Part 2

115 0 0
                                    

Lila, sekretaris Ruben,  sudah sangat mengenal sifat bosnya. Ruben merasa nyaman dengan Lila. Bahkan Lila sudah dianggap seperti kakak sendiri. Dia sudah lebih lama bergabung di perusahaan dibandingkan Ruben. Sudah 15 tahun Lila bekerja di perusahaan ini. Sedangkan Ruben bergabung dengan perusahaan papanya sebagai direktur utama sejak 8 tahun yang lalu.

Seperti pagi ini, Lila dapat merasakan bahwa ada hal yang mengganggu pikiran Ruben. Setelah Lila memberitahukan kepada Ruben tentang agenda hari ini, lalu dia memulai menanyakan tentang kabar Ruben,"Bos, aku lihat hari ini Bos kusut sekali."

Ruben terkejut mendengar penuturan Lila. Dia segera memperhatikan pakaian dan posisi dasinya untuk memastikan bahwa penampilannya tidak berantakan.

Namun Lila malah tersenyum dan berujar,"Maksudnya adalah wajah Bos yang kusut. Bukan bajunya."

Ruben tersenyum getir mendengar penuturan Lila. Saat ini dia tidak memiliki teman dekat untuk berbagi tentang kegundahan hatinya. Oleh sebab itu Ruben berpikir tidak ada salahnya untuk berbagi informasi dengan Lila.

"Lila, menurutmu bagaimana caranya untuk mendapatkan gadis yang cocok untuk menjadi kekasihku?"

Lila melongo mendengar perkataan Ruben. Dia sangat mengenal bosnya. Ruben bukanlah orang yang pernah menceritakan tentang kekasihnya. Apalagi curhat dengan anak buahnya mengenai wanita. Sama sekali tidak pernah. Dan setahu Lila, sangat mudah bagi Ruben untuk mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan.

Sekarang saja di perusahaan ini hampir setiap hari ada saja staff wanita yang berusaha mencari perhatian dari Ruben dengan berbagai macam cara.

Lila berusaha tidak terlalu menunjukkan kebingungannya. Bagaimanapun juga dia memiliki naluri untuk selalu melakukan yang terbaik bagi Ruben.

"Ingin yang seperti apa?"

Ruben terdiam sejenak memikirkan jawaban untuk Lila dan  berucap,"Pastikan bahwa dia belum pernah menikah dan tidak sedang memiliki hubungan dengan lelaki manapun. Cerdas, setia dan sederhana."

Lila memutar otaknya dengan sungguh-sungguh sebelum memberikan tanggapan,"Saya memiliki beberapa teman yang sudah pasti memenuhi persyaratan itu. Namun usianya 10 tahun lebih tua daripada Bos."

Ruben melotot karena terkejut mendengarnya. Dia berjalan mondar mandir di dalam ruangan sambil berpikir dan kemudian tercetuslah suatu ide.

"Dapatkah kamu membantuku untuk membuat sayembara?"

"Sayembara? Apakah Bos baik-baik saja? Ini jaman modern lho Bos."

"Apakah salah jika seseorang mengadakan sayembara untuk mencari seorang kekasih dengan hadiah uang 300 juta rupiah?"

"Apa! 300 juta rupiah? Banyak sekali."

Ruben tersenyum melihat keterkejutan Lila. Secara perlahan Ruben mulai menjelaskan maksud dari idenya tersebut dan memberitahukan kepada Lila tentang cara pelaksanaannya. Setelah Lila menyatakan bahwa dirinya memahami maksud Ruben, maka dia meninggalkan ruangan tersebut.
***

Di luar dugaan, sayembara itu mengundang perhatian banyak wanita. Tentu saja pengumuman sayembara ini dibuat tertutup dan tidak terang-terangan. Bahkan mereka tidak mengetahui orang yang membuat sayembara. Banyak juga yang meragukan sayembara tersebut. Hal itu dapat dipahami karena informasi sayembara  disebarkan Lila kepada beberapa temannya saja. Lalu tersebarlah berita lewat pesan berantai dari mulut ke mulut.

Adapun Lila mengaturkan agar setiap orang yang berminat dapat langsung melakukan pendaftaran secara langsung di sebuah ruang apartemen mewah. Lila telah memberikan informasi bahwa waktu pendaftaran adalah mulai pukul satu siang sampai lima sore. Lila tidak akan menerima pendaftaran di luar waktu yang telah ditentukan.

Di antara 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang