Part 4

120 0 0
                                    

Tiga bulan berlalu setelah Lila mendapatkan Beth sebagai pemenang sayembara. Namun Ruben belum pernah sekalipun menelpon Beth. Di hati Ruben tidak ada keinginan sekalipun untuk sekedar mengetahui Beth secara mendalam. Karena hatinya sudah terpaut kepada Abby.

Akhir pekan ini opa Arman mengundang semua anak dan cucunya untuk makan malam di rumahnya. Ruben bermaksud mengajak Abby untuk menemaninya. Namun Abby menolaknya dengan halus karena dia sudah ada janji dengan temannya.

Di saat itulah Ruben teringat akan Beth. Meskipun merasa agak sungkan karena belum mengenal Beth sama sekali, namun dia terpaksa harus menelpon Beth. Ruben bermaksud meminta Beth untuk menemaninya ke acara makan malam tersebut. Karena Ruben yakin bahwa opa Arman pasti hendak menanyakan perkembangan Ruben dan Rupert dalam rangka mencari seorang kekasih.

Jumat siang setelah makan siang, Ruben masih menimbang-nimbang apakah dirinya perlu menelpon Beth. Sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk menekan nomor ponsel Beth.

Setelah tiga kali berdering, telpon tersebut mendapatkan jawaban dari seberang dengan suara lembut seorang wanita, "Halo."

"Hai, aku Ruben, orang yang beberapa waktu lalu mengadakan sayembara," jelas Ruben kepada Beth tanpa basa-basi namun dengan nada suara yang ramah.

Dengan sedikit gugup Beth menjawab,"Ruben? Maaf, bukankah waktu itu yang mengadakan sayembara bernama Roni? Lewat mbak Lila, kan?"

Saat itulah Ruben tersadar bahwa Lila memang pernah menyewa seorang lelaki yang menyamar sebagai orang yang mengadakan sayembara. Karena sedang tidak ingin bertele-tele, maka Ruben menjawab,"Aku akan menjelaskan kepadamu nanti setelah kita bertemu. Kurahap Lila telah memberikan penjelasan kepadamu bahwa kamu harus siap kapan saja aku membutuhkanmu untuk mendampingiku."

"Ya, mbak Lila memang pernah berkata demikian. Apakah Anda ingin bertemu dengan saya?"

"Jangan terlalu formal begitu. Panggil aku Ruben. Dan aku akan memanggilmu Beth. Is it ok for you?"

"Yes, it's ok for me. Jika demikian, kapan dan di mana kamu ingin bertemu denganku?"

"Tolong temui aku nanti malam di restoran Itali yang ada di jalan Kemang Raya pada pukul 7 malam. By the way, kamu bisa ke sana sendiri kan? Maksudku, tidak perlu aku jemput?"

Meskipun Beth merasa bahwa Ruben tidak romantis sama sekali, namun bagaimanapun juga Beth mengingat statusnya memang hanya sebagai kekasih sewaan Ruben. Jadi dengan berat hati, Beth mengikuti saja permintaan Ruben.

Setelah selesai urusannya dengan Beth, tak lama kemudian pintu ruangannya diketuk. Ruben mempersilakan masuk orang tersebut. Ruben cukup terkejut ketika melihat Abby. Meskipun 3 bulan telah berlalu, namun perasaan Ruben setiap kali bertemu Abby tetaplah sama. Ada perasaan meletup-letup dalam hatinya. Serasa ingin memeluk Abby namun apa daya tangan tak sampai. Karena bagaimanapun juga Ruben adalah pemimpin perusahaan dan Abby adalah salah satu karyawannya. Ruben tidak mau dituduh melecehkan.

Abby memasuki ruangan sambil tersenyum dan segera menuju kursi yang ada di depan meja Ruben. Abby langsung mengatakan tujuannya menemui Ruben,"Pak, jika tidak keberatan, saya ingin sekali diberi kesempatan untuk mengunjungi beberapa mold maker yang ada di Tiongkok. Karena selama ini kita hanya memiliki satu mold maker. Hal ini sangat berbahaya bagi perusahaan untuk jangka panjang jika kita tidak memiliki alternatif supplier."

Dengan tujuan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir Abby, Ruben sengaja menanyakan sesuatu yang sebenarnya dia sudah tahu jawabannya,"Coba jelaskan kepadaku mengapa kamu mengatakan bahwa kondisi kita saat ini berbahaya karena memiliki satu supplier mold maker."

Abby menjelaskan dengan sangat professional, "Yang pertama adalah secara harga. Karena supplier ini mengetahui bahwa kita hanya mengandalkan dia, maka dia dapat memberikan harga seperti yang dia inginkan, meskipun harga tersebut di atas rata- rata. Yang kedua adalah dari sisi keamanan. Jika seandainya terjadi sesuatu dengan supplier tersebut, misalnya kebakaran atau bencana alam, maka hal tersebut dapat mengganggu kelangsungan bisnis kita. Yang ketiga adalah mengenai pengembangan ide. Jika kita hanya memiliki satu supplier, kita kurang bisa melakukan inovasi karena tidak ada perbandingan dengan yang lain."

Di antara 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang