3

2.6K 243 14
                                    

Rasa hangat menjalar di dada
Senyummu terkembang melebihi indahnya senja
Aku merasa ada sesutu hadir dan hidup kembali
Kan kuraih dan genggam erat tanganmu
Memulai semuanya denganmu
Sambutlah dan aku akan menerima




Disc@ Naruto punya om MK
Warning@ typo, occ, dll





Suasana canggung sedikit hening menerpa dua insan duduk berhadapan. Hinata hanya mampu menelan ludahnya sedangkan sang pria menatapnya dalam diam. Tak ada pembicaraan setelah pertemuannya dengan tuan nanas ralat calon suaminya dan resmi menjadi suaminya dalam waktu delapan puluh jam ke depan. Hinata begitu shock dengan berita tersebut, Shikamaru berhasil menemukan keberadaanya terlebih saat ini dirinya tak mampu mengklarifikasi dirinya yang semberono mencium pengacara muda tersebut.

" Aku tahu kau tak mencintaiku". Shikamaru rupanya menyadari bahwa Hinata tak menginginkannya. " Bahkan malam itu kau berniat membuat Uchiha itu cemburu, hanya pria bodoh yang tak menyadarinya". Shikamaru mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya dengan pematik api. Hinata hanya memperhatikan Shikamaru intens. Shikamaru mulai menghembuskan asap rokok dari mulutnya, sedikit memegangi pelipisnya dengan rokok terselip diantara jari- jarinya. Hinata merasa tuan nanas seperti itu terlihat begitu tampan. " Anggap aku pria bodoh itu, aku takkan melepasmu seperti seseorang tak berguna, sepertinya kau harus bersikap dewasa dengan bertanggung jawab pada sesuatu yang kau buat nona". Shikamaru berdiri sambil menghisap rokoknya lagi.

Hinata masih terdiam tak ada pembicaraan yang keluar. Hinata mengerti dengan arti tanggung jawab. Ia yang memulainya dan ia harus menyelesaikanya.

"Setidaknya ucapkan sesuatu, aku yakin kau gadis pintar nona". Shikamaru menatap ke arah Hinata. Manik hitamnya menatap tajam model cantik itu, sedang yang ditatap masih terdiam tak berbicara. Lidahnya terasa kelu dan kaku.

" Aku anggap kau menyetujuinya". Shikamaru hendak berlalu sebelum lengannya dicekal oleh Hinata. Lavender bertemu onix. Tak ada percakapan hanya tatapan saling melukai. Shikmaru terdiam dan Hinata tak bergeming. Keduanya larut dalam keheningan tak berarti tak ada yang ingin memulai memecah keheningan.



.



.


.


Yoshino nampak antusias memilih gedung pernikahan untuk putranya. Bahkan semua serba mewah dan temanya serba ungu. Yoshino sangat memperhatikan warna kesukaan calon menantunya. Shikaku hanya menggeleng- gelengkan kepalanya. Sedang Hiasi yang tiba- tiba turut andil tersenyum kecil. Tak ada wajah dingin hanya wajah cerah tak ada raut kekhawatiran lagi.

" Lihatlah wajah yang tak pernah tersenyum ini". Shikaku sedikit terkekeh kecil.

"Impian terbesar seorang ayah adalah mengantarkan putrinya pada pelukan pemuda yang mampu menjaganya". Ada rasa haru saat Hiasi Hyuuga mengucapkan kata- kata penuh kebahagian.

" Aku senang akhirnya Shikamaru yang mendampingi putrimu". Shikaku berucap tanpa memandanga ke arah Hiasi .

" Aku yakin Shikamaru bisa diandalkan". Hiasi tersenyum sambil memejamkan kedua maniknya. Shikaku menepuk pundak Hiasi .

" ya ampun besan,kau bisa tersenyum juga". Yoshino nampak menyindir Ayah dari calon menantunya.

Hiasi kembali menunjukkan wajah datar setelah mendapat sindiran dari Yoshino. Calon ibu mertua putri tercintanya.

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang