Penyesalan Jeffrey

518 39 7
                                    

7 part lagi menuju end....

XXXX

Setelah dua tahun hidup bersama, kebahagian Agatha dan Jeffrey tiba-tiba terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah dua tahun hidup bersama, kebahagian Agatha dan Jeffrey tiba-tiba terusik. Beberapa kali Agatha tidak datang ke rumah Jeffrey. Saat ditemui di rumahnya, gadis itu pun tidak ada. Akhir-akhir ini juga Agatha seperti mengalami depresi. Perhatiannya sering terpecah, dan ia terlihat berbeda dari biasanya. Bahkan gadis itu sering melamun.

"Agatha, kau kenapa?" tanya Jeffrey memecah lamunan gadis itu. Ia mendekati Agatha yang tadi sedang memasak di dapur rumah Jeffrey sambil melamun. Agatha menoleh ke arah Jeffrey, dan tersenyum ke pemuda itu. "Ah, tidak. Aku tidak apa-apa."

"Katakan ada apa?" Jeffrey menyilangkan lengan dan memberinya tatapan bertanya. Agatha menunduk. Dia menyembunyikan sesuatu dari Jeffrey. Pemuda itu paham betul bagaimana sikap Agatha jika ia sedang berbohong atau mencoba menyembunyikan sesuatu.

"Jeffrey, kau tahu aku tak bisa berbohong padamu," kata Agatha pelan. Ia menahan napasnya sebentar dan menghembuskannya dengan berat. "Aku bertemu dengan ayahmu," Agatha berucap pelan. Gadis itu ingin berbohong. Tapi ia tidak bisa. Tatapan polos dari mata Jeffrey selalu berhasil membuatnya berkata jujur.

"Kenapa kau menemuinya?" Jeffrey berkata lagi dengan nada sedikit tinggi. Gadis itu berhenti dan tidak menjawab. Raut wajahnya berubah. Dia meletakkan spatulanya di atas wajan. Jeffrey menghampirinya dan membalik tubuh Agatha dengan kasar. "Aku sudah katakan jangan menemui keluargaku, Agatha! Apalagi pria brengsek itu!!!" Perasaan Jeffrey berkecamuk. Ia menatap gadis yang menunduk itu. Ia ingin marah tapi tak adil rasanya jika ia menumpahkan kekecewaannya kepada Micell, padahal dirinya sendiri tidak pernah jujur mengenai keluarganya.

"Maaf..." Hanya itu kata yang bisa keluar dari bibir gadis itu.

Jeffrey menghela napasnya cepat. "Baiklah Agatha. Kali ini aku memaafkanmu... Tapi aku mohon jangan menumui pria itu lagi. Jangan menyapanya apalagi berbicara kepadanya. Kau bisakan?"

Agatha hanya mengangguk pelan. Jeffrey tersenyum melihat anggukan dari gadis itu. Ia sudah lega sekarang. Setidaknya ia mampu meredakan gejolak dalam hatinya. Ia sudah putuskan sejak awal bahwa keluarganya, khususnya ayahnya, tidak boleh mencampuri hidupnya lagi. Ia sudah baik-baik saja saat ini. Ia sudah menghancurkan, membakar dan memusnahkan semua barang-barang yang berkaitan dengan masa lalunya.

Jeffrey mengatur emosinya. "Kau sedang memasak apa? Sepertinya enak..." Jeffrey mencoba mengalihkan pembicaraan.

Agatha juga mencoba untuk bisa bersikap seperti biasanya. Dengan sekuat tenaga, ia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum. "Aku memasak tumis kangkung. Kau harus mencobanya..."

Jeffrey membalas senyuman Agatha, ia menyicipi masakan gadis itu sambil sesekali menggodanya. Ia berharap itu pertama dan terakhir kalinya ia bertengkar dengan gadis itu. Ia tak ingin lagi menghilangkan senyuman indah dari wajah cantik Agatha.

Moribund LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang