First Side

28 5 1
                                    

*Author PoV*

Matahari cukup menyengat siang ini. Semua pekerjaan sudah dilakukan dengan baik. Dan sekarang perasaan itu muncul lagi.

BOSAN

Sepertinya itu yang dirasakan gadis remaja itu. Ia duduk termenung dipinggir danau yang sepi sambil sesekali melempar kerikil ke dalam danau. Ini kota kecil. Jadi, wajar saja bila jarang sekali orang disini

Ingatannya memutar memori sepuluh tahun lalu. Tanpa terasa, tetes demi tetes air mata jatuh membasahi pipinya

"Hei Kendall!" teriakan seseorang terdengar

Kendall segera menghapus air matanya, menoleh kemudian tersenyum

"Ada apa Jessie?" tanyanya

"Donatur sudah datang, kita harus segera kesana" jawab gadis dengan rambut pirang itu

Kendall mengangguk.Mereka mulai berlari kecil kembali ke panti asuhan. Ya, disitu mereka tinggal.

Sesampainya disana, Kendall dan Jessie segera menuju dapur.

"Maaf Ms. Danny, kami terlambat" kata Jessie

"Kemana saja kalian? Sudah. Cepat bantu aku. Kalian ini, bisanya hanya merepotkan saja" protes Ms.Danny, pengurus panti asuhan.

Sikapnya memang pemarah, jadi anak-anak disini sudah terbiasa akan hal itu.

Kendall menghela nafas, dan bergegas menyiapkan makanan ringan untuk donatur.

Ia berjalan menuju aula. Katanya, donatur itu sedang bermain bersama anak-anak.

"Syukurlah. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini" pikir Kendall

Setelah menaruh semuanya diatas meja, Kendall kembali lagi menuju dapur. Semenjak kejadian itu, Ia memang cenderung lebih pendiam.

"Hei! Mengapa kau kembali lagi kesini?" protes Ms Danny. (Lagi)

"Apa tidak ada lagi yang bisa aku kerjakan?" tanya Kendall

"Tidak ada. Sudah ayo pergi. Kau ini. Bisanya hanya membuatku emosi saja" jawab Ms. Danny sambil menggelengkan kepala

Kendall hanya tersenyum miris dan melakukan apa yang diperintahkan Ms. Danny

"Donatur itu sepertinya tidak asing. Apa aku mengenalnya?"

"Hai Mr. Howard, Senang bertemu dengan anda." sapa Ms. Danny pada donatur yang sudah cukup berumur itu

Donatur itu tersenyum. mereka berjabat tangan
"Senang bertemu dengan ada juga. Bagaimana kabar anda?"

"Ohh, I'm fine. How about you?"

"Yeah. I'm fine too." jawabnya

"Mari ke ruangan saya saja, kita bincangkan masalah ini di dalam." ajak Ms. Danny dan disetujui oleh Mr. Howard

Kendall mencari Jessie yang hilang entah kemana.

"Jessie! Where are you?"

Cukup sulit menemukannya diantara warga panti asuhan yang sangat banyak ini

"Kemana Jessie? Merepotkan saja" gumam Kendall

"Hei"

Suara laki-laki membuat Kendall menoleh

"Ya?" balas Kendall pada lelaki berambut pirang dan bermata biru itu

"Sorry, Bisakah kau menunjukan dimana pengurus panti ini?" tanyanya

"Huh, Jessie saja belum kuketemukan. Sekarang malah pemuda ini yang datang padaku. Apa orang-orang tidak bisa mengurus urusannya sendiri?"

Kendall menghembuskan nafasnya

"Yeah. Mari ikut aku"

Mereka berjalan beriringan, melewati aula dan beberapa ruangan menuju ruangan Ms. Danny.

"Oh iya, siapa namamu?" tanyanya setelah sampai di depan ruangan Ms. Danny

"Aku Kendall. Kau?"

"Aku Ni.."

Ceklek.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Ms. Danny dan Mr. Howard.

"Ternyata kau sudah sampai. Ayo masuk!" ucap Mr. Howard

Ms. Danny tersenyum pada mereka dan memberikan tatapan mengusir pada Kendall.

Gadis dengan rambut hitamnya itu tersenyum dan bergegas pergi

"Terima kasih atas bantuanmu!"

Kendall menoleh dan mengangguk. Kemudian pergi menuju kamarnya.

Ia menghempaskan tubuh di kasur melepaskan beban penat dan rasa jenuh yang menyumpal kepalanya.

Ini cukup menenangkan sejenak. Namun lagi-lagi rasa bersalah itu muncul untuk kesekian kalinya.

Air mata pun juga tidak bisa dibendung.
Ia memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya berharap ini semua akan hilang dari pikirannya.

Kendall benci ini semua.

Ia benci pikirannya.

Dan, ia benci kehidupannya

"Mom, I miss you"

~~**~~

See you on the next chapter gaaeeesss..

What? 1D?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang