Part 1

45 2 0
                                    

Disebuah sekolah menengah atas dibilangan daerah jakarta sedang ramai ramainya karna siswa siswainya dinyatakan lulus ujian nasional dan mereka akan melanjutkan pendidikikannya kembali kejenjang perguruan tinggi.

Di tenggah tengah hingar bingar suasana riuh ada sekumpulan anak perempuan yang malah sedang bersedih.

“hisk hisk hisk...” sesengukan salah satu dari perempuan tersbut.

“jangan nanggis lagi donk, din. Kita kan jadi naggis kalau kamu kaya gini” seru perempuan lain kepada temannya.

“aku sedih, al. Kalau kita udah kuliah kita enggak bakal bisa kumpul kaya gini lagi. Nanti aku kangen banget sama kalian semua. His hisk hisk...” unjarnya sesengukan oleh perempuan yang dipanggil dengan sebutan Di oelah teman temannya.

“enggak usah lebay deh din. Seharusnya lu happy donk kita bisa cepet lulus. Bosen gue lama lama di sekolah ini” seru temannya yang bergaya tomboy dari dibanding teman teman lainnya dengan wajah senang dan tersenyum.

“bego lu tasya. Gue tahu lu tuh mau cepet cepet lulus kenapa. Gara gara Pak Tio kan?” ujar perempuan yang dipanggil al sambil megetok kepala perempuan yang dipanggilnya tasya dengan majalah yang ada di meja tersebut.

“enggak pake gebuk bisa enggak alya. Kepala gue di pitrahin nih sama ayah sama ibu. Nah lu tahu itu gue tuh udah enek sama kelakuan Pak Tio. Serasa murid disekolah ini itu Cuma gue doank. Jadi gue happy bisa cepet cepet lulus dari sekolah ini. HAPPY” ujar tyas senang pada teman temannya sambil mengelus kepalanya yang kena timpukan majalah.

“Pak Tio suka kali sama lu tasya? lumayan loh dia juga belum nikah” ujar alya dan mendapat timpukan balasan dari tasya.

Salah satu temannya menyikut perempuan yang dipanggil al, karna salah satu temannya dari tadi tak pernah membuka suara sat dinyatakan lulus ujian nasional oleh pihak sekolah. Temannya yang menyadari segera bertanya kenapa dia tak berbicara dari tadi, malah temennya sudah ada yang mulai menanggis dan bertengkar.

“Zia Lu kenapa si dari tadi diem ajah? Jangan diem gitu ajah donk. Kita kita kan jadi binggung harus gapain” ujar perempuan yang dipanggil al.

Perempuan yang dipanggil pun hanya mendongakan kepalanya sambil membalas seyum seyum saja. Mengatakan bahwa dia tak apa. Temannya yang lain hanya mengkerutkan kening pertanda binggung mengapa dia bisa diam seperti ini dan malah membalas dengan sebuah seyuman. Mereka tak membutuhkan seyuman mereka hanya membutuhkan Zia berbicara pada mereka apa masalah yang sedang dihadapinya sekarang.

“kesambet setan penghuni kantin lu yah, zi” celetuk tasya pada Zia. Dan mendapat pelolotan tajam dari teman temannya yang lain. Tasya mendapat pelolotan itu pun salah tingkah. “eehhh... jangan liatin gue kaya gitu napa. Serem lu semua” lanjutnya.

“Lagi lu ngomong enggak pake disaring dulu. Kalo bener gimana” timpal temennya.

“gue enggak kenapa napa kho” ujar perempuan yang dipanggil zi oleh teman temannya membuka suara agar temannya yang sedang bertengakr segera menghentikannya.

Teman temannya yang mendengarnya langsung fokus pada temennya tersebut.

“terus lu kenapa Zia? Cerita donk sama kita?” ujar temannya yang dipanggil din.

“gue enggak kenapa napa kho Andin” jawab Zia pada temannya.

“terus lu kenapa dari tadi diem ajah. Kita semua udah sampai bebusa gini lu baru ngomong. Puasa ngomong lu ya? Atau pita suara lu putus ya? Kalo gitu gue telpon ibu ya?” celetuk Tasya pada Zia dan kembali mendapat pelolotan dari teman temannya.

“gila kali lu yah. Ibu lu kan dokter hewan lu kira Zia itu hewan apa” balas Andin pada tasya.

“kali ajah Zia udah berubah jadi hewan gara gara dia diem ajah” ujar Tasya dan teman temannya tertawa karna lelucon yang Tasya buat, Zia pun juga ikut tertawa bersama dan teman temannya pun ikut tertawa senang karna Tasya berhasil membuat Zia tertawa.

Two HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang