1. Bumi dan Langit

94 8 0
                                    

Tiga bulan sebelum vonis.

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang di Exortus. Sebuah kedai kopi yang terletak tepat di tengah-tengah kota tampak ramai pengunjung. Di ujung ruangan kedai, tampak seorang gadis berusia delapan belas tahun memakai kacamata, tengah duduk bertopang dagu di salah satu bangku. Seperti tengah memikirkan sesuatu. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai bebas tak diikat.

Suasana kedai kopi yang ramai seperti tidak mengganggunya sedikit pun, ia tetap fokus pada pikirannya sendiri. Sesekali ia menghela napas panjang.

Gadis itu kemudian menggigiti ujung kukunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu kemudian menggigiti ujung kukunya.

Di tengah-tengah aktifitasnya, tiba-tiba seorang pria datang dan langsung menggebrak keras meja di depannya, membuat si gadis berkacamata sedikit terlonjak kaget.

"Tyo!!!" gadis itu mendengus kesal ke arah pria yang baru saja datang. Pipinya menggembung dan matanya memicing tajam, kedua alisnya sedikit turun ke bawah.

Bukannya meminta maaf, Tyo malah tertawa keras, seperti puas telah membuat si gadis berkacamata terkejut.

"Azalea Raflesia, rencana bodoh apa lagi yang sedang dipikirkan otakmu?!" dia menunjuk-nunjuk dahi gadis di depannya lalu sedikit memberikan dorongan hingga kepala gadis itu bergerak pelan ke belakang.

Merasa tidak senang, Lea menyentak kasar tangan Tyo.

Pria yang memakai kemeja kotak-kotak dengan dalaman kaos putih itu memasukkan tangannya ke saku celana, lalu menatap Lea dengan lebih serius.

"Sudahlah Le, menyerah saja!" Ujarnya santai, tangan kanannya bergerak menarik kursi di seberang Lea lalu duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudahlah Le, menyerah saja!" Ujarnya santai, tangan kanannya bergerak menarik kursi di seberang Lea lalu duduk.

Lea menatapnya dan terdiam sejenak.

Beberapa saat kemudian gadis itu akhirnya mengeluarkan suara, "tidak akan! Aku tidak akan pernah menyerah."

"Sebenarnya apa yang membuatmu begitu penasaran pada tempat itu?" tanya Tyo yang sudah menopang dagu menatap Lea. Lagi-lagi Lea terdiam menatapnya, ia berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan salah satu sahabat kecilnya tersebut.

FAITHFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang