Chapter 2

2.5K 381 31
                                    

Orang yang dipanggil Mr. Gates itu mengulurkan kedua lengannya memegang bahuku. Alih-alih melihatku dengan jarak dekat, dia malah memelukku sangat erat. Aku masih terdiam, shock.

"Finally, I found you." Katanya, sambil melepaskan pelukannya.

(Akhirnya, aku menemukanmu).

Aku memandang bu Lestari meminta penjelasan lebih. Beliau membantuku duduk, yang lain juga duduk di sofa yang mengelilingi meja kaca panjang.

"Begini Savannah. Sebelum menikah dengan Mbak Diana, Daddy kamu seorang duda dengan anak 1. Nah Brandon Gates ini, adalah anak pertama Daddy kamu, Safa." Bu Lestari kenal baik dengan mama, aku terperangah mendengar penjelasannya. "Jadi, Brandon adalah kakak kandung kamu."

Aku melihat wajah kakak kandungku, yang tampan seperti artis Hollywood. Dia tersenyum dan mengangguk-angguk seolah mengerti semua yang dibicarakan bu Lestari.

"Kenapa baru sekarang mencari aku?"

"Saya bantu jelasin ya Mbak Safa." Pria berwajah oriental di sebelah Brandon menjawabku, aku mengangguk. "Oh iya, nama saya Charles. Oke saya mulai jelaskan seperti yang Brandon sudah ceritakan pada saya. Saat Mr. Patrick Gates menikah lagi dengan ibu Mbak Safa, Brandon tinggal dengan Mama kandungnya di Nevada. Sedangkan Ayahnya tinggal di Los Angeles. Tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Ayahnya sejak itu. Saat kuliah, Brandon dengar kabar Ayahnya sudah menikah dengan orang Indonesia. Tapi Brandon tidak punya kesempatan untuk mencari nomor kontak Ayahnya. Sampai tahun lalu, Brandon pindah kerja ke Los Angeles dan mendapat kabar Ayahnya yang sudah tiada. Brandon juga tahu kalau Ayahnya punya anak lagi dengan pernikahan keduanya. Makanya Brandon ingin mencari sisa-sisa kenangan Ayahnya yang mungkin masih ada di keluarga istrinya. Tapi begitu dengar kabar Mbak Safa justru sebatang kara di sini, Brandon berniat membawa Mbak Safa ke Amerika."

Aku menatapnya tak percaya. Amerika?

"Tapi saya sudah dewasa, secara hukum saya bebas untuk tidak lagi dibawa oleh wali saya."

"Benar Mbak, tapi Brandon merasa punya tanggung jawab untuk membawa Mbak Safa. Mbak sudah yatim piatu sejak usia 5 tahun, itu cukup membuat Brandon merasa bersalah. Kenapa tidak mencari Ayahnya sejak dulu. Bagaimanapun, Mbak Safa adalah adik kandung Brandon satu-satunya." Pria bernama Charles itu menjelaskan lagi.

Bertanggung jawab? Ini bukan salah dia.

"It's not your fault. You don't have to take responsibility." Mmmm bener gak ya bahasa Inggrisku.

(Itu bukan salahmu. Kamu tidak harus bertanggung jawab).

"Yeah I know, it just...Look! If you know you have other sister or brother even from different Mom, can you close your eyes? Pretending you know nothing. I can't Savannah. I even can't sleep before I meet you."

(Iya saya tahu, ini hanya.. Dengar! Kalau kamu tahu kamu memiliki saudara perempuan atau laki - laki meski berbeda Ibu, bisakah kamu menutup mata? Berpura - pura kamu tidak tahu apa - apa. Aku tidak bisa, Savannah. Aku bahkan tidak bisa tidur sebelum menemukanmu.)

Aku speechless mendengar penjelasannya. Brandon benar, aku juga pasti tidak akan tenang jika tahu memiliki saudara sekandung lain.

"But, America? I have my life, over here."

(Tapi, Amerika? Aku punya kehidupanku, disini.)

"Don't you want to go to college? Don't you have a dream? Don't you wanna make it come true?"

(Tidakkah kamu ingin pergi kuliah? Tidakkah kamu memiliki mimpi? Tidakkah kamu ingin mewujudkannya?)

Aku punya, tentu saja. Aku ingin semua terwujud.

Hello Hollywood!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang