Chapter 1

465 26 10
                                    

Siela pov

Suara bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Semua membereskan barang yang ada dimeja dan mengakhiri belajar yang dilakukan selama 8jam.

Akhirnya

"Gue ke parkiran lebih dulu ya." aku berbicara kepada Viana sahabatku.

"Mau ngapain lagi??? Mau ngasih surat?." Viana seakan tau apa yang aku lakukan setiap pulang sekolah.

Setelah pulang sekolah aku selalu ke parkiran mobil untuk menaruh surat kepada orang yang aku cintai.  Aku menaruh surat itu disela-sela kaca.

Oktober 10, 2016

Surat ke-10

Untukmu, pangeran impian.

Aku hanya ingin mengatakan bahwa surat ini aku ada di sela-sela kaca mobil  setiap hari. Aku selalu melakukan itu walaupun kau pun tidak akan peduli siapa yang menaruh surat itu .

Bagaimana, keadaanmuu?

Jika kau ingin tau aku melihatmu dari jauh. Melihat kelakuanmu setiap hari membuat ku semakin mengagumimu.

Terimakasih, kau telah mengisi ruang hatiku.

Setidaknya kau mengerti disini ada yang menunggumu.

Walaupun itu mustahil untukku hanya dengan menatapmu itu rasanya melegakan hatiku.

Hahahahaha, sudah cukup sampai disini.

Besok akan ada lagi, jangan lupa dibaca, disimpan.

Karena itu harapan terbesarku.

                                                                 -Sejatimu

Setelah membaca ulang surat itu aku segera menyelipkan kembali di tempat semula.  Aku selalu berharap bahwa dia akan membaca surat itu dan menyimpannya. Pernah suatu hari aku menunggunya diparkiran halaman sekolah untuk melihat reaksinya namun cuaca tidak mendukung yang menyebabkan aku kembali ke rumah.

"Huh, akhirnya ke-10 berhasil juga."  aku berkata sama melonjak-lonjak badan membuat tatapan yang berada di area sekolah menatapku dengan pandangan aneh.

Namun, aku tidak peduli.

"Woyyyy." ada yang menepuk bajuku dari belakang membuatku kaget setengah mati.

"Gila, lu apaan sih kagetin gua aja. Kalau gua punya sakit jantung gimana? Pasti udah mati" jawabku panjang. aku langsung berkata kepada Viana sahabatku yang sudah kuanggap saudaraku sendiri.

Kita bersahabat dari kecil selalu bersama dalam suka maupun duka, persahabatan yang indah untuk kami berdua. Namun, seakan dunia lebih berpihak kepada Viana dia sangat populer disekolah dan primadona sekolah. Aku hanyalah teman biasa yang mempunyai wajah jelek dan tidak begitu pintar untungnya viana masih mau bersahabat denganku ini.

"Ayooo, gue anterin lu pulang." viana menjawab dengan menarik tanganku secara cepat.

"Oke."

----

Aku terdiam menatapi langit malam dengan ribuan bintang indah yang menghiasi. Mataku seakan tidak pernah lepas dari bintang-bintang itu. Harapan baru dan doa selalu menyertaiku.

"Siela." Mama mengetuk pintu kamarku  dengan perhalan. Aku berjalan membuka kenop pintu.

"Ada apa ma?" aku berdiri didepan Mama.

"Sudah belajar?" Mama selalu menanyakan hal itu setiap hari. Aku selalu bosan dengan pertanyaan yang sama dilontarkan setiap harinya.

"Sudah." aku menjawab dengan singkat dan padat.

"Oke." Mama meninggalkan kamarku dan aku kembali duduk dimeja belajar.

Aku membuka aplikasi watpadd dan membaca cerita yang belum aku selesaikan.

Kringggggggg !!!!!!

Jam alarm berbunyi dengan nyaring  yang menandakan waktu untuk bangun dan sekolah. Aku meyibak selimut dan menguap untuk menghilangkan rasa kantuk yang amat dalam. Dengan malas aku beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian...

Setelah aku menyisir rambut dan merapihkan baju, aku segera turun untuk menemui Mama yang sedang diruang makan.

"Ma, aku langsung berangkat aja ya." aku langsung berbicara terhadap mama dan menjabat tangannya

"Sarapan?"

"Nggak usah, nanti siela beli di kantin sekolah aja." aku juga menjabat tangan papa

"Hati-hati sayang."

Jam menunjukkan pukul 06.20 sedangkan aku belum sampai sekolah. Semoga Dewi Fortuna sedang berpihak kepadaku, aku berkata dalam hati. 

Akhirnya

Aku sampai disekolah dengan waktu yang tepat dan bunyi alarm sekolah yang menandakan waktu pelajaran segera dimulai. Aku berlari dengan tergesa-gesa menuju kelas. Namun, aku menabrak sesuatu yang menyebabkan aku mendongak untuk melihat siapa yang aku tabrak. Ya,Tuhan Aska. Dia orang yang aku tabrak. Keringat dingin mulai mengucur di leher, normal hingga seluruh muka. Darahku berpacu dengan cepat dan hatiku merasa berterbangan tak jelas.

"Sialan lo, kalau liat itu pakai mata bukan pakai jidat" Aska berbicara dengan nada ketus.

Akhirnya aku bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Sorry, gue gak sengaja." aku berkata dengan menundukkan kepala

"Minggir gue mau lewat, lo habisin waktu gue yang berharga ini." ouchhhh, kata-katanya seakan menusuk hatiku yang paling dalam. Aku langsung minggir dan dia melewatiku tanpa ada ucapan apa pun.

Mungkin dia selamanya akan seperti itu.

Dingin, seperti batu es yang sukar untuk cair.
Acuh, seakan tak peduli dengan lingkungan disekitarnya.

"Vianaaaaaaaaa" aku memanggil sahabatku dengan suara keras yang menyebabkan teman2 menoleh kepadaku.

"Ihh, sumpah demi apapun gue seneng bangettt. Tadi gue gak sengaja nabrak aska
OMG, dia ganteng banget sumpah gue gak kuat lihat wajahnya." aku berkata dengan nafas yang  terengah-engah.

"Wew, akhirnya temen gue ngerasain deket  sama Aska." Viana berkata dengan nada menyakinkan.

"Yaa, semoga  ini permulaan untuk gue."

Semua akan bermula dihari ini dan berakhir pada takdirnya.
     
                                                -Oktober 12, 2016.

-------------------

Vomments pleaseee

5++ next chapter. 🙏🙏🙏🙏
  

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang