"Malam Opa," sapa Ruben kepada opa-nya yang sedang membaca majalah di ruang tamu.
Opa Arman berdiri dan memeluk Ruben, "Ruben, kamu selalu tepat waktu."
Setelah melepaskan pelukannya, opa Arman melanjutkan,"Lihatlah, papa dan mama-mu serta Ruppy belum datang. Ayo kita temui oma dulu."
Ruben menarik tangan Beth dengan lembut. Sedari tadi Beth ada di belakang Ruben. Namun sosoknya tertutup oleh tubuh tinggi Ruben.
Ruben menggandeng Beth mengikuti langkah opa Arman.
Dari kejauhan Ruben melihat oma-nya sedang sibuk menata meja makan. Oma memang senang sekali memasak. Oma selalu masak sendiri untuk pertemuan keluarga.
"Lihat nih siapa yang sudah datang," kata opa kepada oma.
Oma menoleh ke arah datangnya suara dan langsung tersenyum kepada Ruben. Lalu oma mengerutkan keningnya sambil melangkah mendekati Ruben,"Ruben, siapa cewek cantik ini?"
"Cewek cantik?" tanya opa kebingungan.
" Lho bagaimana sih. Jadi dari tadi kamu gak lihat kalau Ruben datang dengan cewek cantik?" Oma balik bertanya kepada suaminya.
Opa hanya bisa menggelengkan kepala.
"Syukurlah kalau kamu tidak bisa melihat cewek cantik selain aku."
Ruben dan Beth saling memandang dan tersenyum mendengarnya.
"Oma, Opa, perkenalkan, ini adalah Beth. Dia adalah teman dekatku saat ini."
Beth mengulurkan tangan dan berjabat tangan dengan oma dan opa. Mereka berempat duduk di kursi yang mengelilingi meja makan. Oma dan opa duduk bersebelahan. Sedangkan Ruben dan Beth duduk berdampingan di seberang oma dan opa.
"Ruben, kamu memang cucu opa yang paling hebat dan dapat diandalkan. Hanya dalam waktu 3 bulan, kamu sudah berhasil mendapatkan pengganti Stella."
Oma langsung menyenggol lengan opa dan mengatakan sesuatu setengah berbisik,"Stella itu adalah masa lalu. Jangan diungkit lagi. Kalau yang ini adalah untuk masa depan."
Opa hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Oma, Opa, mungkin nanti papa, mama dan Ruppy juga akan terkejut. Mereka belum pernah bertemu Beth. Baru sebulan ini kami dekat," Ruben berusaha menjelaskan kepada oma dan opa.
"Tidak masalah. Yang penting kamu sudah punya kekasih. Opa jadi lebih tenang."
"Beth kerja di mana?" tanya oma penasaran.
"Saya bekerja sebagai staff keuangan di sebuah perusahaan swasta."
Kini giliran opa yang bertanya,"Tinggal dengan orangtua?"
"Tidak, Opa. Saya di Jakarta tinggal di rumah kontrakan bersama 2 teman saya. Kami bertiga bekerja di perusahaan yang sama."
"Oh gitu. Lha orangtua ada di mana?" oma lanjut bertanya.
"Orangtua dan kakak saya tinggal di Semarang. Saya 2 bersaudara. Kakak perempuan saya sudah menikah dan memiliki 1 putri."
"Oh aslinya dari Semarang. Itu kan yang terkenal dengan lumpia?" tanya opa.
"Iya Opa. Kalau sekarang sih selain lumpia, ada banyak makanan lain yang sering dicari para wisatawan. Ada kue moaci Gemini dan risolles Oma Londo."
Saat mereka masih berbincang-bincang, muncullah Ruppy bersama papa dan mama. Mereka langsung mendatangi oma dan opa.
Mama Ruben membawa sekeranjang besar berisi buah-buahan."Ruppy, kok terlambat banget sih. Aku sudah sampai di sini setengah jam yang lalu," info Ruben ke Ruppy.
"Biasa Kak, jalanan macet. Eh, siapa ini? Jangan bilang kalau dia cewekmu yang baru."
"Wushh, sopan sedikit bicaramu," tegur Ruben.
Papa dan mama langsung menoleh ke arah 2 putranya ketika mendengar pembicaraan Ruben dan Ruppy.
Saat itulah Ruben memperkenalkan Beth kepada mama, papa dan Ruppy.
Makan malam berjalan dengan meriah. Tentu saja celotehan Ruppy dan gaya bicara oma yang centil telah membuat suasana lebih hidup. Beth merasa diterima di keluarga ini.
Hingga dia sempat lupa bahwa semuanya ini hanyalah sandiwara saja.
***"Keluargamu menyenangkan dan kompak," ucap Beth memecah keheningan saat mereka berdua dalam perjalanan pulang ke rumah Beth.
"Ya, begitulah keluargaku apa adanya. Sayang sekali Rouen tidak ada di sini. Pasti pandanganmu akan berbeda jika kamu bertemu dia."
"Memangnya ada apa dengan Rouen?"
"Tidak ada masalah sih dengan kakakku. Tapi dia itu pendiam dan dingin."
"Oh begitu. Ruben, tadi aku mendengar kalau kalian semua memanggil adikmu 'Ruppy'. Apakah itu nama panggilan Rupert?"
"Benar sekali. Aku selalu memanggilnya Ruppy sejak dia masih kecil. Tapi oma dan opa terkadang memanggil dia Rupert."
Malam itu memiliki kesan tersendiri di hati Beth. Namun sayangnya Ruben tidak memiliki perasaan apapun kepada Beth.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara 3R
RomanceKetiga putra keluarga Wijaya memiliki sifat yang berbeda satu sama lain. Namun pesona ketiganya tidak dapat dipungkiri oleh siapapun yang melihatnya. Bukanlah suatu kesengajaan jika mereka bertiga memiliki selera yang sama tentang wanita. Kata kunc...