Bagian 1

614 29 0
                                    

Aku terbangun saat sang jingga sudah menghiasi langit senja, hal pertama yang aku lihat adalah Anna yang sedang duduk dijendela kamarku.

"Mengapa kau membunuhku.?" kata Anna yang sepertinya sudah tahu bahwa aku telah bangun

"Seseorang membayarku untuk membunuhmu." jawabku sambil meregangkan tubuhku

"Siapa yang menyuruhmu.?" tanya Anna dengan suara sedih

"Bosku, pemilik tempat judi sekaligus bandar narkoba di kota ini. Apa yang telah kau perbuat sehingga ia menyuruhku untuk membunuhmu.?" kataku sambil mendekat ke jendela tempat Anna duduk

Gadis itu menatap sang jingga
"Kau lihat, saat ini menangis pun aku tak bisa." ucapnya dengan suara serak
"Bosmu memaksaku untuk menjadi istrinya, dan aku menolak."

"Gadis malang" kataku "Namun sayang, aku tidak memiliki rasa kasihan pada siapapun."

Aku melangkah mundur dan mengambil ponselku yang berdering, seseorang menelponku.
"Halo bos..!"

"Rain.! Cepat kesini.!" kata bosku ditelpon dengan nada marah.

Aku segera menutup telponku tanpa menjawab perintahnya. Kemudian bergegas untuk pergi ke tempat bosku.
Anna mengikutiku
"Apakah orang lain bisa melihatmu.?" tanyaku pada Anna

"Tidak, aku hanya bisa menampakan diri pada satu orang saja selama arwahku gentayangan." kata Anna

"Mengapa kau memilihku.?" tanyaku heran

"Bodoh.! Sudah ku katakan, aku akan terus mengganggumu sampai kau menyerahkan diri ke polisi.!" kata Anna jengkel

Aku hanya tertawa geli mendengarnya, siapa yang bodoh.? Aku tidak takut hantu. Lagi pula aku sama sekali tidak merasa terganggu olehnya.
Aku sampai ditempat bosku saat malam tiba, puluhan orang ditempat itu langsung mengarahkan senjatanya ke arahku. Bosku datang dengan wajah marah,
"Bodoh.! Sudah kubilang.! Bawa kepalanya padaku.!" teriak bosku sambil menunjuk-nunjuk wajahku

"Apa maksudmu.?" kataku heran

"Gadis itu belum mati.! Saat ini dia sedang koma di rumah sakit." kata bosku marah

Aku tersentak lalu menoleh ke arah Anna yang sedang berdiri disampingku. Anna hanya terdiam membisu sambil menatap marah ke arah bosku.

"Lihat apa kau Rain.! Apa kau dengar.! Sekarang datanglah ke rumah sakit itu dan kembalilah dengan benar-benar membawa kepalanya padaku.!" teriak bosku yang tampak semakin marah.

Seperti biasa, tanpa menjawab aku langsung pergi. Orang-orang di tempat itu masih mengarahkan senjatanya padaku. Namun aku tidak peduli, aku sangat marah sekarang. Aku sangat ingin membunuh gadis yang dari tadi mengikutiku semenderita mungkin.

Blood and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang