In Party

201 16 0
                                    

Gue menggunakan Dress hitam bercorak garis-garis putih dibagian pinggang. Dengan sedikit rias diwajah gue. Dan juga high heels putih yang serasi dengan jam tangan putih gue.

Berbeda dengan Ken. Dia hanya menggunakan pakaian santai seperti hari-hari biasanya. Baju Hardcore yang tidak terlalu besar. Celana skinny selutut. Dan dengan sepatu converse merah. Gue bersyukur karena malam ini dia tidak berdandan begitu maskulin. Walau sebenarnya itu sudah termasuk maskulin.

"Gue nggak yakin" Kata Ken saat kami memarkir mobil Ken dihalaman rumah Doni. Gue lihat beberapa temen-temen yang sekiranya tamu Doni sudah ramai berkumpul disalah satu sudut halaman nya yang luas ini. Mereka berbaur saat sebuah suara muncul lewat microfont. "Testt.. Tesstt.."

"Ehh.. Udah mulai tuh. Ayok Ken" Ajak gue.

"Tunggu" Cegat Ken saat gue mau membuka pintu mobil untuk keluar.

"Kenapa?" Gue menurut untuk tidak keluar dahulu.

Ken hanya menunduk pasrah. Dia terlihat gelisah, murung, dan tidak bersemangat. Karna biasanya Ken selalu semangat mengikuti party. Dia akan bergaya. Dan gayanya sangat berbeda dengan disekolah. Dia tidak cupu. Dia akan melepas kaca matanya dengan kontak lens. Dia akan begitu liar. Tapi aneh, kali ini tidak. Kenapa yaa..?

Ohh.. Iyaa..!

Gue memegang pundaknya. Gue baru inget! Ini party nya Doni. Dan Doni temannya Teguh dan Dode. "Udah Ken.. Nggak usah ditakutin yang begituan. Dode pasti nggak akan tau kalo lo dateng kesini."

"Lo yakin?"

Gue mengangguk mantap.

"Tapi gue ragu. Gue bakal malu-malu in doang. Gue nggak PD Sit"

"Ada gue Ken." Sahut gue.

Ken tampak yakin. Dia menangguk menatap gue. Dan kami keluar menuju kerumunan orang party.

***

"Hai sayank" Teguh mengagetkan gue dan Ken yang sedang menikmati musik band yang disewa Doni di party nya ini.

"Ohh Haiiii" Balas gue. Kemudian Teguh cipika-cipiki ke gue.

"Ehh.. Haii Nik" Kata Teguh ke Ken.

Ken yang tidak suka dipanggil 'Nik', tidak menyahut. Gue lalu berbisik ke Teguh.

"Yank, dia nggak suka dipanggil Nik. Panggil Ken aja"

Teguh menatap nggak percaya ke gue. Gue cuma nyengir sambil mengangkat bahu. Dia geleng-geleng "Tapi kan namanya Niken." gumam Teguh ke gue. Gue cuma diem nggak menanggapi.

Teguh memutar bola matanya. "Ekhemm.. Haii Ken" Sapanya kembali

"Ohh.. Haii Guh" Kemudian mereka bersalaman.

"Udah lama nunggu ya yank"

"Iy-"

"Nggak kok " Gue memotong ucapan Ken. Gue nggak mau bikin Teguh nggak enak hati.

"Serius?" Teguh menatap gue. Lalu dia mengambil segelas minuman dari meja dekat kami berdiri.

"Iyaa, cuma 1 jam. Nggak lama kan?" Ken nyeletuk gitu aja. Ah! Sialan!

Teguh terlihat agak menyesal. "Udahh.. Nggapapa kok" Kata gue menimpali.

"Emm.. Ya udah yuk Yank, Ken. Gabung kesana aja. Ngapain disini. Lagian band nya nggak terlalu bagus." Teguh mengajak Gue dan Ken kearah tempat teman-temannya ngbrol seru-seruan. Gue cuma mengangguk sambil menyahut. "Yukk"

"Gue nggak" Ken nolak. "Gue disini aja."

"Aku juga deh. Aku disini aja yank" Gue udah janji sama diri gue sendiri untuk nggak ninggalin dia ditempat asing ini sendiri.

"Emm.. Okayy.. Kalo gitu gue stay disini juga."

"Kamu nggak kesana?" Gue bertanya ke Teguh. Kok tumben sih dia nggak gabung sama temen-temennya?

"Aku mau nemenin kamu"

Aiihhhh.. Bisa aja. Gue lama-lama bisa pingsan nih. Gue yakin pasti saat ini pipi gue bersemu merah.

Gue natap Ken. Dia memutar bola mata membuang muka.

"Nggak usah blush-ing gitu keles" Kata Ken jijik.

"Apaan sih." Aduhh.. Gue tambah malu digituin sama Ken. Sialan! Teguh cuma senyum-senyum. Ish!

Dan akhirnya suasana mulai sangat mencair. Kami mengobrol. Tertawa bersama. Ini nggak pernah gue bayangin sebelumnya. Ken kembali menjadi pribadi yang biasa. Nggak sedingin tadi.

"Gabung dong" Tiba-tiba terdengar suara. Gue dan Teguh memandang berbarengan ke belakang Ken. Asal suara tersebut. Ken tidak menggubris suara itu. Bahkan menoleh pun tidak. Dia asik melihat pertunjukkan band dari tadi sambil memegang segelas minuman, dan sesekali meneguknya.

Gue menelan ludah kaget. Sedetik kemudian gue dan Teguh saling tatap. Kami sama-sama diam. Tidak bersuara. Kami saling memberi sinyal 'Gimana dong sekarang?'

Ken menatap kami yang juga tidak menggubris pertanyaan orang yang dibelakangnya itu. Dia menaikkan sebelah alisnya. Dia memberi tatapan heran. Tapi gue dan Teguh tetap diam. Ken kemudian berbalik sambil meneguk minumannya.

"Uhhukk" Ken terbatuk. Dia hampir tersedak saat melihat orang yang berbicara tadi. Sebenarnya bukan orang yang berbicara. Tapi cowok yang ada disebelah orang yang berbicara tadi.

Ya! Dia Dode. Dan Hebatnya, Dode bersama Mr. Sweet yang berbicara tadi. Dan kali ini Dode tampak kaget setengah mampus. Dan mereka saling tatap.

Dode dan Ken saling tatap.

"Kok lo semua diem sih?" Tanya Mr. Sweet. Tak ada yang menyahut. Kemudian Ken melangkah pergi.

"Mau kemana?"

Hah? What? Apa?

Kami -Gue dan Ken- kaget. Kaget banget saat Dode memegang lengan Ken dan menahannya pergi.

"Santai aja kalii" Dode masih memegang  lengan Ken. Lebih tepatnya. Mencengkram lengan Ken.

Ken hanya membalas dengan tatapan sinis. Menepis cengkraman tangan Dode dari lengannnya. Dan kini lagi-lagi semua diam. Kecuali Mr. Sweet yang tampak bingung melihat tingkah kami berempat.

"Kesana yuk" Mr. Sweet memecah keheningan diantara kami. Kami semua diam seperti robot. Menurut dan berjalan kaku mengikuti Mr. Sweet ke tempat ngobrol teman-teman Teguh.

***

(to be continue)

Vote and Comment maybe? That's my moodbuster^^ thx

Baca juga cerita Diary of Lucky Girl (Harry Styles Fan Fiction) dan Feels ^^

The Trouble NickNameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang