Gue nggak pernah berharap bakal tetap jomblo di usia gue yang sekarang. Gue nggak memilih itu, mungkin saja jodoh gue masih di jalan, muter-muter nyari gue. Yang jelas, gue nggak pernah milih untuk jadi jomblo. Gue juga pengin punya cowok yang bisa gue pake dadanya untuk leyeh-leyeh saat gue capek karena kerjaan. Sayangnya, kejadian kayak gitu udah lama banget. 3 tahun jomblo ditinggal nikah dan gue masih belum dapat cowok yang 'pas' untuk jadi tempat leyeh-leyeh gue.
Kadang gue benci kalau ada undangan nikahan sampai ke rumah. Gue bakal berusaha menolak datang dan cuma memberi hadiah serta amplop lewat teman yang datang. Gue nggak mau datang ke acara seperti itu tanpa ada gandengan. Walaupun gue bawa adek gue, tetep aja nggak akan bisa menyetop teman-teman gue yang kurang ajar dengan menanyakan, 'Kapan lo bawa gandengan beneran?', atau 'Kapan ada di pelaminan?'. Nyokap kandung gue aja masih santai-santai, tahu kalau anak perawannya masih jomblo.
Tahun ini, berbeda dari tahun sebelumnya, gue memilih untuk membuat resolusi. Beberapa kali gue konsultasi ke Gendis—sahabat gue dari masih pakai popok—tapi dia malah ngira gue mau mati. Resolusi tahun ini gue berencana buat bucket-list. Selama ini, gue menjalani hidup gue seperti wanita-wanita normal lainnya. Setelah selesai kuliah-cari kerja-dan sekarang sudah jadi pegawai tetap. Gue nggak pernah melenceng dari jalan yang benar. Meskipun kadang, beberapa dari temen gue ngajak buat hangout sampai pagi, tapi selalu gue tolak. Alasannya selain gue masih tinggal sama orangtua, gue nggak mau keluar dari ajaran-ajaran agama yang benar. Walaupun gue nggak taat-taat banget sebagai umat beragama, tapi gue tetap tahu batasan-batasan wajar.
Impian gue setelah karir adalah menikah. Tapi, belakangan ini gue mulai ngerasa kalau jodoh yang Tuhan siapkan untuk gue belum mau nongol ke permukaan. Gue capek, sebagai manusia normal—yang walaupun nggak mau ambil pusing tentang omongan orang—hati gue pegel di nasehatin ini dan itu untuk cepet cari jodoh, sebelum jadi perawan tua.
Mungkin yang kayak gini nggak gue doang yang alamin. Hampir semua wanita karir pasti kayak begini. Tapi namanya juga gue, kadang otak gue suka lari kemana-mana. Bukan kenapa-kenapa, gue cuman takut apa yang orang-orang bilang bakal jadi kenyataan. Gue, Winna Adella jadi perawan tua sampe umur 40-an.
Jadi, gue memutuskan untuk membuat bucket-list di luar zona nyaman gue, dan mungkin di luar akal sehat orang-orang normal macem gue yang dulu.
1. Pergi ke club.
2. Mabok sampai nggak bisa bangun.
3. Unggah foto menantang di Instagram.
4. Pakai pakaian kerja seksi ke kantor.
5. Pakai bikini two-piece pas jadwal renang.
6. Cium sembarang cowok di club.
7. Having some fun with guy at club
.8. Phone sex with stranger.
9. Make out di kamar gue.
10. One night stand.
Ini mungkin bucket-list paling gila yang pernah gue tulis. Fix, ini jauh dari zona nyaman Winna Adella.

KAMU SEDANG MEMBACA
Winna's Bucket List
ChickLit[Ada part yang di private] Banyak yang bilang kalau good thing always happen in a good time. Nyatanya, Winna merasa kalau Tuhan belum berniat kasih 'good time' untuknya. Ini bukan perkara pekerjaan, bukan juga tentang cita-cita. Usianya akan berubah...