Pagi yang cerah, disambut senyum meneduhkan yang tersemat di bibir penuh sexy pria tampan yang kini memasuki kamar putri kesayangannya.
Kevin, pria yang kini usianya semakin matang, lagi-lagi tidak bisa menyembunyikan senyum gelinya melihat putri tersayangnya Nicole, masih bergelung di dalam selimut seperti kepompong. Terlihat menggemaskan. Dan pemandangan seperti inilah yang Kevin lihat setiap paginya.
"Sayang" Panggil Kevin lembut. Tangannya membelai pipi menggemaskan putri kesayangannya. "Hei bangun sayang sudah siang, bukankah semalam Nicole bilang kalau hari ini kita akan berkencan"
Nicole, putri kesayangannya mengerucutkan bibirnya, membuat Kevin terkekeh geli karenanya.
"Gendong, Pepo" Ucap Nicole manja sambil mengucek matanya, bahkan Nicole pun menguap lebar tanpa malu di depan Peponya yang sialan tampan, tapi sangat menyebalkan, dimata Nicole tentunya.
Kevin mencubit pelan hidung Nicole sebelum akhirnya mendaratkan bibirnya di kening Nicole dan mengecupnya dengan sayang.
"Siap, Princess" Ucap Kevin kemudian.
Dengan semangat walaupun masih sangat mengantuk tapi dengan senyum yang tersemat di bibirnya, Nicole menaiki punggung Peponya. Dan Peponya yang sialan tampan tentu saja menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi.
Ah... Benar-benar menyenangkan. Walaupun kini usianya sudah 21 Tahun, tapi ia tetap super manja pada Pepo tersayangnya. Oh jangan salahkan Nicole, karena Peponya yang sialan tampan ini juga sangat memanjakannya.
"Sekarang, Nicole mandi. Pepo tunggu di ruang makan. Okay?" Kevin menurunkan Nicole di bawah shower lalu mengecup puncak kepala Nicole.
Nicole mengangguk dan tersenyum menggemaskan pada Peponya. "Jangan sarapan duluan, Pepo" Ucapnya memberi peringatan.
Kevin mengacak rambut Nicole. "Mana bisa Pepo sarapan tanpa Nicole, heum? Jadi sekarang Nicole cepat mandi, atau mau Pepo mandikan?" Godanya sambil mengedipkan sebelah matanya genit.
"Yak Pepo!!" Nicole melotot horor dan bibirnya, tentu saja mengerucut menggemaskan. "Nicole bukan bayi, Pepo" Ucapnya bersungut-sungut. Astaga dan Kevin sangat gemas dibuatnya.
"Pepo tahu, tapi Pepo tidak keberatan kalau harus memandikan, Nicole"
"Pepo"
"Oh ayolah bayi cantik, Pepo"
"Yak ish! Pepo. Sudah sana keluar!" Usir Nicole gregetan pada Peponya.
Kevin pura-pura cemberut. "Jadi Pepo di usir, nih?"
"Pepo!!"
"Iya sayang. Astaga Pepo hanya bercanda" Dengan gemas Kevin memeluk Nicole dan sekali lagi mengecup puncak kepala Nicole sebelum akhirnya ia keluar dari kamar mandi putri kesayangannya. "Putriku sudah besar" Bisiknya kemudian dalam hati.
******
Di ruang makan Kevin tersenyum sambil memandangi wanita cantik yang duduk di hadapannya. Mila, istrinya semakin hari semakin terlihat cantik dan bersinar dan Kevin tidak pernah bosan memandangi wajah istrinya.
"Kau tahu sayang, putri kita semakin hari semakin menggemaskan dan juga sangat cantik sepertimu" Ucap Kevin.
Mila tersenyum lembut. "Hm... Dan kau terlalu memanjakannya, sayang"
"Oh ayolah sayang, aku hanya ingin yang terbaik untuk bayi cantik kita"
"Baiklah. Tapi Nicole bukan bayi lagi sayang, dia sudah besar"
Kevin menghela nafas panjang. "Yah... Dan mungkin tidak akan lama lagi akan ada pria yang menculiknya dariku" Ucap Kevin sedih.
Mila menggeleng pelan. Kevin selalu saja berlebihan kalau soal Nicole. "Kau terlalu berlebihan sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshot
Roman d'amourSeperti sebuah mimpi, seperti sekarang, dan seperti ini