Aku tidak tahu apa ini mimpi atau hanya khayalanku,
Tapi aku benar-benar menyukainya.
Biarkan kehidupan ini mengalir apa adanya..••••••••••••
Stefan melesat begitu cepat, bahkan Elina yakin jika Stefan memacu kecepatannya sama dengan kecepatan angin.
Gadis itu berpegang erat pada dada Stefan, ini bahkan sangat ekstrim. Tapi tidak sejengkalpun Stefan menabrak sesuatu karena kecepatannya ini.Dibelakangnya, Albert juga memacu kecepatannya agar tetap seimbang dengan Stefan. Ia terus menatap punggung Elina, melihat gadis itu bergelayut dipunggung Stefan, mengunci kedua tangannya di dada Stefan.
Entah kenapa Albert merasakan getaran aneh dihatinya menyaksikan gadis itu memeluk Stefan, ia memalingkan pandangannya ke arah lain tapi tak bisa dipungkiri matanya selalu ingin menatap Elina, berharap gadis itu menengok kebelakang.
Albert tak kuasa lagi menyaksikan pemandangan di depannya, ia memacu lagi kecepatannya lalu melesat melewati Stefan dan Elina.
Elina terkejut, sedari tadi ia ingin menengok kebelakang. Ingin tahu sosok dibelakangnya untuk sekedar melihat wajah dingin misterius Albert, tapi kecepatan Stefan membuatnya takut untuk menengok kebelakang. Hingga akhirnya Seseorang yang ingin ia lihat melesat melewatinya, ia hanya melihat punggung Albert yang semakin lama semakin kecil hingga akhirnya lenyap.
"Hebat sekali..." puji Elina
"Siapa? Aku?" Tanya Stefan sambil memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Elina
"Ah...eu...." Elina tak tahu apa yang harus ia ucapkan, ia malu untuk memuji Albert.
Stefan tersenyum lalu memacu lagi kecepatannya.
•••••••••••••••
Elina terperangah melihat bangunan tua namun kokoh dihadapannya, ia bukan mengagumi begitu luar biasanya rumah ini. Namun ia menyadari bahwa jarak rumah keluarga Reinfild dengan rumah kedua orangtua Elina itu tidaklah jauh, hanya saja Rumah keluarga Reinfild itu berada di ujung kota, Jalan raya namun untuk sampai di rumah keluarga Reinfild harus memasuki area hutan
"Ini rumahmu?" Tanya Elina sambil melirik ke arah Stefan.
"Ya, ayo masuk." ajak Stefan
Elina berdiri memandangi semua yang ada didalam rumah, yg terkesan seperti peninggalan jaman dulu namun perabotnya terlihat memiliki nilai jual tinggi.
Ia terkagum-kagum melihat semua yang ada dirumah ini, begitu indah dan menarik."Sepertinya besok kau harus mengantarnya pulang Stefan." Ucap Mia yang tiba-tiba sudah berada disamping Elina
"Kenapa?" Tanya Stefan bingung.
"Ikutlah, Nak" ajak Mia menggandeng lengan Elina, Elina-pun mengikuti Mia.
Mereka berjalan kearah ruang yang berada didepan ruang utama.
Disana sudah ada anggota keluarga lain yang tengah menonton siaran berita."Seluruh penumpang tewas dalam insiden jatuhnya Pesawat Amsterdam-Wasington kemarin Sore, hingga berita ini disampaikan pihak pengelola beserta tim forensik masih mengidentifikasi seluruh jasad penumpang nahas tersebut. Ada beberapa warga yang mengatakan bahwa salah seorang anggota keluarga mereka ikut penerbangan Pesawat ini, namun team Forensik tidak menemuka ciri-ciri dari anggota keluarga mereka, team pengelola mengatakan bahwa seluruh kru pesawat beserta seluruh penumpang nahas tersebut tewas dan tak ada seorangpun yang selamat, warga tersebut yakin keluarga mereka menaiki pesawat ini, Elina Terreshia Derhald umur 18tahun ,seorang mahasiswi semestar 2 di universitas di Amsterdam. Yang diyakini keluarga bahwa ia ikut penerbangan pesawat Amsterdam-Washington untuk menemui kedua orangtuanya. Namun penyelidikan meyakinkan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa keluar pada saat terjadinya kecelakaan nahas tersebut. Mari kita mencoba mengobrol dengan keluarga Elina"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am A Vampire Soul Mate (TAMAT)
Vampirgeschichten(DALAM PROSES REVISI) WARNING 18+ Part 1-10 Publik, Part 11-end Privasi, silahkan untuk follow terlebih dahulu.. "Aku tidak berharap seseorang harus menjadi kekasihku, Aku tidak berharap seseorang memaksakan hatinya untukku, Aku tidak berharap se...