Prolog

579 23 5
                                    

Aku bingung pada perempuan satu ini yang tiba-tiba mengajakku keruang ganti studio saat tidak ada jadwal latihan seperti ini. Maksudku tumben sekali. Firasatku baik-baik saja sejak tadi sampai kami sampai di ruang ganti. Wajah perempuan ini berubah menjadi sinis sekali padaku ,-seperti psikopat namun cantik. Tapi menyeramkan. Aku tau wajahku saat ini pasti pucat ditambah bingung. Perempuan ini mendesakku ke pojok ruangan. Sampai aku benar-benar sampai dipojok ruangan. Kedua tangannya terangkat dan menuju ke leherku.
Gawat! Aku dicekik!
Nafasku terasa berhenti saat kedua tangan lembut ini menekan leherku. Aku berontak berusaha menggapai oksigen. Dengan tenaga yang tersisa dan seperkian detik yang sangat lama aku melihat wajah perempuan ini. Sepertinya ia menyimpan dendam mendalam padaku. Sangat dalam sehingga menumbuhkan rasa benci.
Arrghhhh!! Teriakku dalam hati ketika kuku-kuku tajam perempuan ini menusuk leher ku. Darah segar mengalir dileherku, lalu selanjutnya melewati tangan perempuan ini. Cekikan nya melonggar, bahkan dilepaskan. Membuat ku megap-megap berusaha menggapai udara dengan serakah.

Bibir perempuan ini melengkung keatas menampakan senyum sinis yang menyeramkan, lalu ia menjilat tangannya yang berlumuran darah -Darahku- seperti ia menjilat coklat yang sangat lezat. Rasanya aku ingin berteriak tapi tenggorokanku terasa sangat sakit. Sakit sekali. Perempuan itu tertawa.
"Hahaha, sakit kah?" Sesak hatiku mendengar suaranya. Tidak percaya ternyata perempuan yang kukenal lugu dan lucu bisa sekeji ini. Akupun memaksakan diri untuk bicara. ,-dan percaya atau tidak ini sakit sekali!
"A.. Apa ma.. u mu sa.. sa.. san?? Ahh!" Kataku tergagap-gagap dengan tenaga yang tersisa. ,-dan benar kataku ini sakit sekali huft.
"Apa mau ku? Aku mau kamu gabisa nyanyi lagi. Aku benci liat kamu dekat dengan dia. Awalnya aku yang memperkenalkan kalian. Tapi kau yang lebih dekat dengannya. Hatiku sakit!" Dengan nada suara yang lembut ,-dibuat-buat. Setelah mengucapkan itu ia pun menangis. Lalu ia sedikit tertawa ,-tertawa ala-ala psikopat gitu. Dan akhirnya mengeluarkan sebuah benda yang mirip pensil ,-kurasa. Tapi bagian ujungnya tajam. Setajam pisau. Perlahan mendekatkan benda itu pada bibirku.
Sreeeetttt. Disayat lah dengan sangat pelahan bibirku yang manis ini. ,-memang aku manis ko. Darah kembali mengalir banyak sekali sehingga bajuku yang tadinya warna putih kini berubah jadi merah darah. Bagian bawah bibirku tergantung begitu saja disana dan akan bergoyang-goyang jika aku bergerak. Dan kalian tau tidak? Jika ada angin lewat ini rasanya uuugghhhh perih sekali. ,-kurasa seperih hati perempuan ini saat aku dekat dengan doi-nya. Wajah wanita itu kembali mendekatiku. Lidahnya menyentuh bibirku, kupejamkan mataku. ,-bukan untuk menikmatinya ya tapi untuk menahan rasa sakit, jangan ambigu please. Perempuan ini mejilat darahku yang mengalir deras. Lalu ia tersenyum. Aku ingin sekali berbicara tapi bibirku tidak bisa bergerak dan tenggorokanku terasa sakit.

Ia kembali mendekatkan benda itu pada mulutku, lebih tepatnya memasukan benda itu kedalam mulutku. "Mulai sekarang kamu gaakan bisa nyanyi lagi, Grazuela!"
Pada saat itu juga rasa kecewa menyerbu hatiku. ,-sekaligus rasa sakit pastinya. Batinku pun berbicara.

Aku kecewa padamu. Sangat!

Psikopat CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang