3. Nasihat Bunda

205 21 8
                                    

"Kakak belum tidur?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak belum tidur?"

Rita berjalan memasuki kamar anak gadisnya. Dengan nuansa berwarna biru, kamar Sea terlihat cerah. Di dindingnya bukan foto-foto eksis dirinya, hanya ada qoutes tentang mimpi dari beberapa penulis terkenal. Kata Sea itu adalah sebuah motivasi untuknya di saat Dia mulai lelah atau merasa ingin menyerah.

Rita Berdiri di belakang Sea yang masih berkutat pada buku-buku pelajaran.

"Tanggung nih, Bund. Gara-gara tadi main ke rumah Indah kelamaan nih."

"Nggak apa-apa sayang, lagian ini tugas mau dikumpul besok?" Rita kembali mengajukan pertanyaan membuat Sea mendongak ke belakang.

"Enggak, Bund."

"Istirahat dulu sayang, besok dilanjutin lagi. Kalau kamu terlalu ambisius pada impian, hasil yang kamu dapatkan nggak akan berujung baik."

Sea bangun dari duduknya, kini dia melangkah kecil ke tepian kasur. "Bukannya impian harus dengan cepat kita gapai, Bund? Selagi masih ada kesempatan."

Rita menghampiri sang anak, mengelus puncak kepalanya. "Tapi nggak boleh sampai membuat kamu susah sendiri."

Sea tersenyum lebar. "Berarti kita harus ngajak orang lain susah juga sama kita?"

Rita terkekeh, "Nggak gitu dong sayang. Kamu lupa kata Bunda? Kalau kamu bahagia, wajib hukumnya membuat irang disekitarmu ikut merasakannya. Tapi, jika kamu sedang susah, jangan pernah melibatkan orang-orang lain di dalamnya."

Sea mengernyit bingung. "Tapi manusia memang seharusnya Simbiosis Mutualisme kan? Saat kita senang mereka ada dan saat kita susah mereka juga ada. Sea juga akan melakukan hal yang sama."

"Setiap hati orang berbeda-beda. Jangan sampai kamu menaruh ekspektasi tinggi terhadap mereka. Atau nggak kamu yang nantinya akan kecewa. Selagi kamu bisa, lakukanlah tanpa campur tangan dari orang lain."

"Kalau aku merasa sudah tidak sanggup, Bund?"

"Kan ada Bunda yang selalu menguatkan."

Sea memeluk tubuh ramping Rita, kepalanya dia sandarkan pada pundak Bundanya yang begitu banyak harapan kepada dirinya.

Rita membalas pelukannya, tangannya mengelus pundak anak sulungnya, seakan memberikan kekuatan untuk besok memulai hari yang mungkin melelahkan lagi.

"Aku sayang banget sama Bunda."

"Bunda lebih menyayangi kamu, sayang."

Di depan jendela kamar Sea, Bulan dan Bintang seakan mengintip kebahagiaan. Malam yang sunyi adalah waktu terbaik untuk saling mengasihi. Setelah seharian lelah dengan keringat atau dada yang menggebu, kini waktunya untuk tubuh dibiarkan relaks, mendapatkan cinta dan kasih yang berada dirumah. Memang rumah adalah tempat yang paling berharga dari sebuah keluarga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Genuine LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang