***
Aku terbangun karna matahari mengintip di balik tirai jendela kamarku hingga menyilaukan mata walaupun masih tertutup, ku buka mata perlahan dan ku lirih keluar jendela. hari ini cuaca sungguh indah, gumamku berbicara sendiri.
Handphone ku berbunyi dan aku segera mencari dimana aku meletakkannya.
Pesan singkat yang aku terima.Victor
"Selamat Pagi Captious, Bentar teman semua ngumpul di caffe frozzy, aku jemput ya?"
Tanpa membalas pesan dari Victor aku langsung menyambar handuk yang berada di atas meja rias dan langsung ke kamar mandi.
****
Bang Victor adalah cowok yang tampan dengan bola mata yang berwarna biru, memiliki tubuh yang sangat Spekta dan Di Kampus katanya dia cowok yang paling diinginkan semua wanita(gue sih amit2:-|)
Tak lama aku menunggu di depan rumah, mobil bang victor pun tiba dan langsung saja aku menaiki mobilnya.
Mobil bang Victor melaju dengan rata-rata, suasana didalam mobil begitu sunyi tidak ada pembicaraan diantara aku dan victor.Aku mulai membuka pembicaraan.
"Bang kita mau ngapain di caffe? kok cuman kita berdua? yang lainnya pada kemana bang?" begitu banyak pertanyaan yang ku lontarkan kepada bang Victor.
"Abang akan ketemu dengan teman abang yang sudah lama gak pernah ketemu" jawabnya dengan datar dan pandangannya tetap melihat ke arah jalan.
"Abang bilang kita akan ngumpul bareng teman-teman yang lainnya tapi kok ketemu teman abang yang lain"tanyaku lagi pada bang victor.
"Sudahlah gak usah banyak Nanya" jawabnya singkat.
akupun diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Dan sekarang aku, bang Victor telah Sampai dimana tempat tujuan kami, Caffe Frozzy.
Bang Victor memilih Meja yang dalam ruangan. entah apa yang akan dia lakukan pikirku.
Tak lama aku menunggu dan bang Victor, orang yang akan dijumpai bang Victor ternyata Alfarizk.
Aku sangat terkejut dengan kedatangannya yang ternyata sebagai teman bang Victor.
"apa kabar lo bro?" sapa bang victor pada Alfarizk
"ya seperti yang lo liat sekarang" balas Alfarizk.
"Sekarang keseharian lo apa Al?"tanya bang Victor.
"Kuliah" jawabnya dengan singkat dan langsung menyantap makanan yang baru saja dihidangkan dimeja kami.
Dan bang Victor hanya berOH saja dengan jawaban Alfarizk.
............
......
Entah apa yang sedang mereka bicarakan sehingga aku di abaikan.
"Hmmm" aku berdehem di sela-sela pembicaraan mereka.
"Ada apa Sa?"tanya bang Victor.
"Aku ke toilet dulu ya bang"izinku pada bang Victor.
dan bang Victor hanya berOH saja.akupun berlalu menuju toilet yang berada di caffe ini. Sebenarnya aku tak melakukan apa-apa di toilet cuman spontan aku kaget saat kedatangan Alfarizk.
Sejak kapan bang Victor kenal dengan Alfarizk. pertanyaan itu terus muncul di pikiranku.
Ku menekan-nekan pelipisku yang sedari tadi terasa berdenyut-denyut.
Sesegera mungkin aku kembali dan mendapati mereka sedang tertawa. entah apa yang sedang mereka tertawakan.
aktivitas mereka terhenti mungkin mereka menyadari kehadiranku saat ini.
"oh iya, Al kenalin ini Arsa dan Arsa kenalin ini Al" ucap bang Victor.
aku pun menyebut nama dan begitu juga sebaliknya.
setelah makan Sepertinya Alfarizk dapat telfon entah dari siapa dan alfarizk pun balik duluan.
"Vic gue balik duluan ya" kata Alfarizk.
"Oke".Alfarizk pun tak terlihat lagi setelah melewati ambang pintu masuk caffe frozzy.
Dan tak lama Alfarizk balik aku dan bang Victor juga langsung menuju ke basement dimana mobil bang Victor di parkirkan.
Dalam perjalanan aku dan bang Victor sama sekali tak membungkam pembicaraan. mobil melaju cepat di atas rata-rata.
POV's Alfarizk
Tadi kok gue ngerasa Sakit ya? waktu tau kalau Arsa itu juga sering jalan bareng Victor. Atau mungkin Arsa itu ada hubungan dengan Victor.
Begitu banyak pertanyaan yang sedang terlintas dipikiranku saat ini. gue akan nanya ke Victor nanti biar rasa penasaran akan hal mereka hilang.
Aunthor pov'
Alfarizk pun melajukan mobilnya dengan kecepatan yang boleh di bilang sangat tinggi.
Pov's Victor
Aku langsung menginjak pedal gas usai aku mengantarkan Arsa balik.
Tadi Arsa kok bertingkah aneh? apa dia kenal dengan Al? atau mereka ada hubungan.
Pertanyaan demi pertanyaan yang menumpuk dipikiranku terus menerus meminta jawaban dengan tingkah Arsa tadi di caffe.
*****
Arsafrisk pov'
Tik... tok... tik... tok...
"Berisik, woy!"
Brak! Prak!
Kulempar jam dinding di kamarku dengan kaleng Fanta kosong hingga jatuh dan pecah. Entah sudah berapa jam dinding yang bernasib sama dengan jam itu, kurasa mulai besok aku harus mengganti semua jam di flat ini dengan jam digital - suaranya tidak berisik.
Kulirik langit di luar melalui jendela kamarku, hitam pekat tanpa berkas cahaya yang biasanya diciptakan benda-benda malam. Ah, aku baru ingat malam ini bulan mati, bintang pun enggan tampak bersama sang kawanan. Kuperkirakan jam telah menunjukkan waktu lebih dari tengah malam, menilik televisi yang tengah menayangkan iklan rokok dan alat kontrasepsi secara bergiliran.
Kantuk sebenarnya sudah mendera sedari tadi, kedua mata bulatku pun sudah sesipit ras Mongoloid yang akhir-akhir ini sering kali dielu-elukan remaja Indonesia dari segala kasta. Tapi keteguhanku untuk terjaga selalu bisa melawan rasa kantuk itu.
Tapi aku tetap meneruskan kebiasaan ini tanpa peduli akibatnya.
Staying up late do not stay up, if pointless
Staying up late is okay, if there is need for
Staying up late do not stay up, if pointless
Staying up late is okay, if there is need for
If too many begadang
Pallor due to diminished blood
If it is often in contact with the evening breeze
Everything illness are easy to come
Darilah the care agency
Do not stay up every night
Somplak! Apa maksud nih acara dangdut nyindir-nyindir gue!?
Aku menggeram. Stasiun televisi yang tengah kutonton tiba-tiba saja menayangkan acara dangdut tengah malam yang mempertunjukkan seorang pria pendek, berbulu dada, dan berjanggut tebal, bersama orkesnya yang dulu berjaya. seakan-akan mengejekku yang memang selalu begadang.
Klik!
Kumatikan televisi dan melempar remote kontrolnya ke lantai. Aku mulai jengah dengan semesta yang memprakarsai kontra terhadap kebiasaan begadangku. Setelah berdiam diri selama beberapa detik, aku pun bangkit dari kursi malasku dan melangkah menuju kamar mandi. Sedikit air dingin kurasa bisa membantu menyegarkan wajahku yang lengket.
Tapi ketika aku berdiri tepat di depan wastafel dan memandang ke cermin dan kembali ke tempat tidur yang berukuran big size.
Dan tak berapa lama aku menatap langit-langit kamar dan pemilik mata ini sudah setengah sadar dan mulai memasuki alam mimpi.
Maaf ya baru update chapter ini, maklum anak sekolahan. jadi sibuk ngurus nilai.
intinya kalian jangan cuman baca tapi ninggalin juga dong tanda di chapt ini,
vote dan comment gitu. heheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Berujung Kesedihan
Teen Fiction"Aku mencintaimu. Tak peduli berapa ribu kilo meter jarak yang terbentang dan tak peduli seberapa deret pulau memisahkanku denganmu. Yang ku tau, bagiku kamu selalu dekat. Namun, semua itu harus ku kubur dalam-dalam dan melupakan kisah asmara kita b...