Panggilan kepada Prima Anggara Wijaksana kelas 12 Ips 3 untuk segera mendekati sumber suara. Sekali lagi, panggilan kepada Prima Anggara Wijaksana kelas 12 Ips 3 untuk segera mendekati sumber suara. Terimakasih.
Suara speaker yang terpasang dikelas seketika menghentikan pelajaran dikelas selama beberapa menit. Semua orang memasang muka masam saat pelajaran yang sedang asik mereka dengar terhenti hanya karena pengumuman yang tidak terlalu penting, tapi tak semuanya.
Nanda yang duduk di sebelah Sarah bergumam, memancing Sarah untuk bertanya.
"Kenapa Nan? Kamu kenal orang yang dipanggil tadi?"
"Ahh, enggak kok Dom" jawab Nanda singkat ditambah dengan gelengan kepalanya. Sarah berhenti bertanya dan memfokuskan kembali ke pelajaran yang sedang diajarkan.
Jam kosong menghampiri saat semua guru dipanggil untuk mengadakan rapat. Entah topik apa yang akan dibahas, namun rapat itu membuat seisi sekolah riuh bahagia. Tugas yang diberikan guru sepertinya tidak berpengaruh apa-apa untuk setiap kelas, mereka semua menghiraukan tugas yang diberikan dan lebih memilih untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing di luar kelas.
Lain halnya dengan kelas Sarah yang memilih untuk diam di kelas dan mendengarkan lagu dari satu speaker kecil yang dibawa oleh Melmel, nama panggilannya. Seisi kelas bernyayi tanpa malu, mengeluarkan semua suara yang mereka miliki tanpa takut seorang guru akan datang dan menghukum. Tak apa jika bersama, kata mereka. Sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan, tak pernah Sarah mendapatkan teman sekelas yang gila seperti ini, batinnya.
Sarah duduk sendirian karena Nanda pindah ke meja Lula untuk menanyakan daftar absen yang harus ia buat. Ya, Lula adalah sekretaris 1 yang bertugas untuk mengabsen kelas setiap hari sedang Nanda adalah wakilnya.
Tak lama Vian menghampiri Sarah dan duduk disebelahnya, sambil membawa secarik kertas.
"Dom, lu kan anak pindahan ya, terus sebelumnya lu pernah ikut eskul nggak?" tanya Vian sambil menunjukkan kertas yang ternyata adalah kertas keanggotaan eskul musik.
"Ehmm, gimana ya An. Aku tuh waktu pertama kali masuk sekolah lama, aku daftar untuk masuk eskul Voli tapi eskulnya bubar dan sampai aku pindah kesini katanya tuh eskul nggak berkembang. Tapi setahu aku sih, eskul itu adalah salah satu eskul terbaik pada masanya. Maybe I braught bad luck for that excul? I don't know" jawab Sarah yang membuat Vian tersenyum mendengarnya.
"Selain itu Sar?" lanjut Vian.
"Ahh, iya An. Aku pernah ikut eskul Musikalisasi Puisi. Aku pernah ngajuin jadi semacam vocal leader gitu. Apa yah bilangnya, emm... pokoknya yang bagian nyanyinya. Terus, pas aku udah nyanyi mereka buat komentar. Kalau suara aku lumayan, I was happy but eskul itu nggak pernah ngasih tau kapan bakal latihan lagi" jawab Sarah dengan lirih.
"Kenapa semua eskul yang lu ikutin kayak gitu semua yah? Kayaknya mereka nggak mau nerima lu deh" jawab Vian sambil sedikit tertawa.
"Iya An, kayaknya nggak ada yang suka aku" ucap Sarah.
"Tapi, gua suka lu kok, Dom" lontar Vian sambil menatap Sarah yang membuatnya terdiam.
"Nggak usah speechless kali Dom, gua cuma bercanda" sambung Vian.
"Apa sih lu, geer'an banget" jawab Sarah yang membuat pipinya memerah.
"So, kembali ke topik awal. Jadi gini, gua tanya lu soal eskul itu karna disekolah ini diwajibkan untuk ikut minimal satu eskul karna itu bakal berguna buat nambah nilai rapot walau nggak bakal ngaruh-ngaruh banget sih. Karna lu belum ikut eskul apa-apa, jadi aku saranin lu ikut eskul Musik. Gimana? Kan sebelumnya lu bilang udah pernah ikut tes dan kepilih jadi vocal leadernya" jelas Vian.
"Gitu yah. Ya udah lah, aku ikut eskul itu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now!
RomanceSarah, seorang gadis yang sangat tertarik dengan musik jatuh cinta dengan seorang lelaki yang tidak pernah lupa caranya bernyanyi. Namun, semua berubah saat ingatan muncul dalam diri Sarah yang memaksanya untuk melupakan perasaannya. Karna patah hat...