Keesokan paginya sudah terlihat Shani yang sedang mencuci piring bekas sarapannya dan juga Viny. Dan Viny sehabis sarapan langsung pergi keluar untuk mencari Mang Deri. Katanya sih ada perlu.
Kring kring
"Shaniiii... Shaniii... Jalan-jalan yukkkk!"seru Viny sambil membunyikan bel sepedanya. Ia tadi mencari Mang Deri untuk mengambil sepedanya untuk mengajak Shani berkeliling.
Kring Kring
Viny tersenyum lebar saat Shani keluar dengan kupluk dan sweaternya, ditangannya pun membawa sweater miliknya.
"Wah naik sepeda nih jalan-jalannya?"tanya Shani berbinar melihat sepeda yang dinaiki Viny.
"Iyaa. Naik sini"suruh Viny.
"Kamu pake sweater dulu"ucap Shani memberikan sweater yang dibawanya. Viny menerimanya lalu memakai sweaternya. Setelah itu Shani naik dan berpegangan dibahu Viny.
"Jalannn!"seru Shani menepuk bahu Viny. Viny tersenyum lalu menggowes sepedanya.
Shani memejamkan matanya saat semilir angin menyentuh wajahnya. Udara disini masih sangat sejuk dan ia sangat suka.
"Buka matanya. Pemandangannya indah"ucap Viny yang melirik Shani yang sedang memejamkan matanya. Shani membuka matanya lalu berbinar melihat hamparan kebun teh.
"Iiihh baguss"ucap Shani senang. Viny tersenyum mengarahkan sepedahnya ke arah sebuah pohon besar disana.
"Turun Shan"ucap Viny saat sampai dipohon itu. Shani pun turun lalu kembali menatap pemandangan indah didepannya. Setelah mengstandarkan sepedahnya, Viny mendekati Shani lalu memeluknya dari belakang.
"Udaranya seger ya. Aku suka disini"ucap Shani.
"Iya aku juga suka. Apalagi waktu kecil aku kalau liburan pasti kesini"ucap Viny.
"Kamu kok baru ngajak aku ke sini sih?"
"Dulu kan kita sama-sama sibuk. Aku juga masih di jeketi. Jadi susah"ucap Viny.
"Iya juga sih tapi gapapa deh. Yang penting kamu ngajak aku kesini sekarang"ucap Shani tersenyum. Viny ikut tersenyum sambil mengeratkan pelukannya.
"Makasih ya udah mau nunggu aku selama ini..."
"Makasih juga udah mau sembuh dan kembali buat aku.."
Viny sempat terdiam mendengar ucapan Shani, ia teringat dengan hasil lab kemarin yang menyatakan bahwa kanker itu datang lagi namun ia dengan cepat mengenyahkan ingatan itu dan mencium pipi Shani.
"Aku sayang kamu Indira.."
"Aku juga sayang kamu Viny.."
***
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Viny yang sedang menunggu Shani masak makan malam terlihat sedang melamun menatap layar tv yang menyala. Sesekali keningnya mengerut seperti sedang memikirkan sesuatu. Viny menghela nafas panjang lalu mengusap kasar wajahnya.
"Sayang..." Viny agak tersentak saat sepasang tangan melingkar di lehernya. Viny mendongak dan melihat tatapan Shani yang khawatir.
"Hah? Iya?"
"Kamu kenapa? Kok gelisah gitu sih?"tanya Shani khawatir.
"Gelisah? Ga kok. Ga kenapa-napa"ucap Viny namun keningnya berkerut. Shani yang melihat itu mengusap kening Viny.
"Kenapa? Cerita aja"ucap Shani.
"Gapapa kok. Makanannya udah siap? Aku laperrr"rajuk Viny mengalihkan pembicaraan. Shani sempat terdiam melihat Viny yang mengalihkan pembicaraan walaupun begitu ia tetap mengikuti keinginan Viny. Mungkin bukan waktunya untuk memaksa Viny bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, Vin!
أدب الهواة•Sequel Kenapa?• Setelah kepergian Viny yang tiba-tiba, Shani mulai merasa ada yang hilang di kehidupannya. Walaupun didalam surat yang di tinggalkan Viny, ia menyuruh Shani untuk tidak menunggunya buktinya sampai sekarang Shani masih tetap menungg...