Chapter 5

2.1K 353 22
                                    

Aku sedang berselancar menggunakan laptop Brandon di ruang kerjanya. Mencari informasi seputar kampus terdekat dengan rumah ini. Kampus swasta tentu saja, aku tidak punya nyali mendaftarkan diri di Universitas ternama.

Getar ponsel mengalihkan tatapanku dari layar laptop. Pesan dari Tari.

Di Indonesia masih pagi, karena disini jam lima sore.

Suara ketukan di pintu membuatku beranjak dari kursi kerja Brandon. Siapakah tamu yang datang sore hari begini?

Kulihat dari lubang pintu, disana, berdiri seorang perempuan. Berambut merah panjang dan cantik, sangat cantik. Tidak penuh bintik - bintik seperti yang kita sering lihat di film - film.

Wajahnya tidak sabar saat ia kembali menekan bel dan mengetuk pintu. Aku terlonjak dan segera membuka gerendel kunci di dalam. Membukanya dan hendak bertanya.

Tapi begitu pintu terbuka, ia menerobos masuk tanpa permisi. Begitu sampai di dalam ia memutar tubuhnya dengan anggun dan melihatku dengan tatapan merendahkan, dari ujung rambut hingga kaki.

"Who are you?" Tanya-nya dengan, bagaimana kusebut, sinis?

"Savannah. Brandon's sister."

"Oh yeah, of course. Sangat mustahil jika Brandon memperkerjakan seorang pembantu." Lanjutnya dengan tawa meremehkan.

Tapi, apa dia bilang barusan. Maid? Dia pikir aku pembantu?

"And who are you, Mrs?" Aku tidak jadi terpesona pada dia. Orang Menyebalkan.

Dan sengaja menekankan panggilan Mrs alih – alih Miss.

Dia mengulurkan lengannya dengan sombong, "Miss!" Serunya, meralat. "Ford. Katherine Ford. Call me Kate."

Kubalas uluran tangannya dan segera melepaskan, ia mengusap - usap telapak tangan ke dress ketat yang dikenakannya. Seolah, tanganku kotor dan berkuman saja.

"Your Brother's fiance soon to be." Lanjut Kate, yang membuatku ingin melotot ke arahnya. Tapi kutahan.

Brandon terlalu tampan, baik dan luar biasa untuk Nenek Sihir di hadapanku ini. Tidak sulit mengenali seseorang, kesan pertama mengatakan segalanya.

"Alright, Savage. I'll be waiting Brandon in his room and you can do whatever you did before I interrupt whatsoever you do."

Mataku mengerjap, kesulitan menangkap kata - katanya. Tapi yang paling jelas adalah, Savage. Apakah dia barusan memanggilku begitu?

Dan menunggu, oke dia akan menunggu Brandon. Tapi. Apa? Dia melenggang masuk ke dalam kamar Abangku tanpa permisi. Apakah mereka sebebas itu? Mereka kan belum menikah.

Aku segera kembali masuk ke dalam ruang kerja Brandon dan mengirimnya pesan di whatsapp.

Me.

Kate is coming.

Brother B.

Kate? Okay. Kalian bisa berteman, dia baik dan menyenangkan.

Baik dan menyenangkan! Kuharap dia bercanda.

Brandon pulang jam delapan malam dan si Kate - Kate itu baru keluar ketika Brandon datang.

"Apakah kamu sudah makan malam, Safa?" Tanya Brandon ketika aku membawakannya secangkir teh hangat.

"Belum. Aku menunggumu." Jawabku.

"Teh? Malam hari? Apakah kau tinggal di Planet?" Kate mengejek teh yang kuhidangkan untuk Brandon.

Memang teh yang kugunakan adalah Twinning English Breakfast, tapi kan kita juga bisa minum kapan saja. Tidak mesti saat sarapan.

Hello Hollywood!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang