Part 8

160 3 0
                                    

Ari POV

"Duh pagi-pagi udah sakit perut aja" ucapku setelah keluar dari kamar mandi. Mulas sekali. Perutku rasanya seperti sedang di kuras. Mulas banget. "Ini pasti karena semalam makan rujak"

Belum sampai 10 menit aku keluar dari kamar mandi, sekarang perutku mulai protes ingin mengeluarkan sisa-sisa makananku tadi malam.

"Ya ampun ini udah ketiga kalinya gue bulak-balik kamar mandi" dengan keringat bercucuran akhirnya aku masuk lagi kedalam kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, aku melihat Billa yang baru saja bangun tidur. Sexy. Dengan mata yang masih sedikit sayu, rambut yang masih berantakan.

"Pagi Bill" sapaku

"Pagi Ar. Oia sekarang kita jadi kan ke rum-?"

Belum selesai aku mendengarkan omongannya, perutku terasa melilit lagi. Tanpa basa basi langsung aku pergi masuk lagi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi samar-samar aku mendengar kalo di luar ada suara orang yang sedang menangis. Dengan panik aku segera menyudahi aktivitasku ini dan segera keluar kamar mandi.

Saat aku keluar kamar mandi aku sudah melihat Billa yang sedang menunduk dengan bahu yang bergetar.

Perlahan aku mendekati dia dan menepuk bahunya. Dengan lembut aku bertanya pada Billa "kamu kenapa Bill? Kok nangis, aku ada salah ya sama kamu?"

Billa masih saja diam. Aku mulai mengingat kejadian sebelumnya. "Perasaan gue engga ada salah deh sama Billa. Tapi kenapa dia nangis, engga jawab pertanyaan gue juga lagi"

"Bill"

"Ka..mu.. jah..at sama a..ku" ucap Billa sambil terisak

Aku mulai mengerutkan dahiku mencoba berpikir hingga aku tidak menemukan jawaban untuk pernyataan Billa tadi.

"Aku jahat kenapa Bill?"

Saat aku bertanya seperti itu Billa malah semakin terisak. Dan aku semakin bingung.

"Bill aku jahat kenapa?" Tanyaku sekali lagi

"Ta..di a..ku ngo..mong sa..ma.. kamu tapi... ma..lah ka..mu tinggal pergi" jawab Billa yang kini membuatku mengingat kejadian tadi

"Ya ampun Bill, tadi perut aku melilit banget. Aku udah keluar masuk kamar mandi ada kali lima kali, makanya tadi aku tinggal pas kamu lagi ngomong perut aku udah engga kuat." Jelasku sejelas-jelasnya dan Billa mulai berhenti menangis

"Hah kamu sakit Ar? Kok Bisa sih" tanya Billa. Aku melihat raut wajah cemas di wajah Billa.

"Iya sakit perut karena semalem aku makan rujak"

Billa sukses melotot akibat ucapan Ari "Makan rujak malem-malem, engga ada kerjaan kamu."

"Loh kok kamu salahin aku? Kan semalem kamu yang suruh aku makan"

"Ja...di ini... sa...lah aku?" Billa mulai kembali terisak dan aku kembali panik dengan isakan Billa

"Bukan bukan, oke ini salah aku Bil" daripada Billa makin menangis lebih baik aku yang mengalah

"Iya emang itu salah kamu. Yaudah tunggu sini aku ambil obat dulu" omel Billa lalu melangkah keluar kamar

Sedangkan aku hanya diam sambil masih berpikir dan bertanya dalam hati "bukannya dia yang semalam nyuruh gue makan rujaknya sampe gue sakit perut gini terus pagi ini dia nyalahin gue kenapa makan rujak pas gue bilang kalo gue disuruh dia eh dia malah nangis, haduh gusti kenapa sama Billa"

Saat aku sudah selesai mencerna kejadian tadi Billa kembali dengan membawa obat dan segelas air. "Ini sekarang minum terus istirahat, aku mau bikin sarapan dulu"

"Iya Bill, makasih"

-------
Billa POV

Masak udah selesai, beres-beres rumah udah juga akhirnya istirahat juga. Aku segera menyusul Ari ke kamar. Kulihat Ari sedang tertidur sedangkan aku segera masuk ke kamar mandi.

15 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi dan segera membangunkan Ari karena dia belum mandi dan hari sudah siang.

"Ar bangun udah siang, mandi dulu cepet"

Ari hanya bergumam

"Ariiiiiiiii bangun udah siang, kamu engga akan mandi hari ini. Jadi dokter kok jorok banget sih. Cepet mandi." ucapku lantang sambil mengguncang tubuhnya dengar keras. Bodo amat dah kalo dia pada sakit badannya sama berisik karena suaraku. Suruh siapa malah bergumam. Tapi, akhirnya dia bangun juga engga sia-sia aku mengeluarkan suaraku ini. Eh kalo dipikir-pikir tadi suaraku udah kek emak-emak lagi bangunin anaknya tapi biarin lah aku kan emang calon emak anaknya kan.

Aku segera duduk di depan meja rias, kulihat kini leherku sudah dihiasi oleh sebuah kalung pemberian dari Ari. Kalung dengan snowflakes ditengahnya dan dengan sebuah surat yang jujur sih sedikit bikin aku leleh. Bahkan sampe sekarang suratnya aku simpan dan kalimatnya masih teringat.

Dan, kulihat sebuah dress yang bergantung di sebelah meja rias dan aku baru teringat kalo hari ini rencananya akan ke rumah mama tapi karena Ari sakit jadi aku batalkan saja. Dan, kali ini aku memilih memakai celana pendek dan kaus oblong yang lumayan besar.

----
Hai kalian ketemu lagi di Part 8 jangan bosen-bosen ya baca cerita yang gue bikin😂😂 dan vote dan comment jangan lupa ya 😂😂. Makasih 😃.

Oia mohon maaf lahir batin ya kalian, apabila gue punya salah 😃😃

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang