Delia Dhemilanata

57 14 0
                                        

     Ini mungkin terdengar sedikit berlebihan, rasa takut yang menjelma dalam jiwa memang tidak wajar. Tetapi semua tidak berhenti di siang itu.
Ponselku berdering, menandakan pesan masuk

08*********
Dari: P
Clara, aku sangat merindukan mu. Bisakah kita bertemu?

Ada kejanggalan yang teramat sangat, siapa yang tega melihat kesengsaraan seorang penakut. Saat ini aku hanya membutuhkan Ana. Sesegera mungkin berusaha menemuinya, tak peduli walau ini malam. Menelusuri semak belukar yang berisik karena hewan, ditimang angin malam. Sudah lama aku tidak terlentang dibawah bulan, berteduh dalam ayoman sinar tajam sang bintang. Sesaat, aku berhenti di taman kota, disaksikan kunang-kunang dan disambut wangi melati. Tetapi waktu memaksa beranjak pergi, melanjutkan perjalanan.
     Sudah tiga kali kuketuk pintu rumahnya, dan tidak ada jawaban. Sebelum tubuh sempat melangkah berbalik arah, seseorang menyentuh pundak dan berusaha mengunci mulutku menggunakan sehelai kain, tetapi aku memberontak, membuat dia jatuh terjungkal kebelakang, aku menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri. Kaki belum jauh berlari, terdengar gelak tawa yang terdengar begitu akrab, yaitu Ana.

"Hahahaha, maafkan aku Clara"

"Itu nggak lucu tahu!" Ungkap ku

"Aku hanya ingin kamu tahu, tak ada yang perlu ditakuti" jawabnya

"Benarkah? Kalau begitu, katakan itu setelah kamu dengerin ceritaku. Aku ingin tahu, masihkah kamu memiliki anggapan yang sama"

"Baik, ayo masuk dulu" ajaknya

Aku menceritakan segalanya pada Ana.

"Delia, gadis kecil itu rela berbuat hal konyol hanya untuk membahagiakan Mila, walau harus ...." Ungkap Ana

"An! Aku seriusan ini, kenapa kamu malah mendongeng?"

"Santai lah Clara, anggap ini hanya permainan. Kau hanya membutuhkan trik" jawabnya


Ditunggu saran dan kritiknya ya😊

Suara KebisuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang