Seorang gadis muda dengan perut sedikit membuncit berjalan riang di taman bunga Dandelion. Mengacuhkan Dua manusia menawan yang dengan terpaksa menunggunya di tepi taman saat sosok gadis itu berjalan menjauh.
"Apakah kita harus tetap disini tanpa mengikutinya?" Rutuk Attar.
Stefan mendesah. "Kecepatan kita di atas rata-rata, buat apa takut jika sesuatu terjadi padahal dalam setengah detik kita bisa sampai di dekatnya." Terangnya membuat Attar bungkam.
Sedangkan di sisi lain, sosok menawan dengan kulit pucat mengeraskan rahangnya melihat gadis muda itu tengah mengandung.
"Vampire sialan! Kau menghancurkan gadisku!" Sungutnya. "Aku akan membalas dendam saat aku bisa kembali merebut kerajaan Lucifer dari anak selir itu!" Tekadnya kuat. Sebenarnya ia bisa membawa lari Elina dan mengeluarkan janin terkutuk dalam tubuhnya itu. Namun ia tahu, semua itu akan percuma karena jelas ia tak akan bisa menyentuh manusia yang tengah hamil karena itu bisa membakarnya.
"Suatu hari aku akan tetap merebutmu!" Dengusnya lalu kembali lenyap.
**
"Bisakah kau tidak mengikutiku?" Bentak Lucy pada Briata.
Sosok iblis mungil itu hanya menunduk namun tak berani mengabulkan perintah Lucy.
Vampire menawan itu tengah menyantap makan siangnya di temani Briata. Dan tentu saja setiap hari Vampire itu selalu mengusir sang iblis. Namun kali ini, ia benar-benar tidak sanggup ditemani sang iblis karena itu membuatnya mengingat kekasihnya yang telah 'tewas'.
"Bisa kau pergi dari hidupku?" Sungut Lucy penuh emosi. Ia berdiri dengan menghempaskan seorang manusia yang sudah mati dengan tubuh keringnya.
Briata bergetar namun tetap menunduk. "Maafkan kelancangan saya, Nona Lucy. Namun pangeran Xalgairo sebelum__" ucapannya terhenti saat Lucy menyorotnya tajam membuat ia kembali menunduk. "Maaf Nona maksud saya benar, beliau memerintahkan saya untuk menjaga Nona!" jelasnya.
Lucy mendengus. "Apa kau sengaja ingin membunuhku dengan kehadiranmu?" Tanyanya tajam membuat Briata gelagapan.
"Kau berada di sisiku itu membuatku mengingat seseorang yang sangat berarti untukku!" Sungutnya. "dan itu membuatku ingin mengakhiri hidupku! jelas?" Bentak Lucy.
Briata mulai menitikan airmata. Sungguh itu tidak pernah terpikirkan olehnya, ia hanya ingin menemani pasangan dari Pangeran Lucifer saat ini yang tengah mengemban tanggung jawabnya sebagai Raja Lucifer.
"Bukankah seorang iblis yang diselamatkan akan mempertaruhkan hidupnya hanya untuk penyelamatnya?" Tanya Lucy yang di balas anggukan Briata. "Maka pergilah dari hadapanku! Aku akan menggunakan seluruh kekuatanku agar tidak tercium Vampire maupun iblis manapun. Dan kau akan menggagalkan niatku karena posisimu akan terlacak! Jadi sebelum aku depresi dan memilih mati sebaiknya kau pergi dan kembali menjadi pengawal Elina! Gadis itu yang memohon pada Algaero untuk menyelamatkanmu kan? Jadi silahkan kau bersamanya dan jangan mengikutiku lagi!" Bentaknya keras membuat Briata langsung bersujud memohon ampun.
"Ba-baik Nona, tapi berjanjilah Nona tidak akan melakukan hal yang merugikan Nona maupun semua yang menyayangi Nona..." pinta Brie tulus dan lirih.
"Hmmmm!!" Lucy hanya membalasnya dengan bergumam.
Briata mulai terisak, ia tidak ingin meninggalkan Lucy. Namun ia tak mu Nonanya itu terluka karena melihatnya. Karena ia berasal dari kaum kekasihnya. Dengan sedih dan pilu Briata mulai lenyap dari pandangan Lucy.
"Semua itu membuatku terluka, sangat terluka..." lirih Lucy saat dirasa Briata sudah pergi dari hadapannya. "Biarkan aku hidup sendiri tanpa siapapun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am A Vampire Soul Mate (TAMAT)
Vampir(DALAM PROSES REVISI) WARNING 18+ Part 1-10 Publik, Part 11-end Privasi, silahkan untuk follow terlebih dahulu.. "Aku tidak berharap seseorang harus menjadi kekasihku, Aku tidak berharap seseorang memaksakan hatinya untukku, Aku tidak berharap se...