Tiga

162 3 0
                                    

___ Sepanjang perjalanan tak ada satu patah kata pun keluar dari mulut Wiga. Aku jadi serba salah.

Matahari mulai terbenam, 17.30, beberapa meter lagi kami akan sampai puncak. Melelahkan sekali, Wiga sudah tak terlihat tas gunungnya. Tiga meter, dua meter, satu meter dan "bruk" aku membaringkan badanku di tanah, karena kelelahan.

"guys maaf gue telat," kata maafku dibalas dengan keheningan.

Biasanya mereka menyambutku dengan suara yang berisik. Aku mulai berdiri dan menoleh ke arah teman-temanku, betapa kagetnya aku ketika melihat tak ada satu pun tenda yang berdiri di tanah lapang puncak Manglayang. Seharusnya tanah lapang ini dipenuhi tenda-tenda temanku atau para pendaki lainnya. Namun, sekarang kenyataanya tak ada satu pun.

Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang ku lihat. Pasalnya, mereka tidak mungkin berkemah di puncak utama. Karena, puncak utama terlalu sempit, curam, dan memang ada larangan untuk mendirikan tenda di sana. Rawan longsor menjadi alasan utama.

Di puncak ini lah harusnya mereka membangun tenda. Para pendaki menyebutnya Puncak Bayangan. Disebut demikian karena memang puncak ini bukan puncak utama Gunung Manglayang.

"Wiga..... Wiga.... kenapa teman-teman kita gak ada?!!.... Wiga....!!!,"

Tanpa ku sadari, Wiga pun menghilang entah kemana. Seketika ku rogoh tas gunungku untuk mengambil telepon genggam. Ternyata telepon genggamku tidak aktif sedari tadi. Aku mencoba mengaktivkannya.

"tingtong.... tingtong..... tingtong..... tingtong...," banyak pesan yang baru masuk. Pesan di grup kelas, ini dari Wiga.

"Guys... sorry nih acaranya diundur, gue lupa kalo hari ini tuh malem Jumat. Sebenernya jam 13.00 gue udah di lokasi, cuman pas liat warung Bu Yati tutup, gue jadi keingetan malem Jumat. Tau sendirilah alesannya. Oke guys sorry ya hehe,"

Rika: "Ya ampun, untung lu ingetin, gue juga lupa kalo sekarang malem Jumat".

Ardi "Selamet.... selamet... maklumlah orang lagi libur jarang liat kalender ekwkwk".

"...................... ".

Demi Tuhan, aku pun lupa bahwa hari ini hari Kamis, malam Jumat. Salah satu pantangan di gunung ini adalah naik di malam Jumat. Menurut cerita lokal yang beredar dari mulut ke mulut, malam Jumat adalah waktunya para siluman berkumpul di Manglayang. Pernah ada beberapa kejadian tentang hilangnya para pendaki di Manglayang. Mereka hilang saat berkemah tepat pada malam Jumat.

Bersambung......

ManglayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang