Part 3

42 6 3
                                    

Billa POV

Jam alarm membangunkanku dengan suara yang begitu keras. Aku lihat jam alarm di nakas sebelah tempat tidurku pukul lima pagi lalu aku merasakan ada tangan yang melingkar di atas perutku kutengok ke sebelah ternyata itu tangan Ari yang sedang memeluku.

Aku cukup terdiam memandangi lelaki itu. Rahang yang tegas, alis yang tebal, hidung mancungnya dan bibirnya itu. Sempurna. Kata itu yang begitu saja terlintas di pikiranku tapi aku segera menepis itu semua dari pikiranku dan segera bangun untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim.

Ari yang sudah terbangun kaget melihatku sudah memakai mukena lalu segera bangkit mengambil Air wudhu juga sedangkan aku hanya diam menunggu Ari keluar dari kamar mandi, yap aku menunggunya untuk sholat berjamaah pertama kalinya.

Setelah selesai sholat aku segera menyiapkan pakaian Ari yang akan digunakannya dan Ari sendiri sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Aku hanya menyiapkan kemeja berwarna biru muda dan celana bahan berwarna hitam. Kurang dari 10 menit aku sudah menyelesaikannya.

lalu kulangkahkan kakiku menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk kami. Aku mengecek isi kulkas Ari ternyata kosong hanya air dingin dan beberapa minuman kaleng.

"Huh dia itu engga pernah masak apa kulkas isinya cuma begini doang" omelku tanpa sadar tenyata Ari sedang memperhatikanku dari belakang

"Aku jarang memasak, aku selalu menyuruh suster di rumah sakit membelikan makanan sebelum aku pulang kerja" jelasnya dan itu membuatku kaget mendengar suaranya itu.

"Bisa engga sih engga usah ngagetin"

"Maaf. Kita sarapan sama roti aja ya. Rotinya biasa aku simpan di meja makan"

"Iya"

Disini kami di meja makan yang cukup untuk empat orang ditemani oleh satu tumpuk roti dan teh manis hangat.

"Ini ada dua kartu ATM buat kamu setiap bulannya aku transfer, satu untuk keperluan rumah dan satu lagi untuk keperluan kamu" jelas Ari dan aku hanya mengangguk.

Selesai sarapan Ari segera bangkit dari kursinya disusul olehku. Aku masih belum mengeluarkan suara hingga saat Ari akan membuka pintu apartemen suaraku menghentikan pergerakannya

"Ar" panggilku menunduk

"Ada apa Bil?" Tanyanya sambil senyum dan mengangkat daguku untuk menatapnya

"Aku mau minta izin hari ini mau belanja bulanan kulkas kita kosong"

"Oke, kamu hati-hati ya. Kabarin aku kalo kamu mau berangkat dan kamu pake mobil yang satu lagi aja ada di basement, kuncinya di nakas kamar"

"Iya, makasih Ar"

"Sama-sama"

Setelah Ari berangkat kerja aku segera merapikan apartemen. Apartemen Ari cukup luas terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur dengan mini bar, 1 kamar mandi di luar, 2 kamar tidur di lengkapi oleh kamar mandi di dalamnya, 1 ruang kerja. Sekitar pukul 11 aku baru selesai membersihkan apartemen, badanku lengket oleh keringat. Aku menunggu keringat kering dan akan langsung bergegas mandi

----
Aku sudah berada di dalam mobil yang tadi Ari beri tahu, untung saja aku bisa membawa mobil jadi aku tidak perlu naik taksi. Perjalanan dari apartemen ke supermarket tidak memakan waktu yang lama hanya butuh waktu sekitar 15 menit. Selama di perjalanan aku hanya mendengarkan musik dari radio.

Kini aku sudah berada di dalam supermarket saat aku sedang memilih sayuran handphoneku berdering menandakan ada telepon masuk dan setelah kulihat ternyata dari Ari segera aku angkat telepon darinya.

"Hallo assalamualaikum Bil"

"Waalaikumsalam Ar"

"Kamu sudah pergi belanja Bil?"

"Sudah Ar, ini aku lagi di supermarket. Maaf aku lupa kabarin kamu sebelum berangkat, memangnya kenapa?" Jawabku seraya mengangguk walaupun Ari tidak melihat

"Oh iya bill engga apa-apa, aku cuma mau kasih tahu kalo aku pulang telat karena ada pasien yang harus kemoterapi malam ini. Sebenarnya jadwalnya besok tapi karena pasienku ada halangan jadi waktunya dimajukan menjadi malam ini. Kamu engga apa-apa kan Bil?"

Aku mendengarkan penjelasannya "iya engga apa-apa Ar kamu selesaikan dulu saja pekerjaanmu"

"Makasih Bill. Oh ya sama satu lagi kamu tidak usah masak nanti biar aku pesankan makanan untuk diantar ke apartemen kita"

"Iya sama-sama Ar"

"Yaudah aku tutup teleponnya kamu hati-hati ya. Assalamualaikum"

"Iya Ar waalaikumsalam"

Ternyata Ari memberiku kabar bahwa dia akan pulang telat dan aku disuruh tidak masak untuk makan malam karena dia akan memesankan makanan. "Ari pengertian" ucapku lalu terkekeh. Memang aku sedang tidak mood untuk memasak hari ini dan Ari mengabarkan seperti itu.

----
Ketemu lagi hehe semoga engga bosen ya :). Jangan lupa vote comment

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang