[ A Fighter]

65 1 0
                                    

"Gimana udah baikan?" Tanya Armando sebari duduk di ujung ranjang Clara. Clara hanya diam tanpa mengelurkan sepatah katapun. Matanya menatap lurus ke arah pintu yang dibuka oleh Christ.

Armando merasa tidak enak dengan suasana Awkward seperti ini. Sudah lebih dari 5 menit Clara tetap diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ehm." Armando memecahkan keheningan. Clara menoleh kearah Armando dengan tatapan mata yang tajam. Bukan takut, Armando malah terpesona dengan tatapan Clara yang seperti ini. Mata itu sangat indah, dan Armando suka.

"jadi, lo kenapa kok pingsan? Padahal gue gak ngapa-ngapain."ujar Armando.

"Gapapa." Jawab Clara singkat. "Kalo ada apa-apa, lo bisa cerita sama gue. Gue listener yang baik kok." Ujar Armando dengan senyumnya. "Gak perlu." Jawab Clara.

Mata Armando terbelak mendengar jawaban Clara. "Ya udah jangan dibahas." Ujar Armando. "Ini gue bawa bubur sama coklat hangat. Semoga bisa tenangin pikiran lo ya." Ujar Armando dan mengambil mangkuk bubur yang ia bawa.

Mata Clara tidak melihat mangkuk itu sedikitpun. Ia kembali menatap Armando dengan tajam. "Kenapa lo narik gue ke rooftop?" Tanya Clara dingin. "Gue cuma penasaran sama tingkah lo tadi." Jawab Armando. "Tapi lo ga perlu jawaban karna menurut gue lo udah tau." Ujar Clara dingin.

"Jangan bilang karna gue cubit pipi lo?" Tanya Armando. Ia seakan tidak percaya kalo itu alasannya karena itu bukan mencium, hanya mencubit saja.

Clara diam tidak membalas perkataan Armando tapi masih memasang mata yang tajam. "Ya ampun Ara. Gue gak cium lo kenapa lo bisa marah gini? Jangan bilang gara-gara itu lo pingsan kaya gini?"tanya Armando hati-hati.

"Ya." Jawab Clara. "Gak semua cewek suka digituin. jujur, gue kadang risih sama orang banyak dan itu yang ngebuat gue jarang keluar kelas." Jelas Clara. "Tapi tadi gue gak apa-apain lo, Ra." Ujar Armando.

"Bagi lo itu fine-fine aja, tapi gue? Gak semua hal yang menurut lo simple, simple juga buat orang lain. Tau ga, yang lo lakuin tadi gak sopan. Gue gak kenal lo kenapa lo berani deket-deket gue kaya gitu? I think you're not a good man for me. Karna kalo cowok yang baik, gak bakal bisa ngebuat dirinya murah di depan cewek, like you. I liked a cold man, not you Armando." Ujar Clara panas. Dadanya naik turun dan suaranya meninggi satu oktaf. Mata Clara terasa panas melihat Armado disebelahnya kali ini.

Armando kaget mendengar ucapan Clara tadi karena ia tak menyangka masalah seperti simple menurutnya bisa membuat Clara marah.

"Maaf Clara. Gue gak tau kalo lo bisa semarah ini." Ujar Armando. Apa bagi Clara dirinya sangat rendah sampai Clara berkata kalau Armando murah. Jujur itu menyayat hati Armando.

"Selama gue keluar dari SD, gak ada cowok yang nyentuh gue selain Ayah. Lo gak tau kan, gue kagsama tingkah lo barusan." Ujar Clara pedas.

"Tapi jujur, gue gak ada maksut jahat, Ra." Ujar Armando.

"Ara, kamu gak boleh gitu." Ujar Christ tiba-tiba yang ternyata melihat adegan tadi. Armando lansung bangkit dari duduknya dan membiarkan Christ duduk menggantikan posisinya.

"Ayah?" Ujar Clara kaget. "Dia itu baik banget sama kamu." Ujar Chris menatap Clara lembut. "Tadi yang angkat kamu dari rooftop siapa coba?" Tanya Christ. "Gatau, yah." Jawab Clara. "Armando, Ara. Sekarang bilang makasih sam dia." Ujar Christ sambil mengelus rambut Clara.

Clara menoleh ke arah Armando yang berdiri tak jauh dari tempatnya. "Makasi kak." Ujar Clara tulus. Clara tau apa yang dikatakan Christ adalah benar karen Christ tidak pernah berbobong kepda Clara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MineWhere stories live. Discover now