Aku, Dia

436 42 0
                                    

Hai... Maaf aku lama update... Ada beberapa alasan kenapa aku tidak update selama ini...
1. Tugas kuliah numpuk (Minggu-minggu yg lalu aku sibuk untuk buat film pendek dan itu sangat menguras waktu dan tenaga).
2. Liputan majalah (Minggu-minggu yg lalu juga aku ditugasin untuk wawancara bbrapa narasumber untuk kprluan penerbitan majalah fakultas dan itu mmbuat aku kesulitan membagi waktu).
3. Laptop tiba-tiba rusak (Entah kenapa laptop tiba-tiba blue screen. Bahkan untuk ngerjain tugas kuliah aku harus minjem laptop temen).
So, semoga alasannya bisa diterima dan semoga kalian tetep setia untuk membaca novel ini. Untuk menebus kesalahan, aku udh siapin special dua part.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan mem-vote dan memberikan komentar di novel ini...
Danke.. 😍

XXXXX

Pagi hari, setelah tiba di tempat parkir dan memarkirkan motornya, Jeffrey memutuskan untuk pergi ke bukit belakang sekolah. Ia ingin beristirahat di sana karena tempat itulah satu-satunya yang bisa membuat pemuda itu terlelap. Namun, langkahnya terhenti di pintu belakang begitu ia mendengar suara merdu mengalunkan sebuah lagu yang sangat ia kenal. Suara bernada lembut itu menariknya ke ruang kelas. Pintu kelasnya itu terbuka sedikit sehingga Jeffrey bisa melihat seorang gadis bersenandung sambil memandang ke luar jendela dengan sedih.

 Pintu kelasnya itu terbuka sedikit sehingga Jeffrey bisa melihat seorang gadis bersenandung sambil memandang ke luar jendela dengan sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeffrey merasa seolah jantungnya akan meledak dan kerongkongannya tercekat. Lagu dan suara merdu itu telah menimbulkan terlalu banyak perasaan tak nyaman dalam hatinya. Jeffrey mengira ia telah melupakan gadis itu, gadis masa lalunya. Tetapi ketika melihat Micell bernyanyi, semua kenangan itu muncul kembali. Menimbulkan kembali kerinduan yang menyesakkan dan telah lama ia singkirkan jauh-jauh.

Jeffrey masih bergeming di depan pintu. Hatinya berkecamuk mendengar lantunan suara merdu yang mengalun ke segenap penjuru kelas. Ia merasa seperti melihat gadisnya bernyanyi. Jeffrey mencubit tanggannya. Ia tersentak karena rasa sakit yang membuat ia sadar bahwa suara itu bukannya dalam mimpi, melainkan benar-benar suara yang keluar dari mulut Micell.

Pemuda itu merasa bingung. Ia tahu bahwa gadis yang bernyanyi itu bukan gadisnya, tetapi mengapa ia merasa suara itu adalah milik gadisnya. Belum lagi lagu itu, lagu yang dinyanyikan oleh Micell adalah lagu ciptaan Jeffrey untuk gadisnya. Dengan semua kebingungan itu, timbulah rasa keinginan Jeffrey untuk meninggalkan kelas. Ketika pemuda itu hendak melangkahkan kakinya, suara nyanyian itu berhenti. Micell tiba-tiba membalikkan badannya dan menyapa pemuda itu, "Hai Jeffrey!"

Jeffrey membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kelasnya, meskipun sesungguhnya ia ingin pergi dari tempat itu. Ia tidak mau bertemu dengan Micell dan ingin menjauhi semua kenangan tentang gadis masa lalunya.

Pemuda itu berjalan dan mendekati Micell. Ia berdiri tepat di samping gadis itu.

"Kau! Dari mana kau tahu lagu itu?" tanyanya sembari menatap Micell.

Micell membalas pandangan Jeffrey, "Ah, Moribund Love. Bukankah itu lagu yang sering dinyanyikan oleh gadis itu?"

Jeffrey tidak menjawab. Ia hanya memandang Micell dengan tajam.

Moribund LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang