2

3.2K 287 117
                                    

Sebuah ketertarikan tak butuh waktu bertahun- tahun. Berbeda dengan cinta terkadang waktu sulit membuktikan perasaannya.

DISC@MK
Warning@ typo,occ dll

Kejadian seminggu lalu masih membekas diingatannya. Bahkan berita yang menanyangkan adegan ciumannya bersama pengacara jenius itu masih tersiar. Televisi gosip terus mencari berita-berita terkait. Bahkan beberapa membahas kandasnya hubungannya dengan Gaara. Namun dari semua berita satu hal yang mampu menarik atensinya, kabar bahwa Uchiha Itachi memiliki ketertarikan dengannya. Pria yang mampu membuat jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.

Hinata memegangi dadanya, seulas senyum tercipta. Ada rasa pria dua puluh sembilan tahun itu telah terpesona padanya. Hinata membuka ponselnya, Hinata memandangi sebuah foto Itachi. Mengenakan setelan jas silver, berdasi kream bervariasi silver. Rambut panjangnya diikat rapi, tak ada senyuman memang hanya wajah datar dan acuh seperti biasanya. Hinata menyentuh wajah Itachi dalam layar ponselnya. Sesekali memeluk ponselnya didadanya. Hinata gadis di awal dua puluh satu itu bergulung- gulung di ranjangnya bahagia. Hinata yakin Itachi telah jatuh dalam pesonanya.

Mengabaiakan managernya yang terus menghubunginya, fans- fansnya yang meminta konfirmasi bahkan ayahnya terlanjur bahagia.

Hinata memejamkan Lavendernya, masih tersenyum manis. Membayangkan wajah Itachi, pria teramat dirindukannya. Namun bukan wajah Itachi melainkan seorang pria berkuncir nanas yang tengah membalas ciumannya. Kilatan blits terus menyala. Hinata melupakan fakta lain, Hinata belum menyelesaikan masalahnya dengan tuan nanas. Buru- buru Hinata membuka Lavendernya, diraihnya ponsel didalam laci. Menghidupkanya tergesa. Firasatnya benar tujuh puluh enam panggilan tak terjawab dari atyahnya, seratus tiga pulub sembilan dari managernya, dan seratus dua puluh dua dari tuan nanas. Tersisa dua panggilan dari nomor tak dikenal. Hinata mengabaikan nomor itu, memencet tombol call, kali ini ia menghubungi managernya. Hinata yakin managernya pasti pusing tujuh keliling mencarinya. Pasalnya Hinata tidak berada di apartemennya melainkan di rumah mungilnya dipinggiran kota, tak ada yang mengetahui ia memiliki rumah di sini, suasana cukup tenang untuk bersembunyi.

Tak butuh waktu lama, managernya mengakat panggilan Hinata. Suara berdecak marah langsung menyapa indera pendengarannya. Hinata bahkan sedikit menjauhkannhmya dari telinganya.

Maaf

Terimakasih

Benarkah

Sungguh

Maaf

Hanya jawaban singkat yang diucapkan Hinata. Sang manager terdengar marah dari nada suaranya. Biasanya artisnya aman dari skandal dan berita tentang Hinata dan Shikamaru membuat kepalanya pusing.

" Ah terimakasih, Kakashi-san". Hinata mengakhiri panggilannya dengan Kakashi.

Selanjutnya menghubungi assistennya, Ayame adalah assisten yang dibayar khusus oleh ayahnya. Sedang Kakashi adalah manager yang ditunjuk dari pihak agency.

" ah Ayame"

"_"

Maaf

" _"

Apa, tunggu

Hinata langsung mematikan ponselnya, mengambil remote TV dan menyalakannya. Hinata hanya mampu mengedipkan matanya. Menyaksikan tuan nanas duduk bersama ayahnya,.sementara di depannya Ino Yamanakan presenter gosip termahal sedang mewancarai keduanya. Ayahnya dan Shikamaru Nara.

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang