Bab 1

50 8 1
                                    

Selama hampir satu tahun Dito sekolah di SMA Kasih Ibu, ia tidak pernah tahu dengan perempuan yang bernama Alya, begitu pula Alya.

Ia tidak pernah peduli dengan gadis-gadis yang ada di sekolahnya. Tetapi banyak gadis yang memperhatikannya, bukan karena ketampanannya atau apa, tapi karena memang dia selalu menjadi bulan-bulanan para guru.

Bicara tentang Alya, ia adalah gadis yang sangat cerdas, baik dibidang akademi maupun nonakademi. Ia sangat disenangi para guru, ia selalu menang dalam olimpiade, selalu menjadi kebanggaan sekolah.

Alya mempunyai satu sahabat yang bernama Karissa. Ia sudah menjalin persahabatannya sejak duduk di bangku kelas 7. Walau begitu, bukan berarti Alya hanya bermain dengan Karissa, Alya mempunyai banyak teman, ia tidak pernah membeda-bedakan teman. Oleh karena itu banyak yang senang bermain dengannya.

***

Seperti biasa Dito mengendarai motor vespanya yang umurnya setara dengan kakeknya. Ya, motor itu sudah tiga generasi, dan sekarang Dito yang mengendarainya. Ia sangat mencintai motor itu, katanya motor itu adalah jimatnya, selama ia mengendarai motor itu, ia tidak pernah kena tilang, menurutnya motor itu mempunyai semacam jimat.

Setelah sampai di sekolah, ia memarkirkannya di belakang sekolah, dan berjalan menuju gedung sekolah. Disana ia bertemu dengan Devan dan Bayu.

"Oi!" Sapa Bayu.

"Tumben ga telat", cetus Devan.

Dito merangkul kedua temannya, "lagi berangkat pagi", jawabnya sambil cengengesan. Mereka berjalan menuju kantin, jarum jam masih menunjukkan pukul 6.15.

Saat di kantin mereka duduk di meja bulat seperti biasa. Dito memesan energen, ya seperti biasa ia selalu memesan energen rasa coklat di kantinnya.

"Ngerokok ga lu pada?", Bayu menawarkan sebungkus rokok kepada Devan dan Dito. Lalu Devan mengambil sebatang, sedangkan Dito menolaknya.

Bayu dan Devan tersenyum meledek, "tumben lu, Dit" cetus Devan.

"Belom sarapan gua", kata Dito, dan tidak lama kemudian Mbak Idah memberikan segelas energen kepada Dito. "Makasih ya mbak" kata Dito sambil mengambil energennya.

Selagi teman-temannya merokok ria, Dito menyeruput energennya yang panas.

Bel berdering nyaring. Namun itu bukan tanda untuk mereka memulai jam pertama. Mereka tetap asyik berada di dalam kantin.

"Eh, bel nih" kata Bayu sambil menginjaknya batang rokok yang sudah pendek.

"Terus?" Kata Dito dengan santai.

Bayu kembali duduk di kursinya.

"Mending ajak yang lain buruan", ajak Devan sambil mengambil ponselnya dari saku celananya.

"Ngajak siapa lu?" Tanya Bayu.

"Gua ngeline grup angkatan", kata Devan santai. Mendengar itu Dito langsung menjitak ubun-ubun Devan. "Tolol! Jangan bego! Banyak cepu di grup angkatan. Ga mikir panjang lu!" Kata Dito dan langsung melanjutkan aktivitasnya dengan meminum energennya yang tak kunjung habis.

"Oiya lupa gua." Kata Devan dan langusng mematikan ponselnya.

"Ajak Rakha sama Kemal aja", kata Bayu kepada Devan.

Lalu Devan langsung mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan langsung memberitahu mereka.

Devan :
Oi, rak, lu ke kantin sini sama kemal. Ada gua bayu sm dito

Sent..

Rakha :
Ah bangke. Lu pada cabut? Gua telat sm kemal, kita ditahan sama pak ilham.

1001 Cara DitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang