"Kami tidak pernah memangsa manusia di peradaban,kami menjaga rahasia kami dengan rapi agar populasi kami tidak tercium oleh para manusia itu sendiri" jawab Stefan
"Maksudmu? Aku tidak mengerti, coba jelaskan mengenai apa yang terjadi pada pesawat yang membawaku, ceritakan secara detail agar aku mengerti penjelasanmu." pinta Elina
"Eumm..." Stefan terlihat ragu, ia takut jika gadis dihadapannya akan ketakutan jika ia menjelaskan secara gamblang.
"Kenapa kau terlihat ragu?" Kening Elina mengekerut melihat ekspresi diam Stefan
"Aku khawatir kau akan ketakutan.." jawab Stefan membuat Elina membelalakan kedua bola matanya, namun ia akhirnya menarik nafas lalu mulai mengatur ketakutannya.
"Aku akan mendengarkan dan aku siap mendengar semua ceritamu, aku tidak akan takut. Bahkan sampai sekarang kau tidak melukaiku." ucap Elina tenang, Stefan menarik sudut bibirnya membuat senyuman yang begitu indah.
"Baiklah, jadi kami menunggu pesawat mendekat ke arah hutan ini. Hutan yang orang katakan Hutan Terlarang karena bagi siapapun yang mengijakkan kakinya ke Hutan ini maka ia takan pernah kembali bahkan sehelai benangpun tidak-"
"Kami meloncat ke Pesawat, menarik badan Pesawat dan membuat Pesawat itu turun tanpa kendali. Pesawat itu kami buat seperti jatuh tapi kami menahannya agar tidak benar-benar jatuh, karena jika itu terjadi dipastikan Pesawat tersebut akan hancur bahkan meledak."
Elina bergidik mendengar penjelasan Stefan, sekuat tenaga ia memasang wajah serius dan setenang mungkin agar Stefan tidak menghentikan ceritanya, dan itu berhasil.
"Kami membuat seolah Pesawat itu kecelakaan, lalu Theo menghipnotis mereka untuk tidak sadarkan diri"
"Untuk apa kalian melakukan itu?" Tanya Elina karena tidak tahan dengan rasa penasarannya.
"Sudah aku jelaskan, kami tidak membantai manusia diperadaban, kami melakukannya agar terlihat seperti kecelakaan. Sesuai rencana setelah semua yang berada di Pesawat kami mangsa, kami memasukan kembali tubuh tak bernyawa mereka ke dalam Pesawat, lalu kami akan melempar Pesawat itu hingga jatuh lalu terbakar. Pada saat itu yang manusia tahu hanyalah seluruh penumpang Pesawat tewas terbakar akibat Pesawat tersebut hilang kendali lalu terjatuh dan terbakar"
Elina bergidik ngeri, ketakutan mulai membayangi pikirannya. Namun sejernih mungkin pikirannya mengatakan bahwa semua akan baik-baik, bukankah sosok dihadapannya bahkan tidak ragu menceritakan semua rencana mereka padanya?
"Kau takut?" Tanya Stefan, mulai khawatir
"T-tidak" jawab Elina
"Boleh aku lanjutkan?" Tanya Stefan kemudian dan dibalas anggukan oleh Elina
"Kami tidak ingin menampakan identitas kami, tidak menampakan jati diri kami pada manusia. Seolah semua film dan buku yang menceritakan kami hanyalah fiktif dan dongeng sebelum tidur" Terlihat seulas senyum tipis merekah di bibir sosok yang membuat Elina sedikit terpesona.
"Apa kau dan keluargamu tidak khawatir atau keberatan menceritakan semua ini padaku?" Tanya Elina menatap wajah Stefan dengan ekspresi yang bahkan membuat Stefan bertambah menyukai gadis yang membuat jantungnya seolah berdetak.
"Tidak, adikku menceritakan masa lalumu. Walau ia tidak bisa melihat apa yang akan terjadi masa depanmu, itu membuat ayah dan ibuku tertarik pada manusia sepertimu" jawab Stefan enteng, membuat Elina menundukkan kepala merasakan panas dipipinya.
Stefan terpukau melihat pipi Elina yang kemerahan "pipi merona itu membuatmu semakin terlihat cantik dan memesona" guman Stefan. "Karena itu kami membiarkanmu hidup, Elina. Karena kami tahu kau akan Istimewa" ucap Stefan, yang semakin membuat wajah Elina panas, pipi merahnya kemudian di pegang Stefan, Sosok sempurna begitu mengagumi kecantikan Elina yang walau manusia tapi sudah memiliki kecantikan yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am A Vampire Soul Mate (TAMAT)
Vampire(DALAM PROSES REVISI) WARNING 18+ Part 1-10 Publik, Part 11-end Privasi, silahkan untuk follow terlebih dahulu.. "Aku tidak berharap seseorang harus menjadi kekasihku, Aku tidak berharap seseorang memaksakan hatinya untukku, Aku tidak berharap se...