Enam

1.9K 277 4
                                    

"Woi.. Eunkyung, buatin peer gue," Kata Wonwoo sambil menyerahkan buku prnya.

"Dih? Ogah, siapa lo?" Kata gue menolak permintaan Wonwoo

"Eunkyung-ah, jangan bilang lo lupa sama perjanjian kita?" Tanya Seungcheol dan Vernon berbarengan.

'Aisshhh.. Eotteokhae?'

"Buruan, 5 menit lagi songsaenim dateng," Kata Wonwoo sabil memaksa gue mengerjakan prnya.

"Mian, peer gue juga belum selesai. Semalem gue ketiduran, jinjjaro," Kata gue meyakinkan dia.

"Gak usah alesan lo,"

"Dan juga perjanjian kita, gue nerima bully-an lo dan gak ngelawan kan? Tapi kalo ini peer, pelajaran. Gue ogah," Kata gue takut-takut.

"Yya! Beraninya lo!" Teriak Wonwoo sambil ingin menampar muka gue.

"Wonwoo-yah, kau sedang apa?" Tanya Songsaenim yang datang di waktu yang tepat.

"Enggak, tangan saya pegal aja," Kata Wonwoo alasan sambil menggerakkan tangannya ke atas ke bawah seolah-olah tangan kananya itu benar-benar pegal.

"Sudah, kamu duduk. Saya akan memulai pelajaran," Kata Songsaenim yang langsung duduk di mejnaya.

"Kemarin saya sudah memberikan peer , siapa saja yg tidak mengerjakan peer?" Tanya Songsaenim setelah ia duduk.

Gengnya Wonwoo mengangkat tangan mereka, kecuali Jeonghan dan Hoshi. Setau gw, walaupun Jeonghan dan Hoshi ikutan bully gue, mereka berdua termasuk murid yang pintar.

"Kalian semua, lari keliling lapangan sampai pelajaran saya selesai," Kata Songsaenim memberi mereka semua hukuman.

"Sampai istirahat, songsaenim?" Tanya Wonwoo tidak percaya.

"Iya. Cepat sana! Sekarang!" Suruh Songsaenim.

"Haha, akhirnya mereka merasakan apa yang gue rasakan kemarin," Kata gue pelan sambil sedikit tertawa.

"Eunkyung! Kamu mau saya hukum juga?" Tanya Songsaenim melihat gue yang menertawai mereka.

"Tidak, Songsaenim. Maaf," Kata gue kepada Songsaenim.

"Yasudah, sekarang kalian periksa pekerjaan masing-masing. Saya akan menjelaskannya," Kata Songsaenim menghadap ke papan tulis.

*Note : Songaenim itu, kakaknya kepala sekolah. Walaupun ia hanya seorang guru, dia lebih kaya dari kepala sekolah dan beberapa hal itu yang membuat Wonwoo takut dan tidak berani melawan Songsaenim.

~Wonwoo Hate You~

Gue ngeliatin Gengnya Wonwoo (-Jeonghan, Hoshi) ngos-ngosan lari keliling lapangan. Rasain tuh.

Waktu gue udah dapet bakmie sama es teh bu kantin, gue langsung duduk di meja kantin bareng si Lami sama Hina.

"Eunkyung, lo gak apa-apa ngelawan mereka kayak gitu lagi? Gue khawatir sama lo," Kata Lami ke gue.

"Iya, kenapa lo gak nurut aja sama mereka?" Tanya Hina.

"Ogah, ngapain gue nurut sma mereka? Gak guna," Kata gue gak peduli.

"Tapi gue takut mereka ngapa-ngapain lu lagi. Lo bilang si Seungcheol sama si Vernon ngancem lu kan?" Kata Hina khawatir.

"Gimana kalo mereka beneran ngelakuin itu?" Timpal Lami yang sama khawatirnya.

"Udah lah, gue mau makan susah amat," Kata gue yang daritadi ingin menyuap bakmie bu kantin, tapi tidak jadi karena harus menjawab pertanyaan mereka yang bertubi-tubi.

Waktu gue baru mau nyeruput es teh manis, Gengnya Wonwoo deketin meja di mana gue, Lami sama Hina lagi makan bareng di kantin.

"Apaan?" Tanya gue sambil mengangkat dagu gw sok berani.

"Nanya, lagi! Gara-gara lo, kita semua dihukum!" Teriak Mingyu yang bikin semua orang yang ada di kantin natap ke arah gue yang lagi dikepung sama gengnya Wonwoo.

"Salah lo sendiri kaga ngerjain peer," Kata gue gak peduli.

"Lo berdua," Wonwoo nunjuk ke arah Lami dan Hina "Pergi sana! Cari tempat lain, kita butuh ngomong sama dia," Wonwoo menatap tajam ke arah gue.

Si Lami sama Hina langsung pergi karena takut sama mereka. Gue sih, gapapa. Gue emang gak mau ngelibatin mereka sama urusan gue sendiri.

Dan terima kasih banyak untuk Jeon Wonwoo, semua orang di kantin langsung menatap ke arah gue.

"Lo, ikut gue," Kata Jun menunjuk ke arah gue.

"Mau ngapain?" Tanya gue bingung.

"Udah, ikut aja," Kata Jun sambil narik tangan gue erat.

'Kalo gini, gue bisa mati kelaperan setiap hari gara-gara diganggu mulu sama gengnya Wonwoo' Batin gue lapar.

Jun narik gue dan ngajak paksa gue naik tangga ke arah atap sama seperti yang dilakukan Seungcheok sebelumnya.

"Apaan lagi?!" Tanya gue kesel saat Jun sudah melepas tangan gue dan mengunci pintu atap agar gue gak bisa kabur.

Tiba-tiba dia deketin gue dan membelai rambut panjang tergerai gue yang halus. Tapi selanjutnya, dia menarik rambut gue dengan keras.

"Lepasin! Sakit!" Kata gue sambil memegang rambut gue juga.

"Hari ini anak cowo kebagian piket mingguan, lo harus gantiin kita. Lo bersihin kelas, sendirian. Gak ada lagi alasan buat lo, atau sekarang juga orang tua lo dipecat dan beasiswa lo dicabut!" Kata Jun makin menarik rambut gue dengan keras sampai gue menunduk ke arahnya agar rambut gue tidak terlalu sakit.

Jun melepas rambut gue setelah beberapa menit gue merintih kesakitan. Setelahnya, Jun langsung ninggalin gue begitu saja. Gue mau marah, tapi gak bisa ngomong apa-apa. Orang tua gue dari dulu berusaha keras buat biayain hidup gue. Jadi artinya? Keknya gue harus berkorban buat orang tua gue sekarang. Anggap saja balas budi gue kepada mereka.

To Be Continued~

WHY (Wonwoo Hate You) [On Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang