Aldo berdiri kemudian melangkah menuju kulkas. Mengambil minuman kaleng dingin lalu menempelkannya ke pipi. Bola matanya bergulir menatap jam dinding. Pukul dua pagi, istrinya malam ini lagi-lagi menginap untuk begadang.
Bisa Aldo dengar gerutuan Key yang tidak juga berhenti. Pada dasarnya, sejak awal Key memang gadis yang pintar. Karena itu mempelajari suatu mata pelajaran kalau dia serius bukan hal yang sulit.
Permasalahannya, Key tidak pernah serius lagi. Dia bahkan cuek-cuek saja walau dapat nilai jeblok di sekolahnya dulu. Di Universitas, Key belajar lebih giat. Dia ingin cepat wisuda agar mereka bisa menjalani malam pertama.
Malam pertama, ya?
Walau seperti kucing garong, faktanya Key memang lugu. Aldo bahkan tidak yakin memangnya puteri Rendra itu tahu tentang hubungan seks pria dan wanita? Yang dia tonton selama ini hanya anime yaoi saja.
Tapi, gadis yang menjadi istrinya saat ini, merupakan sosok pelipur lara. Semua tingkah ajaib Key selalu sanggup membuat aldo terpesona.
"Gak bisa." Key mengeluh. Membuat Aldo berbalik, melihat Key yang mendongak sambil memberinya tatapan sendu, "soal yang ini gak paham Aldo."
"Yang mana?" Aldo mendekat. Duduk di samping Key, menarik gadis itu agar duduk di pangkuannya. Key menunjuk soal yang tidak bisa dia selesaikan. Aldo menghela napas, "gini caranya. Perhatiin."
"Iya."
Mendadak Aldo teringat pada kejadian delapan belas tahun silam. Saat Key baru belajar berhitung di usia ke-empat, dia selalu duduk di pangkuan Aldo sambil minta diajari.
Aldo tidak yakin Key masih mengingatnya. Tapi bagi pria itu, momen kebersamaan mereka, tidak ada sedetik pun yang bisa dia lupakan.
Ini sudah terlalu malam. Setidaknya Key pasti kapok. Karena itu Aldo akan membiarkannya beristirahat.
"Yaudah. Jangan diulang. Sekarang mendingan lo tidur." Aldo menepuk puncak kepala Key dengan senyuman samar, "besok lo kuliah."
"Gendong."
Dia ini ...
Aldo mendengus. Tapi walau begitu dia menuruti kemauan istrinya. Menggendong Key mengantarnya menuju kamar.
Ya. Walau sudah dua bulan menikah, berkat aturan sang mertua, mereka masih menempati kamar terpisah.
***
"Aldo. Ke kampusnya bareng yuk." Key cungar-cengir. Rambutnya dikuncir tinggi. Gigi kelincinya dipamerkan percaya diri. Aldo beringsut dari kasur, mengambil handuk dan mengikatkannya di pinggang, dia melepas celana kemudian melemparkan ke keranjang.
Key berkedip. Dia berjinjit ingin mengintip keranjang cucian kotor. Sudah dua bulan mereka menikah, Key masih tidak tahu di mana selama ini Aldo menyembunyikan celana dalamnya?
Sadar dengan niat busuk sang istri, Aldo memukul kepala Key pelan, dia melotot. "Jangan nyuri celana dalam gue. Paham?"
"Pinjem dong." Key berkata ngawur. "Cuma buat dicium doang."
Aldo tahu Key bercanda, tapi ocehan frontalnya tetap saja membuat dia kembali mendaratkan satu jitakan. Sulung Giofardo mendesis. Bagaimana bisa seorang gadis bicara sevulgar itu tentang hal-hal pribadi lelaki?
"Pengen ikut mandi." Key protes saat Aldo meninggalkannya. Dia menjinjing guling bergambar foto Aldo dalam pose seksi menuju kamar mandi. "Ikut."
"Mandi sendiri!"
"Ikut! Gosokin punggung gue. Janji gak ngapa-ngapain." Key memasang wajah memelas. Lagipula kenapa juga Aldo harus menolak? Pria itu pernah beberapa kali melihatnya telanjang saat bayi. Sekarang atau dulu 'kan sama saja. "Atau jangan-jangan~ lo yang takut napsu terus perkosa gue, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dere-Dere (SUDAH DITERBITKAN)
RomanceSEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS PEMENANG WATTYS 2017 kategori STORYSMITH Aldo sudah biasa menghadapi segala tindakan gila istrinya termasuk cara pikir tidak masuk akalnya. Aldo bisa menahan diri saat Papa mertuanya memberi izin Aldo dan Key menikah asa...