Part 5

71 6 0
                                    

Hati-hari disini ada 17th +
----
Billa POV

"Belanjaan udah disimpan, rumah udah rapi. Ngapain lagi ya. Ehmm lebih baik aku mandi lalu nonton tv sambil tiduran" ucapku bermonolog di balik mini bar.

Saat aku hendak melangkah ke kamar tiba-tiba telepon apartemen berdering.

"Hallo selamat sore" suara lembut wanita terdengar dari seberang telepon sama. Ah ini pasti resepsionis hotel.

"Ya selamat sore, ada apa mba?" Tanya ku

"Saya ingin memberitahu tadi ada kurir dari restoran sunda kelapa menitipkan pesanan makanan untuk diantar ke kamar ibu" ucapnya

"Oh yasudah bisa antarkan sekarang ke kamar saya?" 'Ini pasti dari Ari'

"Baiklah tunggu sebentar"

"Ya terimakasih"

"Iya sama-sama mba"

Aku menunggu orang yang akan mengantarkan pesanan makanan dari Ari sambil menonton acara musik di tv. Beberapa menit kemudian bel apartemen berbunyi, aku segera bangkit dari dudukku untuk membukakan pintu apartemen dan mengambil makanan.

Setelah selesai mandi aku berjalan menuju ranjangku dan kurebahkan badanku hingga akhirnya mataku terpejam dan memasuki dunia mimpi.

----
Author POV
Pukul 8 malam Ari baru tiba di apartemen, saat Ari membuka pintu apartemen ternyata terkunci.

"Ehmm, Billa kemana?" Monolog Ari sembari mengeluarkan kunci cadangan apartemen. Berhasil pintu terbuka.

Gelap. Keadaan apartemen gelap. 'Tumben bukannya Billa tidak suka ruangan gelap ya' lalu Ari berjalan menuju saklar lampu dan mulutnya yang sibuk memanggil Billa.

"Bill... Billa"

Tidak ada sahutan. Ari langsung ke kamar mengecek keberadaan Billa. Lega. Ternyata Billa sedang tidur. Ari berjalan perlahan tanpa menimbulkan suara mendekat tempat tidur. Ari memandangi wajah Billa yang begitu damai saat tertidur. Inilah hal favorit Ari. Cukup lama Ari memandangi Billa hingga mulutnya mengeluarkan suara.

"Maaf"

"Maaf Bil untuk kejadian malam itu"ucap Ari dengan rasa bersalah yang kembali muncul kepermukaan

Hanya kata maaf yang bisa Ari lantunkan malam itu hinggap Ari tak sadar setetes air matanya jatuh mengenai tangan Billa membuat wanita itu mengerjapkan matanya dan langsung menunjukkan ekspresi kagetnya. Lucu. Tapi tetap saja rasa bersalah dan sesak itu tetap muncul pada diri Ari.

Kini Billa mulai duduk dari posisi sebelumnya dan sembari menatap Ari. Tatapan mata keduanya bertemu seolah menyalurkan perasaannya. Perasaan Billa yang seolah bertanya 'ada apa dengan Ari' dan perasaan Ari yang menunjukkan rasa bersalah padanya.

"Maaf aku membangunkanmu Bill" ucap Ari tak enak karena memang benar Ari telah membangunkan Billa

"Engga apa-apa Ar, kamu kenapa menangis" ucap Billa yang sudah tau Ari menangis

Tanpa jawab pertanyaan Billa, Ari langsung menarik Billa kedalam pelukannya. Menenggelamkan wajah terisaknya kecekukan leher Billa. Bahunya bergetar hebat seolah ada beban dan rasa bersalah itu merekat kuat. Billa yang bingung apa yang harus dilakukannya untuk membuat suaminya itu berhenti menangis. Hingga seolah ada dorong pada tubuhnya, Billa mulai membalas pelukannya Ari dan tangannya mulai terangkat untuk mengusap punggung Ari agar lebih tenang.

"Maaf Bil... maaf atas malam itu" ucap Ari masih terisak

Deg

Seolah tau akan makna ucapan Ari tadi tubuh Billa menegang mendengar ucap suaminya itu, seperti tanpa aba-aba dari pemiliknya otak Billa langsung memutar kejadian malam itu seperti kaset rusak dan perlahan air matanya mulai meluncur.

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang