Tengah malam, Elina terjaga. Ia mengerjapkan matanya berulang kali, Sepi pikirnya.
Ia turun dari ranjang dan berjalan keluar, menyusuri setiap ruangan mencari salah satu vampire yang ia kenal, tapi tidak ada satupun vampire dirumah ini.
Ia berjalan menuruni tangga, berjalan hingga kebelakang rumah besar nan unik ini.
Ia sampai dikolam renang yang luas dihalaman belakang rumah keluarga Reinfild, sejenak ia terpukau melihat pemandangan taman disekeliling kolam ini.
Elina berjinjit seolah menghindari dinginnya lantai granit ditepi kolam, hangat? Ia begitu takjub, memasukkan kakinya ke air kolam dan merasakan hangatnya air tersebut. Ia memainkan air ditepi kolam hingga akhirnya ia menyerah.
"Hangatnya...akan lebih enak jika tengah malam aku berenang. Sayang jika dilewatkan.." gumamnya menarik sudut bibirnya memamerkan senyum indah miliknya yang khas.
Ia berenang dengan perasaan bahagia, sekejap melupakan dimana dia sekarang. Tanpa sadar seseorang memperhatikannya dari jarak jauh, matanya merah semerah darah, berdiri diatas pohon palm yang tinggi menjulang.
"Dari jarak sejauh inipun aku bisa merasakan baunya, bau manusia yang belum pernah aku rasakan selama ratusan tahun. Kenapa Reinfild memelihara manusia dirumahnya?"
Sosok yang tak lain adalah seorang vampire itu mendesah kasar. "Aaaah! Ternyata Reinfild berniat memelihara ternak dikediamannya, aku tidak mencium bau manusia juga vampire-vampire sok' hebat lain, ah aku lupa mereka baru saja meminum darah manusia, malam ini saatnya mereka menetralkan darah manusia ditubuh mereka, oh aku mengerti. Gadis itu menjadi pengecualian ternyata. Aku jadi penasaran..." gumam Vampire itu dengan menyeringai, memamerkan taringnya yang mencuat. "Baunya menggodaku!" sambungnya, lalu ia melesat dan mendarat halus ditepi kolam.
Elina tidak menyadari saat ia berenang kepinggir kolam dan duduk ditepiannya. Hingga suara vampire itu mengagetkannya.
"Hay..." sapa Vampire itu dibuat seramah mungkin.
"S-siapa kau?" Tanya Elina terkejut, ketakutan mulai menjalar dalam hatinya.
"Aku yakin kau tahu siapa aku.." jawab Vampire itu terkekeh sedikit mengejek gadis yang menegang melihat taringnya.
"K-kau mencari s-siapa? T-tidak ad-ada seorangpun disini!" Suara Elina tampak gugup dan ketakutan.
"Aku tahu, aku mencium baumu dari jarak jauh. Reinfild ternyata baik hati memberiku oleh-oleh.." sahut Vampire itu kembali menyeringai memamerkan taringnya.
"Tidak!" Elina berdiri hendak berlari, namun Vampire itu dengan mudah berdiri dihadapannya dan menyambar lengan gadis itu keras.
****
"Rasanya aku begitu khawatir tentang gadis itu." ucap Jasmine ketika cahaya bulan menyinari tubuh abadinya.
"Kenapa dengan gadis itu?" Tanya Attar yang berada disampingnya.
"Entahlah, aku tidak bisa melihat dia saat ini" jawab Jasmine menaikan bahunya.
Albert yang terlihat bosan mengernyitkan dahinya.
"Aku punya firasat buruk tentang Gadis itu.." Suara Albert yang sedingin es lenyap seiring tubuhnya yang jauh melesat meninggalkan keluarganya yang masih menetralkan darah manusia untuk penyempurnaan.
Jasmine dan Attar hanya menggeleng melihat kakak tertuanya pergi begitu saja.
Stefan baru mengetahui kepergian Albert ketika Attar memberitahu Reinfild, tepat disamping Stefan.
"Kau bercanda? Untuk apa Albert mengkhawatirkan gadisku?" Tanya Stefan kesal, ia lalu melesat pergi diikuti saudaranya yang lain.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am A Vampire Soul Mate (TAMAT)
Vampire(DALAM PROSES REVISI) WARNING 18+ Part 1-10 Publik, Part 11-end Privasi, silahkan untuk follow terlebih dahulu.. "Aku tidak berharap seseorang harus menjadi kekasihku, Aku tidak berharap seseorang memaksakan hatinya untukku, Aku tidak berharap se...