Tiba-tiba air hujan mulai turun perlahan. Semakin lama semakin deras. Dan mulai membasahi tubuh Micell dan Jeffrey. Mereka kebingungan karena air mulai merambat dan membasahi tas dan baju sekolah mereka. Jeffrey dan Micell berlari. Mencari tempat untuk berteduh. Mereka berusaha melindungi barang-barang bawaan mereka. Mereka berhenti dan berteduh di bawah atap sebuah kafe. Jeffrey meletakkan barang-barang mereka di samping salah satu kursi yang kosong di kafe itu."Kau ingin pesan apa?" tanya Jeffrey kepada Micell. Gadis itu hanya tercengang.
"Aku bertanya kau ingin minum apa biar aku pesankan," ujar pemuda itu lagi."Em... Vanilla Latte"
"Baiklah!"
Micell melihat pemuda itu yang berjalan ke arah kasir. Namun belum sampai di kasir, pemuda itu kembali ke kursinya. "Apa kau melihat portable player ku?"
"Tidak!" katanya sambil menggeleng.
Jeffrey merogoh kantung celana dan saku baju sekolahnya. Ia juga membongkar tas sekolahnya, tapi alat itu tidak ada di sana. "Sepertinya terjatuh! Aku akan mencarinya. Kau tunggu di sini!" Belum sempat Jeffrey melangkah, Micell tiba-tiba memegang tangan Jeffrey. "Aku ikut mencarinya."
"Tidak! Kau tunggu di sini!"
"Bukankah mencari benda itu dengan dua orang lebih efektif dari pada hanya sendiri? Jadi biarkan aku ikut mencari!" kata Micell mantap.
Jeffrey hanya bisa pasrah dan mengizinkan gadis itu ikut mencari portable player miliknya.
Di tengah hujan deras itu, Micell dan Jeffrey masih sibuk mencari portable player berwarna abu-abu milik Jeffrey itu. Micell mengabaikan rasa lelahnya. Ia terus mencari dan mencari. Menyusuri tempat-tempat yang tadi mereka kunjungi di pasar. Ia tak menghiraukan tubuhnya yang mulai menggigil karena kedinginan.
Micell berhenti melangkah. Matanya tertuju pada sebuah benda kecil yang berada di dekat selokan. Ia berjalan mendekati benda itu. Senyumnya mengembang saat ia melihat benda itu, "Jeffrey! Aku menemukannya!" teriak Micell yang membuat Jeffrey berlari ke arahnya.
"Ini!" Micell menyerahkan portable player itu kepada Jeffrey. Jeffrey tersenyum melihatnya.
Tubuhnya refleks langsung memeluk Micell. "Terima kasih," ucapnya kemudian melepaskan pelukannya.Micell terpaku menerima apa yang baru saja terjadi. Ia benar-benar tak berdaya dibuatnya. Pemuda itu terlihat sangat bahagia dapat menemukan benda itu. Ia bahkan terlihat seperti seorang pangeran yang baru menemukan putri yang ia cari-cari seumur hidup. Ternyata benda itu sangat berharga bagi Jeffrey. Dan gadis itu senang dapat menemukannya.
Micell merasakan kehangatan di dalam hatinya. Gadis itu bergembira ria menyusul turunnya hujan yang semakin deras itu. Ia membiarkan air-air dari langit itu jatuh dengan bebas membasahi kulitnya. Lidahnya mengecap rintik-rintik hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moribund Love
Fantasy"Kau mempunyai tugas Agatha! Kau harus membuat seorang pemuda bahagia! Kau tidak boleh kembali sebelum tugasmu selesai!" perintah mutlak sang Dewi. "Akan hamba lakukan sesuai perintah Dewi!" **** Novel pertama dengan genre fantasy... Sedikit abstrak...