Sarah Dominique baru saja masuk ke sekolah barunya yang tidak jauh dari rumah yang Ia dan mamanya tempati. Sejak papa dan mamanya bercerai, Sarah lebih memilih untuk tinggal bersama mamanya ketimbang papanya. Bukan tanpa alasan, papa yang sering marah dan bahkan memukul mamanya membuat Ia geram dan tak sanggup lagi untuk melihat atau bertahan tinggal satu atap bersama lelaki yang dulu Ia kagumi itu.
"Sarah, hari ini kamu sekolah naik ojek yang di depan aja ya nak. Bilang aja kamu mau ke SMA Galapagos" ucap Mama yang sedang menyiapkan nasi goreng di dalam kotak biru langit milik Sarah.
"Iya, Ma. Tinggal lurus aja kan?" ucap Sarah sembari mengambil kotak yang menjadi bekalnya untuk istirahat nanti.
"Iya, habis lurus belok kiri" jawab Mama, yang kemudian mengantar Sarah ke depan pintu.
Sarah berjalan menapaki jalan yang cukup asing baginya. Karna hari ini adalah hari pertamanya di sekolah baru, Ia tidak ingin terlambat ke sekolah. Ia mempercepat langkah kakinya menuju pangkalan ojek.
"Pak, ke SMA Galapagos yah" ucapnya saat telah sampai didepan seorang yang menggunakan jaket kulit hitam lengkap dengan helm SNI-nya.
"Pak? Kamu nggak lihat aku pakek celana abu-abu? Maaf, tapi saya bukan tukang ojek. Ahh, pangkalan ojek tuh disana" ucap lelaki tadi sambil menunjuk ke arah belakang, yang membuat Sarah menjadi malu.
"Maaf, maaf. Saya yang salah" jawab Sarah yang pipinya berubah menjadi warna merah muda.
Pemuda berjaket kulit itu pun tak mengubris ucapan maaf dari Sarah. Ia memalingkan pandangannya ke depan seolah-olah tidak terjadi sesuatu tadi.
"Sarah Dominique, kan Mama bilang tadi ke kiri bukan ke kanan. Bodoh banget sih" batin Sarah.
Kejadian tadi membuat hari pertama Sarah menjadi hari yang menyebalkan.
Suara klakson mobil dari belakang motor yang dinaiki Sarah, membangunkan Ia dari lamunannya.
"Neng, ini sudah sampai. Entar mobil yang di belakang kita gerem loh, neng" suara tukang ojek yang menunggu Sarah turun dan cepat membayarnya.
"Ahh, iya mas. Ini uangnya, makasih ya, mas" dengan reflek Sarah mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dari kantung sakunya.Suara bising kendaraan sepeda motor sangat tidak asing bagi Sarah. Kehidupannya disini mungkin tidak jauh berbeda dari tempatnya dulu.
Sarah menelusuri setiap kelas, sambil bertanya-tanya dimanakah ruang kepala sekolahnya dan sekaligus pamannya itu.
Paman Daniel adalah kakak laki-laki tertua dari Mama Sarah. Beliau adalah orang yang ramah namun sangat keras pada didikannya. Beliau lah yang mengajak Sarah pindah dan menasehati Mamanya untuk bercerai jika itu adalah jalan yang terbaik.
"Permisi bu, boleh saya tahu di mana ruang kepala sekolahnya?" tanya Sarah kepada seseorang yang sedang berjalan di depannya sambil menyusaikan langkah kaki mereka agar seirama.
"Ruang Pak Daniel ada di depan, kebetulan saya mau ke sana. Kamu ikut ibu saja" jawab seorang wanita yang sudah berumur itu dengan senyuman manisnya.
"Iya, bu. Terimakasih"
Tidak terjadi banyak percakapan saat mereka berjalan bersama. Namun, dari obrolan mereka, Sarah hanya diberitahu bahwa beliau adalah guru bahasa Inggris. Sarah mulai terdiam dan mulai menyadari bahwa dia berjalan bersama dengan seorang guru mata pelajaran yang ia benci.
"Ibu Marta, sudah kenal dengan Domi?" tanya Paman Daniel saat kami berdua tiba di ruangannya.
"Ohh, ini Domi keponakan bapak? Saya bu Marta yang akan jadi wali kelas kamu, nak" seru bu Marta sambil menjulurkan tangannya seraya melemparkan senyum.
Sarah hanya membalas senyum bu Marta dan mereka berlalu menuju kelas yang akan ditempati Sarah.
"Good Morning class, today we have a new friend. Her name is Sarah Dominique. You can call her Domi. And today till last year she will be sitting next to you, Nanda. Be kind to her and be a smart student, class..." ucap bu Marta dan Sarah dipersilahkan duduk. Kelas dimulai dengan penuh ketenangan menandakan mereka mengerti atau hanya mencoba berperilaku seperti layaknya seorang murid agar tidak dicap sebagai anak yang nakal dan paling tidak dapat menarik perhatian wali kelas untuk memberikan nilai yang tinggi saat kenaikan kelas nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now!
RomanceSarah, seorang gadis yang sangat tertarik dengan musik jatuh cinta dengan seorang lelaki yang tidak pernah lupa caranya bernyanyi. Namun, semua berubah saat ingatan muncul dalam diri Sarah yang memaksanya untuk melupakan perasaannya. Karna patah hat...