*************
Bel istirahat berbunyi dan tak lama setelah itu murid-murid berhamburan ke kantin. bel istirahat adalah sebuat karunia ketika mereka sedang mendengarkan khotbah guru yang bahkan tak menempel sedikit pun di otak beberapa anak.
kantin yang semula sepi menjadi sangat ramai dipenuhi oleh siwa-siswi yang meneriaki pesanannya. "anjir, ada adek kelas yang cantik banget. jujur, awalnya gue mau minta ID Line pas ketemu dia tadi di tangga." ujar Kevin. ia menghambur ke meja luas yang sudah di booking oleh temannya.
teman-teman segerombolan Kevin biasanya istirahat lebih awal 15 menit dari biasanya. mereka bahkan mengclaim meja itu sebagai daerahnya dan tidak ada yang boleh makan atau bahkan sekedar duduk disana.
"seriusan yang mana?" ujar Ivan dan mengedarkan pandangannya ke satu kantin. "belum nyampe bege dia, tenang aja nanti bakal keliatan." jawab Kevin dan menoyor kepala Ivan. "itu cakep tuh, cakep banget." Tunjuk Fandra ke arah gadis yang masih berdiri untuk mencari tempatnya dengan beberapa orang. "anjir, cakep banget. man, man, liat dah cewek itu." ujar Ivan dan menyenggol bahu Armando.
Armando yang sedari tadi sibuk dengan Handphonenya langsung menoleh ke arah gadis yang di tunjuk temannya itu dengan terpaksa. matanya tersorot kepada gadis yang memiliki rambut kecoklatan sepunggung, mata coklat terang, dan kulitnya yang putih mulus seperti kapas. ia sangat berbeda dari gadis-gadis lainnya dan mungkin terlihat lebih mencolok karena warna kulitnya. ia bahkan tidak memakai make up dan bibir tipisnya berwarna pink alami. gadis itu juga memiliki hidung yang kecil namun mancung dan hal itu dapat meyakini Armando bahwa ia bukan orang Indonesia asli.
ia berjalan bersama 4 temannya dan memilih untuk duduk di samping meja Armando dan basisnya. beruntungnya, gadis itu memilih tempat duduk yang lansung mengarah ke tempat Armando. ia tertawa ketika sedang bercanda dengan temannya menciptakan pemandangan yang indah bagi Armando dan teman-temannya. Lesung pipi yang dalam dengan indahnya juga muncul di kedua pipi putih gadis itu ketika ia sedang tersenyum.
Armando baru menyadari gadis itu memiliki gigi yang putih dan cukup rapi dengan gigi susun sebagai penghiasnya. tangan gadis itu mendorong bahu teman disebelahnya dengan pelan dan itu menjadi pemandangan indah bagi Armando. tawanya kemudian terhenti ketika temannya membuka pembicaraan dan menyodorkan daftar menu ke arahnya. Rambut hitam-coklatnya jatuh dengan indah menutupi sebagian mukanya ketika ia menunduk untuk membaca daftar menu. Rambut itu terlihat sangat lembut dengan sedikit lengkungan di ujungnya. Armando terpesona seketika dengan gadis itu.
"eh, Arman liatin biasa aja dong, jangan sampe segitunya." ujar Danny menganggu lamunan Armando. Armando menatap Danny sinis karena suaranya cukup besar untuk membuat gadis itu menoleh. "toa banget sih." ujar Armando sinis kemudian memalingkan kepalanya dan kembali memainkan ponsel pribadinya untuk menutupi malunya saat itu.
Danny hanya tertawa kecil ketika melihat kelakuan Armando. "eh, disitu ada gebetan gue. gak kalah cantik sama cewek yang lagi lo pade omongin." ujar Danny. "yang mana? Zara atau Maudy?" tanya Kevin. "Risa. cantik kan?" jawab Ivan dengan santai. "cantik sih iya, cuman dia pake make-up tebel banget. ilfeel malah gue liatnya." ujar Kevin. "betul Vin." jawab Fandra. "dih, dia cantik bego." bela Ivan. "nah jadi temen gitu dong. cewek cantik dikata jelek."ujar Danny pede.
"tapi, yang paling cantik yang duduk di sebelah gebetan lo sih, Dan." ujar Ivan. "iya lah cantik, bule sih."ujar Danny membela. "tapi temen-temennya cantik semua sih." sela Fandra." squad goals lah."lanjutnya
"Dan, nama cewe yang disebelahnya Risa sapa?" tanya Armando menyela. mata Kevin, Ivan, Danny, dan Fandra terbelak mendengar Armando membuka suara. "hah, terkunci juga kan lo sama kecantikan dia." jawab Danny. "ka.. kaga, gue cuman penasaran aja. masa gak boleh tau sih."ujar Armando membela dirinya. "namanya sapa ya, tunggu gue inget inget." jawab Danny sambil memegang kepalanya seolah sedang berfikir. "putri deh kalo gak salah." jawab Danny. "oh putri." jawab Ivan, Kevin, dan Fandra bersamaan.
"tapi si putri dingin banget. temen kelasnya kan temen gue tuh, kalo ada cowo deketin dia pasti di cuekin. terus, dia pernah di kasih bunga sama temen kelasnya tapi dia gak terima gitu. dia nolak mentah mentah ntu cowok di depan kelas."jelas Danny. "jadi, lo kalo suka sama dia harus siap mental."lanjutnya. semua temannya melonggo. "isu banget si lo. kaya emak emak lagi belanja sayur di abang-abang."jawab Armando. "samper noh gebetan lo, terus cari tau nama temen disebelahnya." ujar Ivan. "oke." kata Danny dan kemudian pergi ke meja Risa dan teman-temannya.
Armando memperhatikan gadis itu yang sedang tersenyum sebari mendengan cerita Risa. namun, ketika Danny datang, entah mengapa senyum gadis itu memudar. ia bahkan tak memperhatikan sama sekali muka Danny dan membuat kesibukan dengan memakan makanannya. sangat berbeda dengan teman-temannya yang menyambut Danny dengan antusias dan bahkan ada yang menyisir rambut mereka dengan jari. entah apa yang dikatakan Danny, gadis itu lansung menoleh ke arah Danny dengan dingin dan bahkan tanpa sedikit senyum di bibirnya. Danny kemudian menunjuk ke arah meja Armando dan 5 cewek disana sontak menoleh.
"Anjir, Danny ngomong apa sih. sampe mereka gitu liatnya." tanya Fandra. "tau tuh si goblok. awas aja sampe dia ngomong macem-macem."jawab Kevin. namun saat ini berbeda, mata Armando bertemu dengan mata gadis itu. gadis itu memasang muka dingin dan matanya tak berhenti menatap mata Armando tajam. Armando akhirnya menoleh kembali fokus ke makanannya untuk menghindari tatapan gadis itu. Armando yakin jika ia tidak menoleh, maka gadis itu akan tetap menatapnya tajam seperti itu.
setelah beberapa waktu, Armando yakin gadis itu sudah tidak melihatnya lagi dan kemudian ia memutar bola matanya dan menatao gadis itu lagi. gadis itu yang awalnya diam kemudian membuka mulutnya dan mengeluarkan sepatah kata ke Danny. tak lama dari itu, Danny kembali kemeja mereka dan mengambil posisi di dekat Ivan dan di seberang Armando.
"nama gadis itu Ara. Clara. Putri Clara Anissa."ujar Danny.
YOU ARE READING
Mine
Ficção AdolescentePutri Clara Anissa adalah gadis cantik yang dapat membius pria dengan sekali melihatnya. disamping kecantikannya yang sempurna, Clara kaku dan bahkan bersikap dingin dengan cowok manapun. disamping itu, Armando- pentolan sekolah yang dingin dan badb...