Mandy Strickorse menuruni tangga dengan tergesa. Ia nyaris tersandung gaun pendeknya sendiri yang berekor panjang di bagian belakang, kalau saja tak lekas berpegang erat pada sisi tangga yang terbuat dari kayu mahoni berwarna merah kecokelatan. Gracie Newman menjerit kecil dari bawah tangga. Gadis berambut pirang dengan mata biru terang itu begitu terkejutnya, sampai tak menyadari kalau ia sudah mencengkeram lengan Derrick Klauster sampai si pemuda meringis, tapi tetap tak mengalihkan matanya dari gadget di tangan.
"Santai saja, Mandy. Kita akan tetap terlambat walau kau loncat dari lantai atas."
Gregory Austin menatap tajam ke arah gadis bergaun biru itu—yang sepertinya sedikit kebesaran di tubuhnya yang mungil—yang menuruni sisa anak tangga dengan lebih berhati-hati. Mandy balik mendelik ke arah pemuda dengan freckles di seluruh wajahnya yang sebenarnya cukup tampan, jika saja tidak memberengut seperti saat ini.
"Kamu, kan, tahu. Aku harus memaksa Amber untuk ikut kita dulu, makanya aku lama!" ketus Mandy. Lalu tanpa menggubris teman-temannya, ia keluar lebih dulu, menuruni undak-undakan tangga di depan teras rumahnya, hunian bergaya klasik di daerah elit Emerson Square yang terletak di kota Blind Hollow, sebelah utara Dallas.
"Dia nggak mau ikut? Mau apa dia di rumah sendirian, orangtua kalian belum kembali dari luar kota, kan?"
Mandy diam saja tak menjawab pertanyaan Gracie. Ia sudah sangat kesal dengan penolakan Amber tadi.
"Aku nggak suka pesta, lagi pula jalanan terlalu licin. Ada truk pengangkut oli yang baru saja menumpahkan satu kaleng besar cairan lengket itu ke jalan. Berbahaya, tauk!"
Amber tengkurap di atas ranjang, membalik-balik buku di tangannya. Ia berpura-pura sibuk agar Mandy, sang kakak, tak mendesaknya terus-menerus.
"Kalau nggak mau ikut, ya sudah! Kamu nggak perlu ngomong aneh-aneh! Asal nanti jangan ngadu ke Mom dan Dad kalau aku pergi tanpamu, seakan aku tak menjagamu!"
"Aku nggak bohong soal truk itu!" Amber berteriak membela diri, sesaat sebelum Mandy menghempaskan pintu di belakangnya dan lari menuruni tangga yang berakibat insiden kecil tadi.
Gracie menjejeri langkah Mandy, berjalan anggun dengan kepala setengah mendongak mengendusi bau rumput basah di udara malam. Gaun merah sejengkal di atas lutut berbahan lycra yang ia kenakan, berlekuk sempurna di tubuhnya yang semampai dengan kulit seputih susu. Derrick dan Gregory mengekor kedua perempuan itu. Wajah tidak sabar Greg—panggilan akrab Gregory—sangat kontras dengan cengiran tak wajar di bibir Derrick. Mata lelaki muda bertubuh kurus tinggi itu tak beranjak dari layar gadget, membuatnya tersandung beberapa kali saat melangkah ke halaman rumah, tempat mobil Jaguar XK Convertible milik Gregory terparkir.
Liburan musim panas sudah dimulai seminggu lalu, dan weekend ini, Marion, gadis terpopuler di SMA Highland Park, mengadakan pesta besar di rumah mewahnya di daerah Park Lane. Satu sekolah diundang. Semua sangat antusias saat menerima undangan. Well, siapa yang tak kenal Marion White? Anak pengusaha retail terbesar di Blind Hollow, Arlington White. Semua orang tak akan melewatkan kesempatan untuk bisa hadir di pestanya, seperti siapa pun selalu berharap bisa menjadi teman satu geng Marion yang rata-rata anak orang berada—Mandy dan ketiga temannya juga anak orang kaya, tapi Marion jauh lebih kaya—atau pesuruhnya atau menjadi pacarnya. Yang terakhir ini pernah nekat dilakukan Derrick. Suatu kali ia mencoba mengajak kencan gadis itu dan langsung ditolak mentah-mentah oleh Marion.
Derrick memang jauh dari tampan. Rambutnya klimis seperti tak pernah dicuci berhari-hari, gigi besar-besar dan sering mengeluarkan suara-suara aneh saat gugup apalagi bila bicara dengan perempuan yang disukainya. Ia tidak suka olahraga, bukan siswa cerdas, bukan kelompok anak sains, tidak ikut satu pun klub di sekolah, pokoknya ia bukan siapa-siapa. Bagi Derrick semua itu tak menarik. Satu-satunya ketertarikan yang ia miliki hanyalah pada gadget, menjadi pengunjung setia situs-situs dewasa yang penuh berisi gambar perempuan telanjang berbuah dada dan berbokong besar. Sudah jelas ia bukan saingan bagi Brad Turner, cowok populer dan kapten tim baseball di sekolah yang belakangan akhirnya menjadi pacar Marion.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WATCH YOU WHILE YOU'RE DRIVING
ÜbernatürlichesPeristiwa-peristiwa buruk bisa menimpamu kapan saja, di mana saja, termasuk di jalanan. Apalagi bila kau mengabaikan peringatan yang sudah disampaikan.