Chapter 4

3.4K 573 12
                                    

Dengan segala kebodohannya, Baekhyun tidak ingin Gyu Ri pergi meninggalkan dirinya saat ini. Membiarkan Sehun yang terus memukuli dirinya yang sudah tidak dapat menahan beban tubuhnya sendiri, dengan Sehun yang mencengkram kaos milik Baekhyun, memaksa dirinya untuk berdiri.

"Jika kau bisa menjelaskan pada Gyu Ri di-hari itu, Gyu Ri bisa saja mengikuti operasi bedah jantungnya besok!" satu hantaman keras menyusul diwajahnya tepat ketika Sehun menyelesaikan kalimatnya dengan penuh emosi.

Baekhyun tersungkur dengan wajahnya yang mencium aspal tajam dibawahnya. Tidak memperdulikan luka lebam yang sudah memenuhi tubuhnya saat ini.

Untuknya, semua ini memang pantas ia dapatkan. Semua luka yang dihasilkan Sehun pun dirasa masih belum sepadan seperti luka Gyu Ri yang harus ditahan untuk melalui hari demi hari bersama pria brengsek seperti dirinya.

"Aku tau hari ini pasti akan terjadi. Tapi, tidak dengan Gyu Ri yang pergi hanya karena pria bajingan seperti dirimu." Dengan segala kebenciannya, Sehun menatap Baekhyun yang sudah tidak berdaya disana. Mengabaikan buku-buku jarinya yang telah membiru hanya untuk menghabisi pria tidak tau diri seperti Baekhyun. "Aku benar-benar muak denganmu."

Baekhyun mencoba berdiri setelah Sehun pergi meninggalkan dirinya. Napasnya pun tersendat, persis seperti Gyu Ri.

Tetesan darah yang berasal dari wajahnya pun menjadi jejak ketika ia mulai berjalan meninggalkan tempatnya berdiri.

Baekhyun hanya mengikuti arah langkahnya yang akan membawanya pergi entah kemana. Meski, dengan langkah terseok-seok dengan pandangan yang sedikit demi sedikit mulai mengabur, Baekhyun terus mengikuti langkah kakinya bersama dengan sebuah bayangan merasuki fikirannya.

Ketika itu ia ada ditempat kontes tepat saat Gyu Ri membuka suara sebelum mulai menyanyi.

Membiarkan indra pendengarannya menangkap suara jika Gyu Ri menciptakan lagu tersebut khusus untuknya sebagai rasa terima kasih padanya telah mencintai dan menjaganya dengan baik. Tapi, kata-kata itu bagi cambuk mengerikan untuk hatinya. Membuat Baekhyun merasa bersalah padanya atas tindakkan yang seharusnya memang tidak ia lakukan sejak awal.

Bahkan ketika musik itu diputar dan bait demi bait Gyu Ri nyanyikan, membuat Baekhyun tidak sanggup untuk membayangkan bagaimana rasa kecewa Gyu Ri terhadap dirinya saat itu tercurah dalam sebuah lagu untuknya.

Wajahnya pucat pasi bahkan ketika Gyu Ri baru menyanyikan dua bait dari lagunya, membuat Baekhyun menerobos kerumunan hingga kebarisan paling depan karena khawatir jika penyakit Gyu Ri akan kambuh.

Gyu Ri tetap bertahan dan mencoba menstabilkan suaranya yang mulai tersendat-sendat. Jauh didalam lubuk hati Baekhyun, ia mengharapkan bahwa kemungkinan yang paling buruk_jika melihat kondisi Gyu Ri saat itu_tidak akan pernah terjadi.

Tetapi, Tuhan tidak mengabulkan do'anya saat itu. Tepat saat Gyu Ri selesai menyanyikan reefrain dari lagunya, Gyu Ri jatuh dari atas kursi sambil menutup mulutnya dan terbatuk.

Baekhyun yang panik langsung naik ke atas panggung dan mengangkat kepala Gyu Ri agar berada diatas pangkuannya. Baekhyun melihat jika Sehun juga sedang memanggil ambulance, sedangkan dirinya mencoba melihat apa yang ada dibalik tangan Gyu Ri karena Gyu Ri terus batuk tanpa berhenti.

Baekhyun mencengkram erat tangan Gyu Ri ketika yang dilihatnya adalah darah. Baekhyun melihat wajah Gyu Ri dan kedua matanya yang sudah benar-benar sayu. Ia terus berbicara pada Gyu Ri untuk mencoba agar tetap membuat Gyu Ri sadar setidaknya sampai ambulance tiba.

Tetapi, secara perlahan Gyu Ri mulai menutup matanya dan sebuah senyuman kecil mengembang dari sudut-sudut bibirnya yang dipenuhi oleh darah miliknya.

Dunia Baekhyun terhenti saat itu juga, semuanya menjadi terasa sangat lambat ketika tangan Gyu Ri melemas hingga jatuh bahkan ketika Baekhyun sudah menggenggamnya dengan erat.

Gyu Ri sudah tidak ada disana meski Baekhyun memeluknya.

Jika sebentar saja, Tuhan memberikan kesempatan untuknya bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Gyu Ri, mungkin yang dikatakan Sehun benar. Jika, Gyu Ri bisa mengikuti operasinya esok hari dan tidak mengalami kematian hanya untuk meninggalkan bekas tanda pria brengsek pada dirinya.

Seharusnya, Baekhyun bisa mengatakannya pada Gyu Ri, berujar dan berterus terang jika itu ia lakukan hanya untuk menolong Eun Hae dari perjodohan gila orang tua Eun Hae.

Dengan kesepakatan bahwa seluruh biaya hidupnya bersama Gyu Ri akan ditanggung oleh Eun Hae dan mendapati cara singkat untuk lari dari kehidupan yang serba kecukupan, membuat Baekhyun menyetujui kesepakatannya dengan Eun Hae.

Hanya karena Baekhyun tidak sanggup untuk menjelaskan secara terang-terangan kepada Gyu Ri karena ia berpikir akan ada beberapa kesalah pahaman yang mungkin akan terjadi dan pasti tidak akan mampu Baekhyun luruskan. Jadilah, Baekhyun hanya mengatakan pada Gyu Ri bahwa ia naik jabatan dikantor.

Tapi, masalah datang terlalu cepat ketika Baekhyun mulai menikmati waktunya bersama Eun Hae. Gyu Ri memergokinya saat Baekhyun makan malam bersama dengan Eun Hae padahal mereka sedang bertransaksi untuk keberhasilan rencana Eun Hae yang pertama.

Baekhyun tidak bisa menjelaskan apapun pada Gyu Ri saat itu, sedangkan Eun Hae hanya ikut prihatin padanya tanpa memberi saran yang tepat untuk meredakan kesalah pahaman ini.

Dan, dengan itu, Baekhyun mengembalikan uang yang baru saja diterimanya dari Eun Hae. Mengutarakan maaf serta kekecewaannya pada Eun Hae sebelum ia pergi untuk mengejar Gyu Ri.

Baekhyun tidak pernah tau jika kehidupan sederhana seperti ini tidak pernah mengganggu Gyu Ri sama sekali. Asalpun ia bisa melihat Baekhyun dikehidupannya, Gyu Ri sudah merasa kaya.

Niat untuk membahagiakan Gyu Ri pun seketika sirna begitu saja setelah mendengar keinginan Gyu Ri yang sebenarnya adalah hanya ingin bisa melihat Baekhyun untuk waktu yang lama.

Dan hal sepele seperti itu membuatnya langsung mengambil kesimpulan bahwa jalan yang dilaluinya selama ini adalah salah.

Baekhyun terlalu dibutakan oleh uang, hingga ia sendiri buta akan keinginan Gyu Ri sendiri. Gyu Ri yang dipenuhi oleh rasa syukur dan tidak menyalahkan dirinya atas kehidupannya yang sederhana walau menahan penyakit yang bersarang ditubuhnya hanya untuk dirinya.

Jika sebentar saja, Tuhan memberikan kesempatan untuknya...

Jika sebentar saja...

To Be Continue~

Reversus Est Ad MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang