Karena bertemu denganmu ...
Adalah hal yang terbaik untukku.***
"Aldo ... nih lihat. Key udah besar sekarang." Wanita bersurai pirang menarik puteranya agar duduk dipangkuan. Anak berusia enam tahun itu mengedipkan manik abunya.
Di depan Aldo, ada bayi berumur empat bulan dalam dekapan teman sang Mama. Tubuhnya gendut berkulit pucat. Pipinya bergelambir dengan iris cokelat layu menatap teduh.
"Lea, Key masih belum ngomong?" Liesel, ibunya Aldo bertanya. Mereka duduk saling berhadapan di ruang tamu rumah Lea. Suami mereka bercengkerama di sofa.
Lea menggeleng sedih, "Belum. Key cuma nangis aja tapi gak aktif ngomong kayak bayi lain. Apa karena kegendutan, ya?"
"Udah ke dokter?"
"Udah. Katanya gak ada yang salah sama Key kok. Cuma agak males aja. Masa sampai sekarang dia kalo udah tengkurep gak mau balik badan sendiri? Pilih nangis. Gak usaha sama sekali."
Liesel tertawa, "Tapi Key lucu banget loh. Rambutnya udah numbuh banyak. Dedek bayinya cantik ya, Al?"
Liesel meminta pendapat puteranya. Aldo tidak menjawab. Dia hanya menoel-noel pipi chubby Key dengan telunjuk.
"Gendut." Aldo berkomentar. Key menangkap telunjuk Aldo. Kemudian tertawa memamerkan gusi tanpa gigi.
"Key itu Kakak ..." Lea memperkenalkan, "Kak Aldo yang bakalan jagain Key nanti."
Key diam lagi. Manik cokelat itu berkilat senang, "Tata ..."
Tertegun. Semua orang langsung bungkam. Rendra ngesot dari sofa merangkak menghampiri sang puteri. Kenapa kata pertama yang keluar dari Key bukan 'Mama' atau 'Papa'? Kenapa harus 'Kakak'?
Aldo juga tidak kalah terkejut. Dia berlari pada ayahnya meminta dompet. Gabriel memberikannya sesuai keinginan sang putera.
Aldo menghampiri Key yang kali ini digendong Rendra, menyodorkan dompet sang Papa, "Tuker."
"Hah?" Sekali lagi orang-orang terlihat tidak mengerti.
Merasa belum cukup. Aldo kali ini lari keluar. Bicara pada sopirnya, kembali dengan sebuah celengan ayam besar yang susah payah dia bawa. Dia letakkan kemudian geser ke arah Rendra.
Lagi Aldo berkata, "Tuker."
"Apanya, Al?" Rendra kebingungan. Yang lain sama penasarannya.
Dengan wajah lempeng. Bocah Giofardo menjawab, "Tuker celengan aku sama Key, Om."
Sedetik kemudian semua orang terbahak.
Kemudian Liesel menjelaskan pelan-pelan, kalau Key tidak bisa ditukar dengan uang. Membuat Aldo memasang wajah murung -kecewa.
Ingin mengobati hati putera sang sahabat yang mendung, Lea mendekati Aldo kemudian menggenggam kedua tangan mungil itu. Dia berbisik, "Aldo ..."
Aldo berkedip.
"Aldo mau Key?"
"Mau."
"Ayo kita buat perjanjian." Lea tersenyum manis, "kalo Aldo jagain Key, nanti setelah dewasa, Key boleh jadi milik Aldo. Mau?"
"Mau." Aldo menjawab bersemangat, "aku bakalan selalu jagain Key, Tante."
***
21 tahun kemudian ...
"HAHAHAHAHA!!!" tawanya menggema. Dia masuk kamar dengan senyuman mencurigakan. Gadis itu kian mendekat, menatap seorang pria yang terbaring di atas ranjang dengan tubuh terikat rantai.
Sepasang iris kelabu menyorotnya jengah. Entah ini sudah jadi percobaan pemerkosaannya yang keberapa? Terhitung sejak mereka menikah dua bulan lalu. Yang dilakukan istri kekanakannya masih tidak juga berubah.
Kali ini dia sengaja mengalah. Wajah aristrokrat itu tetap terlihat tenang. Menatap menelisik si gadis berambut cokelat yang kian mendekat. Memegang gunting di tangan kanannya, memindai tubuh si pria dengan sorot buas.
Dia terengah-engah.
"Aldo, kali ini kamu gak bisa kabur." Namanya Key Diana. Dulu, sekarang, dan mungkin sampai kapan pun sikapnya tidak akan pernah berubah. Si pembuat masalah yang menyelesaikan masa SMU-nya dalam enam tahun. Saat ini dia terpaksa menjadi mahasiswi di salah satu Universitas terkemuka di Bandung.
Soalnya ... kalau dia menolak kuliah, dia tidak diizinkan menikah muda dengan si pujaan cinta.
Ranjang melekuk saat gadis itu merangkak. Menaiki tubuh suaminya yang memberi sorot tidak tertarik. Mulut Aldo dilakban, jaga-jaga kalau dia berteriak membuat ribut di rumah mereka.
Masalahnya, di lantai satu ada kamar sang papa. Bisa diomeli siang-malam dia kalau ketahuan berusaha menyerang suaminya duluan untuk kesekian kali bulan ini.
"Mph."
"Hah?!"
"Mphhh!!!"
Berkedip tidak paham. Akhirnya Key memutuskan melepas lakban yang menutup mulut Aldo. Dia membungkuk, wajah lugu itu membuat Aldo mendesis gemas.
"Key, lepasin atau aku hukum kamu begitu aku lepas sendiri." Aldo mengancam serius. Istrinya justru meniupi telinganya, setidaknya itu yang dia tahu dari manga dan anime yaoi yang dia tonton untuk membuat suaminya bergairah.
"Lepasin aja sendiri." Key tersenyum mengejek. "Malem ini, aku pasti berhasil masukin kamu."
"Masukin?" Aldo membeo. Key masih saja sesinting ini. Dia menolak keras diperlakukan sebagai submisif. Dia itu seme. Dia yang mengambil kendali dalam suatu hubungan termasuk yang memiliki tugas menghamili. "Jangan ngawur. Minggir. Aku masih ada kerjaan."
"BOOOODOOOO!!!" Key justru mengelusi perut Aldo. Keras sekali. Dia cungar-cengir bersemangat. Tubuh Aldo memang paling cocok dijadikan model novel-novelnya. "Hukum aja kalo bisa lepas sendiri."
Ck!
Aldo berdecak. Dia masih berusaha sabar, "Lepasin, Key."
"Berisik lo cadel!" Hinaan Key membuat Aldo naik pitam. Cewek itu turun dari tubuh Aldo, mengambil lotion di atas laci untuk melancarkan serangan busuknya.
Ini akan jadi malam bersejarah.
Dia akan menginvasi tubuh Aldo sampai ke dasar-dasar.
"Orang cadel dilarang banyak ngoc-!"
Key membungkam mulutnya. Dia ternganga saat Aldo duduk, menghentak rantai yang mengikat tubuhnya, dan semua rantai itu terpecah belah.
Gila.
Kuat sekali.
Key nyengir canggung. Mundur saat Aldo turun dari kasur. Pria itu tersenyum bengis, mengangkat dagunya angkuh sambil berkata mendayu, "Siapa yang malam ini mau begadang makan kalkulus?"
"OH MY GOD! OH NO!!!" Dan sebelum sempat dia melarikan diri. Tubuhnya tiba-tiba terangkat tinggi. Kedua kakinya melayang kehilangan pijakan. Key panik bukan main.
Sebelah tangan saja yang mengangkat kerah kemeja belakang Key Diana, dan Aldo memperlakukannya seolah menjiwir kucing.
Pikasebeleun.
Tubuh Key dibalikan. Dia berkeringat dingin saat iris abu itu menatap kian lekat. Wajah rupawannya kini lebih mirip jelmaan setan. Aldo berbisik, "Lo~ bener-bener gak bakalan tidur malem ini."
***
SEBAGIAN CERITA DIHAPUS KARENA SUDAH DITERBITKAN
Untuk pembelian bukunya bisa ke shopee atau tokopedia queenbookshop, atau WA MinRia : 0857-7500-2222
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dere-Dere (SUDAH DITERBITKAN)
RomanceSEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS PEMENANG WATTYS 2017 kategori STORYSMITH Aldo sudah biasa menghadapi segala tindakan gila istrinya termasuk cara pikir tidak masuk akalnya. Aldo bisa menahan diri saat Papa mertuanya memberi izin Aldo dan Key menikah asa...