dua

79 2 0
                                    

-Rendy POV-

Bohong kalau aku tidak melihat apa apa di handphone della. Aku melihat sebuah foto dia dengan seseorang yang tidak aku kenal. Aku tidak tau dia siapa, tapi della terlihat bahagia bersamanya. Cemburu? Aku tidak tau apa yang terjadi denganku. Aku hanya tidak suka saja. Apa aku menyukainya? Tidak mungkin. Aku terkenal dengan kecuekkan ku terhadap perempuan. Della mengingatkanku dengan adikku, adikku yang sudah lama meninggal, aku sangat menyayanginya, tetapi karna kecelakaan yang disebabkan orang orang bodoh, ia harus meninggalkanku dan kedua orangtuaku lebih dulu. Adikku hanya berbeda 1 tahun denganku. Bahkan tetanggaku mengira aku dengan adikku pacaran. Kami saling menjaga satu sama lain. Adikku, Lina. Dia selalu menceritakan orang yang dia suka kepadaku, aku hanya tersenyum mendengar ocehan adikku. Adikku selalu mengomentariku, selalu memarahiku jika aku sudah kasar dengan cewek. Tapi bagiku hanya adikku yang berharga. Orang tuaku pun sama denganku sangat menyayangi adikku. Tapi malang, adikku tiada dan aku percaya adikku adalah orang baik sehingga Tuhan memanggilnya lebih dulu daripada diriku.

Aku memandang della yang sedang tertidur. Dia sangat imut saat tidur seperti itu, bibirnya yang berwarna pink merona, bulu matanya yang lentik dan alis matanya yang lumayan tebal, kulitnya yang lumayan putih, rambutnya yang lurus. Aahh teringat lagi dengan adikku. Aku mengulurkan tanganku dan mengenyampingkan rambutnya yang menghalangi wajahnya. Aku tersenyum melihatnya. Dia sangat lucu.

Diam diam aku mengambil handphone ku dikantong celana dan memotret dirinya yang sedang tidur. Hobiku memotret. Aku ingin jadi fotografer professional. Instagramku isinya pemandangan indah semua. Wajahku yang tampan dan bakatku yang lumayan membuat orang orang tertarik padaku. Tapi aku tidak peduli, aku hanya peduli dengan diriku sendiri.

'sepertinya della sudah sangat terlelap' batinku. Angin yang masuk ke dalam kelas membuatku ingin tidur. Terlelap dan aku tertidur pulas.

-Rendy POV END-

-Della POV-

Perlahan-lahan aku membuka mataku, dan aku melihat rendy yang sedang tertidur di depanku. 'ish orang ini, selalu aja. Menyebalkan' batinku. Aku bangun dan mengambil handphoneku di dalam tas. Aku melihat ada notif pesan dari nova.

Kantin.

Aku melihat jam, ternyata pukul sudah menunjukkan jam 12, aku tidak tau berapa lama aku tertidur. Lagi lagi aku mengutuk rendy karna sudah mempersulitku. Aku menggeser mejaku lagi ke depan dan keluar kelas.

---Kantin---

Aku melihat nova yang sedang duduk sendiri, dia terlihat seperti banyak masalah. Aku menghampirinya, aku harap dia baik baik saja.

"apa ada masalah?" tanyaku khawatir.

"iya, dan aku tidak ingin menceritakannya padamu"

"baiklah." Aku hanya bisa pasrah kalau nova sudah bilang seperti itu. Nova bukan tipe orang yang ingin membagi kesusahannya kepada orang lain, dia terlalu menanggungnya sendiri. Aku merasa menjadi sahabat yang tidak berguna kalau sudah begini, tapi aku tidak mau memaksakannya untuk bercerita. Aku percaya nova adalah cewek yang kuat dan tegar. Yang bisa aku lakukan hanya berada disampingnya. Jika dia menangis, maka masalah itu sangatlah berat baginya, tapi setelah ia menangis ia merasa baik baik saja. Dia hanya tidak ingin menceritakannya saja.

"kamu udah pesen?" tanya nova kepadaku.

"belum. Kamu?"

"sudah. Pesan sana, kamu yang bayar ya" ucapnya dengan santai dan menunjukkan gigi putihnya yang rapi.

FIRST KISS WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang