakek juga nggak bakal keliatan. Jadi, mending gue cari kado lain aja.

"An, lo sibuk nggak?" Gue membuka pintu kamar Ana sedikit, dia lagi nonton tv sambil tiduran.

"Nggak Vik, kenapa?" Tanya Ana.

"Temenin gue jalan yuk, nyari kado buat temen gue." Ajak gue.

Ana bangkit dan mematikan tv di hadapannya. "Ayok, mumpung gue lagi gabut. Gue siap - siap dulu ya."

Sejam kemudian, sampailah kami di sebuah mall. Gue dan Ana pun mulai mencari benda - benda yang sekiranya layak dijadikan kado mulai dari jam tangan, kaos, topi, dan sebagainya, tapi nggak ada satupun yang sreg di mata gue.

Karena capek muter - muter, gue dan Ana pun akhirnya memutuskan buat makan di food court. Berhubung saat ini jam makan siang, otomatis foodcourt rame banget, tapi untungnya gue masih dapet tempat duduk.

Diantara padatnya lautan manusia yang lagi kelaparan ini, tiba - tiba gue menangkap suara ketawa ngakak cowok yang amat gue kenal. Siapa lagi cowok yang ngakaknya bisa semerdu itu kalo bukan Kak Dipa. Gue pun segera mencari sumber suara. Rupanya di belakang gue, selisih dua meja, ada Kak Dipa lagi nongki ganteng sama temen - temennya.

"An, coba lo liat dua meja di belakang gue," pintah gue ke Ana, "ada Kak Dipa An, yang pakek kaos putih jaket ijo."

"Itu Kakak tingkat yang sering lo ceritain? Ternyata ganteng banget ya aslinya." Ana mendadak heboh gara - gara pertama kali liat langsung muka Kak Dipa.

"Iyalah. Kalo gak ganteng mana mungkin gue ngefans. Tolong fotoin mereka dong, posisi duduk lo kan strategis banget." Pintah gue ke Ana. Daripada gue nengak nengok terus nanti ketahuan dan akhirnya gue malu, kan mending mantengin lewat foto. Lagian kualitas kamera hpnya Ana terpercaya, jadi gambarnya nggak bakal pecah walaupun dizoom maksimal.

Ana mencebik. "Huuu... dasar lo, ya udah agak geser dikit biar semuanya keliatan."

Gue pun segera menggeser posisi duduk, biar Ana bisa leluasa mengambil gambar Kak Dipa. Setelah selesai, gue pun kembali ke posisi semula.
"Vik, kalo diliat - liat, kok temennya Kak Dipa agak lekong semua ya," Ujar Ana sambil menggeser-geser layar hpnya.

"Ganteng mah bebas," sahutku cuek.

"Iya juga sih," sahut Ana, "pantesan cowok ganteng banyak yang suka sama cowok ganteng juga, pasti gara-gara slogan 'ganteng mah bebas'."

Gue yang lagi minum, mendadak keselek. "Njiirr omongan lo nyangkut di tenggorokan gue. By the way, buruan kirimin gambarnya gih," pintah gue pada Ana.

"Iya-iya, sabar napa." Jawab Ana.

Tak lama kemudian terdengar notifikasi dari hp gue pertanda ada pesan Whatsapp yang masuk. Gue mulai mengecek satu per satu foto yang telah dikirim Ana.

Ada Kak Dipa disana dengan berbagai pose candidnya. Mau gaya kayak gimanapun, kalo dasarnya ganteng ya tetep aja ganteng. Gue mulai mengamati satu per satu temen Kak Dipa. Temen Kak Dipa ada empat orang. Sebenernya mereka berlima ganteng semua --Kak Dipa urutan pertama yang paling ganteng sih--, tapi dandanannya pada feminin semua. Mulai dari pakek kaos V-neck, gesture tangan yang agak melambai, sampai rambut yang diwarna ala boyband korea.

Tiba - tiba ide cemerlang terlintas di benak gue. Kayaknya gue udah tau kado yang tepat buat Rio. Ah, cowok ganteng kadang emang bisa jadi sumber inspirasi.

*****

Hari ini hari ulang tahun Rio. Niatnya gue pengen ngucapin tepat jam 12 malem. Tapi berhubung gue ketiduran dan bangun kesiangan, akhirnya gue ngucapinnya sesempetnya aja. Berhubung gue bingung ngucapinnya lewat apa --mengingat hubungan kita lagi nggak akur--, akhirnya gue ngucapinnya via story instagram. Gue sengaja nggak ngetag akunnya, jadi kalo misal dia buka story gue ya Alhamdulillah, kalo nggak ya udah.

Hbd Rio,
Gue cuman bisa berharap, semoga apapun yang lo inginkan saat ini bisa tercapai :)

Cuma itu doa tertulus yang bisa gue ucapkan. Pengennya sih mau minta traktir juga, tapi gue sungkan karena gue masih belum bisa menebak situasinya bakal kayak gimana. Nggak gue sangka, sejam kemudian dia ngebales story gue.

Makasih ya Vik :D

Gue seneng banget dapet chat dari Rio. Ada harapan hubungan kita bisa jadi lebih mendingan. Gue bakal berusaha buat ngehormatin keputusan dia. Mau dia gay kek, atau bahkan jadi bencong perempatan sekalian, itu hak dia. Yang penting dia ada di sekitar gue tanpa ada rasa canggung, itu aja udah cukup. Gue pun segera membalas pesan dari Rio.
Yo, gue punya sesuatu buat lo.

Apaan Vik?

-Bersambung-

an.
Ada yang kangen Kak Dipa? Atau Rio? Atau mungkin Porno?

See you soon.

I Laf Yu, Mas GAY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang