Bagian 3

547 24 0
                                    

Hening memenuhi ruangan itu, Dokter maupun Anna terdiam setelah mendengar kalimatku.

"Apakah kau yakin.?" kata dokter itu heran

"Apakah aku terlihat bercanda.?" kataku datar

"Tidak Rain.! Jangan.!" Anna mencegahku, tapi aku menghiraukannya.

"Apabila kau melakukannya, kami memang masih bisa memasangkan jantung buatan untukmu. Tapi hanya dapat bertahan selama dua bulan, dan lagi jantung buatan itu hanya untuk sekali pakai." Dokter itu menjelaskan, aku tahu maksudnya. Aku hanya akan hidup dua bulan lagi, dan aku lebih dari siap untuk itu.

"Cepat lakukan bodoh.! Atau aku akan membunuhmu.!" Sentakku pada dokter itu.

Sebelum obat bius dari dokter itu membuatku tak sadarkan diri, hal terakhir yang aku lihat malam itu adalah Anna. Apakah aku tak salah melihat.? Aku melihat air mata Anna jatuh kemudian menghilang seperti kristal yang bersinar. Aku tersenyum jengkel padanya. Gadis itu memelukku, walaupun aku tak merasakan sentuhannya, aku dapat merasakan pelukan itu sangat murni untukku. "Ahh..." kataku dalam hati "Ini adalah pertama kali aku dipeluk oleh seseorang, sayangnya aku tidak dapat merasakannya sedikitpun." kemudian.. Gelap...

Aku terbangun esoknya, aku merasakan sebuah mesin yang sedang memompa darahku berada di dada sebelah kiriku. Aku tersenyum dan bergumam "Terima kasih dokter". Kemudian aku menoleh ke ranjang pasien sebelahku, Anna sudah bangun terlebih dahulu, ia sedang menangis

"Mengapa kau melakukannya.." kata Anna sambil menangis

"Bodoh.! Aku tak ingin kau mati, setidaknya kau tidak boleh mati sebelum aku mati." Jawabku cengengesan

Anna tersenyum kearahku sambil mengusap air mata di pipinya yang memerah

"Huuuhh..." kataku sebal melihatnya "Apabila kau mati sebelum aku mati, aku akan membunuhmu.!" lanjutku sambil tertawa kecil

Anna melangkah perlahan kearahku, tubuhnya masih terlihat lemas. Dia menggenggam tanganku
"Terima kasih.." bisiknya sambil tersenyum

Aku hanya tersenyum melihatnya. Seharusnya ia tahu, embun tak perlu mengucap untuk membuat daun jatuh cinta setiap pagi.
Kemudian seorang dokter datang, dia bilang kami harus dirawat minimal tiga hari sampai luka bekas oprasinya sembuh. Namun aku menolak, aku tahu situasiku dan Anna saat ini, apabila kami tidak segera pergi dari sini. Bosku dan para pasukannya akan membunuh kami. Aku langsung membayar semua biaya pengobatanku dan Anna, kemudian langsung pergi dari tempat itu dan mencari tempat persembunyian. Sebenarnya aku tak tega melihat Anna yang masih dalam keadaan harus dirawat, tapi apa boleh buat. Kami tiba dirumah kecil di desa tempat dulu aku tinggal, aku memulai kehidupan baru dengan Anna disana. Ya, kehidupan baru yang hanya dua bulan.
Aku hidup sangat bahagia bersama Anna, kini aku sudah tidak membunuh lagi, aku lebih senang melihat Anna tertawa daripada melihat darah.
Sebulan berlalu dan semua baik baik saja, malam itu seperti biasa, Anna menangis dengan alasan yang sama. Ia menangis karena mengingat umurku yang tinggal sebentar lagi. "Dasar cengeng.." kataku padanya.
"Kraaaank.!" Tiba-tiba suara jendelaku pecah, aku segera berlari memeriksanya.
Ku kira ada perampok yang mencoba masuk, ternyata hanya ulah orang jail yang melempar jendelaku memakai batu. Aku memeriksa keluar jendela, berniat untuk memarahi orang yang jail itu.
Namun seketika aku kaget, ada puluhan orang membawa senjata tajam didepan rumahku. Walau dalam gelap malam aku dapat melihat, itu adalah bosku dan para tentaranya.
"Rain keluarlah.!" teriak bosku "Aku punya hadiah untukmu.! Lihatlah, disini ada 60 orang yang membawa pedang, tapi tidak membawa pistol. Kau mau bersenang-senang dengan mereka.!"

Aku segera berlari kekamar Anna, dan membawanya kabur melalui pintu belakang, namun tidak ada jalan lagi. Aku sudah dikepung, Anna menangis memohon pada bosku untuk melepaskan kami. Namun bosku malah meludahi wajah Anna dan memakinya. Semua tentara bosku tertawa dan bersiap menyerang kami.
Tanpa di sadari, aku pun ikut tertawa, bahkan tawaku lebih menggema dibandingkan tawa semua tentara bosku.

"Tidak Rain..." kata Anna kaget

Blood and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang