Clara menginjakkan kakinya ke kelas dan menghampiri bangku miliknya dan Risa. Risa yang berjalan dengan Clara sedari tadi mengambil bedak dari tasnya dan touch-up make up yang ia pakai dari rumah. Kepribadian Risa sangat bertolak dengan Clara.
Risa biasanya bangun pagi untuk mencatok rambutnya atau menghabiskan waktu untuk make up. Clara mengakui Risa sangat cantik dan modis untuk ukuran anak SMA. kulit Risa sangat mulus tanpa bulu walaupun Clara masih jauh lebih putih dari Risa.
Berbeda dengan Clara, Clara menghabiskan waktu di pagi harinya untuk belajar dan mengulang pelajaran disekolah. jujur saja, Clara bahkan tidak bisa memakai eyeliner dan pensil alis. ia ke sekolah hanya memakai sunblock dan bedak bayi. kata dokter, kulit Clara sangat sensitive sehingga dilarang untuk berada di bawah sinar matahari dalam waktu lama. itu mengapa, Clara rutin mengunjungi dokter itu untuk sekedar meminta Cream malam dan Sunblock. namun, dokternya memberinya lebih dengan tambahan facial wash, toner, dan serum. Clara harus dipaksa Widya untuk ke dokter karena Widya sangat khawatir dengan wajah Clara yang sangat gampang memerah ketika terpapar cahaya matahari Indonesia.
Clara bahkan tidak memakai lipstick untuk bibirnya yang sangat berbeda dengan Risa.
Clara mengakui kalau Risa sangat cantik dan Clara tertinggal jauh dari Risa.
"eh Ara, lo gak ngerasa ya kalo kak Armando ngeliatin lo terus?" tanya Risa sambil menutup bedaknya. "siapa sih Armando? gak kenal gue."jawab Clara sebari mengeluarkan beberapa buku dari kolong mejanya. ia membuka buku paket kimia dan mulai mengisi beberapa soal yang tertera di buku tebal itu.
"astaga seriusan lo gak kenal sama kak Arman?"tanya Risa. "emang dia sapa makanya gue harus kenal dia?" jawab Clara masih dengan fokusnya yang tertuju ke buku.
"dia itu ketua tim basket sekolah kita, Ra. gue gak pernah liat dia ngeliatin cewek sampe segitunya. dia itu dingin banget dan gak perduli sama cewek. nih ya, waktu MOS cinta pertama gue kak Arman."jelas Risa. "dia ganteng kan yang paling gue suka itu matanya. jernih banget dan dalem gitu. anjir, mana mukanya bule-bule gitu lagi."ujar Risa. ada binar dimata Risa ketika Clara menoleh untuk melihatnya.
"lo suka sama dia?"tanya Clara. "jujur ya Ara, gue mau dideketin kak Danny biar tau lebih banyak tentang kak Armando."ujar Risa. Clara tidak melihat tampang bersalah di matanya. "lo gak boleh gitu, Ris. itu namanya mainin perasaan orang." ujar Clara.
"kita liat aja ntar."ujar Risa dan menatap ke depan. tatapannya kosong dan tak ada binar yang biasanya selalu melekat dimata itu. Clara merasa tidak enak dengan situasi seperti in,. ia kemudian menyengol bahu Risa dan berkata "Ris, gue ke toilet dulu ya."ujar Clara. "mau gue temenin, Ra?"tanya Risa. "ga usah Ris, gue sekalian mau ke UKS, minta obat." jelas Clara. "lo kenapa? ga sakit kan?" tanya Risa.
"gak papa Ris, gue cuman mual dikit aja."ujar Clara dan langsung berdiri dari tempatnya. ia turun dari tangga ke lantai 3 yang terdapat toilet terdekat. Clara masuk ke toilet perempuan dan masuk disalah satu biliknya.
Clara duduk di WC yang ada di bilik itu. Clara juga bersukur Toilet sekolahnya saat ini sangat berbeda dengan toiletnya ketika SD. toilet ini bersih dan terdapat 3 bilik dengan WC duduk yang tidak kalah bersihnya.
disitu, Clara memikirkan perubahan sifat Risa yang awalnya baik-baik saja menjadi lebih dingin. jujur, Clara sangat bodoh dengan urusan cinta dan tidak tahu pasti mengapa Risa mengira kalau Armando menyukainya. Tak terasa, Air mata Clara jatuh dan dengan cepat kemudian ia menghapusnya dengan telapak tangan. Clara tidak tahu kenapa ia menangis saat ini dan kenapa ada perasaan bersalah dengan Risa.
Clara keluar dari bilik itu dan menatap pantulan dirinya di cermin. ia membayangkan Risa yang selalu tampil modis dan sangat berbeda dengannya. hanya satu kesamaan, seragam yang Clara jahit lebih kecil dan ia menjahit seragam itu dengan Risa.
YOU ARE READING
Mine
Teen FictionPutri Clara Anissa adalah gadis cantik yang dapat membius pria dengan sekali melihatnya. disamping kecantikannya yang sempurna, Clara kaku dan bahkan bersikap dingin dengan cowok manapun. disamping itu, Armando- pentolan sekolah yang dingin dan badb...