"Kita putus" Dua kata yang begitu menusuk dan membuat hati remuk seketika, akhirnya terucap dari bibir Mila. Gadis cantik yang sudah enam tahun mengisi hati Kevin, mengucapkan dua kata itu dengan sangat lancar dan tatapan serta ekspresi wajahnya begitu datar.
Kevin memejamkan matanya sejenak. Rasanya ini terlalu menyakitkan. Dan kata-kata yang tidak ingin didengar oleh Kevin malah tidak bisa dihindari olehnya.
"Kenapa?" Nafas Kevin tercekat. Rasa sesak yang menghantam rongga dadanya membuat pria itu menghela nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
"Karena aku tidak mencintaimu, Kevin. Maaf!"
Semudah itu Mila mengucapkannya. Apa selama enam tahun ini tidak ada artinya sama sekali untuk Mila? Apakah tidak ada perasaan sedikitpun dihati Mila untuk Kevin. Demi Tuhan ini lebih menyakitkan dari apapun! Kevin bahkan dengan setianya selalu mendampingi Mila, menjadi tempat bersandar yang paling nyaman untuk Mila dan masih banyak hal lainnya lagi yang dilakukan Kevin untuk Mila. Tapi sekarang apa yang Kevin dengar dari mulut Mila benar-benar membuat Kevin seakan berhenti bernafas.
Semuanya sia-sia Kevin. Kesetiaan dan pengorbananmu selama ini sama sekali tidak dianggap oleh Mila. Kehadiranmu juga sama sekali tidak dipandang oleh Mila. Lalu adakah hal yang lebih menyakitkan dari ini?
"Kau bercanda Mila!" Kevin menggeleng pelan. Pria itu menatap dalam Mila dan lagi-lagi ia hanya mendapatkan tatapan datar dari Mila.
"Aku serius. Dia kembali dan melamarku" Ucap Mila. Gila bukan? Enam tahun hanya berakhir seperti ini? Astaga! Haruskah Kevin tertawa?
"Dan kau menerimanya?" Perih, itulah yang dirasakan Kevin. Ia tentu tahu, siapa 'Dia' yang dimaksud oleh Mila.
Pria yang meninggalkan Mila begitu saja disaat Mila lulus SMA. Pria yang membuat Kevin harus bersusah payah untuk memenangkan hati Mila. Tapi setelah Kevin berhasil memacari Mila dan setelah kebersamaan enam tahun yang mereka lewati, setegah itukah Mila membuang Kevin dan menggantinya dengan pria yang sudah lama meninggalkannya tanpa perasaan?
"Ya, karena aku masih mencintainya" Kevin tersenyum getir. Jawaban Mila sudah sangat sukses menghancurkan hatinya.
"Aku mengerti" Ucap Kevin. Susah payah ia menahan air matanya didepan Mila. Cinta dan harga dirinya sudah di injak tanpa perasaan oleh Mila. Dan Kevin tidak mau terlihat semakin menyedihkan. Terlebih pria itu dengan tidak tahu malunya menghampiri mereka ditaman belakang rumah Mila, dimana ia dan Mila duduk berdampingan dibangku taman.
Pria itu mengecup mesra bibir Mila memagutnya tepat didepan mata Kevin. Sebagai seorang pria ia merasa sangat tidak terima, namun apa daya, Mila sendiri tidak menolak ciuman itu dan tentunya Kevin juga tidak lupa kalau Mila baru saja memutuskannya hanya untuk kembali pada pria itu.
"Aku pergi Mila, semoga kau bahagia" Bisik Kevin sambil menatap nanar Mila yang masih sibuk membalas setiap lumatan yang diberikan oleh pria yang merusak hubungannya dengan Mila.
☆☆☆☆☆☆
Kini tidak ada lagi senyum lembut yang menenangkan dari Kevin. Setelah malam itu, malam dimana Mila memutuskannya dan memilih bersama pria lain. Pria masa lalu yang sudah meninggalkan Mila. Keadaan Kevin semakin menyedihkan. Kevin terpuruk, kesepian dan kesakitan sendirian.
Ini sudah satu minggu berlalu, dan Kevin terlihat seperti mayat hidup. Pria itu hancur, teramat sangat hancur.
"Apa kau akan bekerja sampai pagi lagi?" Joe menatap prihatin Kevin. Akhir-akhir ini Kevin lebih banyak memforsir tenaganya untuk bekerja.
Kevin memang bukan pria kaya, tapi Kevin pria pekerja keras dan bertanggung jawab. Pria itu bahkan rela bekerja dibeberapa tempat dan itu ia lakukan agar uangnya cepat terkumpul. Kevin sangat ingin melamar Mila, memberikan kehidupan yang layak untuk Mila, dan memenuhi semua kebutuhan Mila. Walaupun untuk itu Kevin harus bekerja lebih keras dan harus rela mengurangi jam tidurnya. Kevin tetap melakukan semua itu dengan ikhlas tanpa mengeluh, bahkan terkadang Kevin melupakan jam tidurnya dan memilih untuk tetap bekerja. Tapi ternyata saat Mila memutuskan Kevin, Mila sama sekali tidak mengingat hal itu. Sungguh sangat menyedihkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshot
RomanceSeperti sebuah mimpi, seperti sekarang, dan seperti ini