Prolog

115 10 0
                                    

Faithful - Prolog

_______

Matahari terbit di Exortus dan
terbenam di Occidens

.....

"Nona manis, sudah ku bilang dia itu pria brengsek. Lebih baik kau memilihku, aku akan menjadikanmu layaknya seorang ratu. Kau akan jadi penguasa di kedua wilayah." Ucap seorang pria sambil mencengkeram wajah seorang gadis yang terduduk di lantai dengan tangan terikat ke belakang.

Gadis itu membuang muka, merasa tak sudi disentuh sang pria, mulutnya yang dibungkam membuat ia tak mampu memberikan jawaban apapun.

Pria bengis itu menatapnya sambil menyeringai, "kau begitu percaya diri dia akan membebaskanmu, mana buktinya? Besok pengadilan akan memberikan vonis untukmu, tapi lelaki pujaanmu masih belum menampakkan batang hidungnya sedikit pun." Tawanya menggelegar memenuhi ruang penjara yang berpenerangan minim.

Si gadis menatap penuh kebencian, batinnya terus merutuki pria tak berperasaan tersebut. Meski sembilan puluh persen yang menghuni daerah itu berhati iblis, tapi ia yakin pria yang sejak tadi menjadi topik utama pembicaraan mereka berbeda dan pasti datang menyelamatkannya.

"Sebagai seorang mata-mata dan penipu, hukuman untukmu hanya satu, kematian!" Pria tadi melenggang pergi dari ruang kotor, sempit dan gelap itu. Ia keluar sambil mengibaskan tangan jijik.

"Dia pasti menolongku dan dia akan membunuhmu! Kau lihat saja, dia pasti akan datang." Ingin sekali gadis itu meneriakkan kalimat tersebut keras-keras tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Ia bersimpuh dengan kepala tertunduk ke lantai penjara yang dingin, air matanya mulai luruh, "orang yang aku cintai tidak mungkin setega itu."

Sisa malam itu ia habiskan untuk menangis.

Kepercayaannya mulai terkikis, ketakutan pun mulai menguasai hati, saat yang dinanti tak kunjung menampakkan diri, padahal orang itu sudah berjanji.

_____**_____

Sepuluh tahun sebelum vonis.

Seperti biasa pagi hari di Exortus sangat hangat dan ceria, tawa anak-anak para penduduk menghiasi seluruh pelosok wilayah tersebut. Seorang gadis kecil berambut panjang nampak berjalan mengendap-endap hendak keluar dari Exortus menuju perbatasan. Sesekali ia menoleh ke belakang, takut seseorang mengikutinya.

"Yes! Sebentar lagi aku sampai" gadis kecil itu bersorak dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yes! Sebentar lagi aku sampai" gadis kecil itu bersorak dalam hati.

Tinggal beberapa langkah lagi ia tiba di perbatasan antara Exortus dan Occidens. Sayangnya tangan besar itu lebih dulu hinggal di telinga kiri gadis kecil itu.

FAITHFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang