Chapter 3

178 22 15
                                    

Sebelum baca.

Saya mohon pengertiannya Vomments please. Baca nggak sampai 5 menit sedangkan membuat membutuhkan waktu yang cukup lama.

Vote.

Thx.

---------------------------------------------------------

Dengan cepat aku langsung menuliskan surat lagi surat ke-sebelas.

Aku langsung menaruh surat itu di sela-sela kaca mobil Aska.  Saat aku melihat lorong sekolah aku melihat Aska yang menuju kesini. Aku langsung bersembunyi dan melihat bagaimana responnya.

Aska mengambil surat itu dan membuka hanya sekilas lalu masuk ke dalam mobil.

Jadi, apa itu artinya?
Apakah dia tidak membacanya??

Jadi aku bisa menyimpulkan bahwa dia tidak membaca suratku selama ini tapi aku akan tetap menulis surat itu sekalipun dia tidak akan membacanya.

Perjuangan keras membuahkan hasil yang maksimal.

Aska pov.

Surat lagi.

Ini dari siapa sih? Surat ke -11.

Gue membuka amplop tersebut dan membacanya dengan sekilas.

Untukmu, pangeran Impian

Hii, surat ke-11. Yay, akhirnya.
Jangan sampai bosan.

Jaga kesehatanmu jangan merokok. Aku mohon itu sangat tidak baik untukmu. Aku melihatmu merokok.

Ternyata aku baru tau jika kamu merokok.
Jika kau punya masalah cerita lah terhadap sahabatmu.

Aku masih disini dan akan tetap disini dengan perasaan yang sama.

Kecuali, takdir yang merubah .

Bye, have a nice day.

- Sejatimu

Ah bodo.

Gue masuk mobil dan menaruh surat itu. Gue  pulang kerumah karena besok weekend anak-anak nginep dirumah. Nyokap ke Hongkong dan bokap ke Amerika mengurus cabang yang berada disana. Gue seakan menjadi anak broken home karna kurang kasih sayang orang tua. Tetapi, itu memang benar adanya. Mereka hanya mengirim uang setiap bulan dan bahkan mereka belum kembali sejak 1 bulan yang lalu. Itulah, sebabnya gue menjadi berandalan. Tapi apa peduli gue. Masa bodoh dengan semuanya.

Gue sampai dirumah langsung masuk ke kamar dan menenggelamkan kepalaku pada sisi guling dan bantal.

Lalu terlarut dalam mimpi.

-------

Siela pov.

Aku masuk rumah dengan semangat yang tak menentu. Semua terasa sama saja. Tanpa ada perbedaan yang mencolok.

Aku mengambil buku diary dan menulis untuk hari.

Haii, diary.

Aku tadi menaruh surat lagi kepada Aska. Dia ternyata membacanya namun hanya sekilas.

Tapi tidak masalah. Aku senang sekali jika dia membacanya. Itu sebuah hasil.

Viana selalu kesal akhir2 ini kepadaku karena. Dia menyuruhku berhenti menulis surat.

Bagaimana denganmu? Apa aku berhenti saja. Ah, kamu tidak bisa menjawab.

Tidak masalah.

Tapi hanya kamu dan Tuhan  yang tau yang aku tulis disini.

Terimakasih.

- Siela

Aku menutup kembali diary dan menaruh dan menaruhnya pada nakas meja. Aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, untuk merilekskan tubuhku yang sangat lelah.

Ya, kebetulan hari ini aku tidak ada les piano jadi aku pulang tidak telat. Aku mengambil beberapa buku pelajaran untuk besok dan melihat apakah ada pekerjaan rumah.

Aku mengerjakan matematika dengan pusing. Sudah puluhan kali aku mencari jawabannya tapi sama sekali tidak pernah ketemu.

Apakah aku memang salah menghitung?

"Ah, aku lelah." akhirnya aku memutuskan untuk membuka medsos Instagram dan foto pertama yang muncul dari akun

@Askasinata.

Dia bersama temannya berada disebuah klub malam. Gila, Aska benar-benar sudah terjangkit pergaulan bebas.

Aku melihat foto itu dan melihat siapa saja yang sedang bersamanya. Tenyata ada Zaky, Mario dan Aldi. Mereka selalu bersama.

Yatuhan, Aska.

Aku segera mengambil Hp dan mencari kontak Viana dan memencet tanda panggilan. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya panggilan pun terjawab.

"Haloo" Viana bertanya dengan nada yang serak mungkin dia terbangun dari tidurnya.
Aku tertawa cekikikan sendiri.

"Haloo, Vin" aku menjawab

"Ada apa sie?" Viana bertanya kepadaku.

"eh, coba Lo liat Instagram Aska deh dia sekarang lagi di klub malam. Sunpah gue gak percaya dia padahal masih sekolah tapi kenapa sudah di klub malam." aku langsung berbicara to the point.

"Yaelah sie, loe nggak ada bosen-bosennya all abot Aska, Aska, and Aska. Dengerin gue ya sie. Itu hak mereka pergi ke klub, mall, ataupun pasar malam. Ngapain loe khawatir sama Aska. Itu serasa gaada gunanya. Biarin mereka  seperti itu. Belum tentu juga dia khawatir sama loe." Viana berceramah secara panjang dan lebar

"Tapi Vi---" omonganku terpotong karena Viana.

"Oke, gue sudah ngantuk. Bye sie. Night."

"Oke, Night." Aku menghela nafas saat ponselku berbunyi.

Tutt.tutt. tutt.

Yang tandanya panggilan sudah dimatikan.

Huh, menyebalkan.

Aku akhirnya memutuskan untuk tidur karena besok ulangan harian matematika. Besok adalah hari yang cukup lelah untukku karena aku akan kembali pada aktivitas biasnaya yaitu les piano. Jadi, setelah pulang sekolah aku langsung menaiki angkot untuk menuju tempat itu.

Everything will be back.

- Hari ini.

-------

10++ vomennt pleasee??? Nexttt?

- xoxo

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang