Part 10

238 57 5
                                    

Author: Yeonmi
Editor: Yavanna
Wattpad: Sienny_Kuskanto
Main Cast: Lee Jihoon (Woozi ~ SVT) and Marlin Tuan (OC)
Other Cast:
💎Kim Mingyu (SVT)
💎Jeon Wonwoo (SVT)
💎Kwon Soonyoung (SVT)
💎And more! Find it by yourself ^^
Genre: Criminal, Romance, Mystery, Serial Killer
Rate: 15+
Length: Chaptered (?)

Chapter 10

Jihoon mengantarkan Marlin kembali ke apartemennya. Melihat Marlin yang masih terguncang, Jihoon memutuskan untuk mengambilkan minum untuknya.

"Duduklah," ujar Jihoon yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Marlin.

Jihoon menatap Marlin sejenak lalu menghela nafas panjang.

"Aku akan mengambilkanmu minum, kau tidak keberatan jika aku pergi ke dapurmu?" Tanya Jihoon yang dibalas dengan gumaman.

Jihoon berjalan melewati ruang tengah menuju dapur. Ia menemukan beberapa post it yang tertempel di pintu kulkas ketika ia hendak mengambil air minum. Ia menyunggingkan senyum simpul ketika melihat berbagai macam catatan mengenai tanggal-tanggal tertulis di sana, khususnya pada tanggal bergabungnya ia ke dalam tim. Namun senyumnya segera menghilang ketika melihat post it yang tertuliskan tanggal 7 Maret dengan catatan 'Peringatan kematian Papa dan Mama, ulang tahun terburuk.'

Jihoon mengambil post-it tersebut lalu menatapnya. Ia merasa sakit hati, ia seakan-akan dapat membayangkan Marlin yang menulis post-it tersebut dengan perasaan sedih.

Jihoon menghela nafas panjang sebelum mengembalikan post-it itu ke tempat semula, ia mengambil tempat air minum di dalam kulkas dan menuangkannya ke dalam cangkir yang tersedia di meja dapur.

Jihoon segera kembali ke kamar Marlin dan menemukan dirinya sedang menangis tanpa suara.

"Marlin," panggil Jihoon lembut, membuat Marlin mendongak untuk menatapnya. Jihoon merasa hatinya hancur berkeping-keping ketika ia melihat mata Marlin yang sembab dengan air mata terus mengalir menuruni pipinya.

Jihoon menutup matanya sejenak lalu berjalan mendekatinya, meletakan cangkir yang dibawanya di atas nakas, dan berlutut dihadapannya. Ia meraih wajah Marlin lalu mengusap air mata di pipinya.

Marlin meraih tangan Jihoon lalu menggenggamnya erat-erat. Jihoon menatap Marlin yang saat ini menangis dihadapannya dan dengan spontan ia merangkul Marlin, membuat Marlin menangis semakin keras. Jihoon mengusap punggung Marlin dengan lembut, membiarkan Marlin menangis sepuasnya dalam pelukannya.

"Aku... aku..." Marlin terisak kecil di pelukan Jihoon.

"Shhh... sudah, sudah," ujar Jihoon menenangkan.

Setelah Marlin agak tenang, Jihoon melepaskan pelukannya dan menatap Marlin dengan lembut, ia mengambil cangkir berisi air lalu menyerahkannya pada Marlin. "Minumlah."

Marlin meraih cangkir tersebut dengan tangan gemetaran, Jihoon segera mengambil inisiatif untuk membantunya untuk minum.

"Jihoon-ah," panggil Marlin dengan suara kecil. "Kau mau tahu apa yang terjadi padaku?"

Jihoon menatap Marlin lalu tersenyum tipis. "Kau bisa menceritakannya kapan saja jika kau sudah siap."

Marlin menatap Jihoon lekat-lekat dan berkata, "Aku sudah siap."

"Jangan memaksakan dirimu, aku tidak keberatan menunggu lebih lama jika kau belum siap. Aku tahu kalau semua ini sulit untuk diceritakan," balas Jihoon seraya mengelus puncak kepala Marlin.

Marlin menggelengkan kepalanya dan menatap Jihoon dengan penuh keyakinan. "Aku akan menceritakannya, namun berjanjilah padaku bahwa ini akan menjadi rahasia kita berdua karna aku hanya menceritakan ini padamu."

THE PUPPET MASTER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang